Information

Hier werden Nachrichten über den Salafismus veröffentlicht.
Was sind Salafisten?
Hier anschauen:
http://www.youtube.com/watch?v=l5HRdwsck10
(Alle Angaben ohne Gewähr)
Diese Seite richtet sich nicht gegen Muslime und den Islam.
Diese Seite soll über den Salafismus/Islamismus/Terrorismus informieren.
Es ist wichtig über Fanatiker aufzuklären, um den Frieden und die Freiheit zu sichern.
Wir wollen in Europa mit allen Menschen friedlich zusammen leben,
egal welche Herkunft, Nationalität und Religion.


::: DOKUS :::
(Achtung: Youtube ist überschwemmt mit Videos, die salafistischen/islamistischen Einfluss besitzen.
Deshalb: Schaut euch die Accounts genau an!)

1.
[DOKU] Wie Salafisten zum Terror verleiten - 2013
https://www.youtube.com/watch?v=uM2x-vgdrKM

2.
Pulverfass Deutschland - Doku über Probleme zwischen Salafisten und Rechtsradikalen
https://www.youtube.com/watch?v=H5nOuzXJOmY

3.
Salafisten, ein finsterer Verein (heute-show)
https://www.youtube.com/watch?v=Myq48smApKs

4.
Deutsche Salafisten drangsalieren weltliche Hilfsorganisationen in Syrien | REPORT MAINZ
https://www.youtube.com/watch?v=lCext-9pu9I

5.
DIE SALAFISTEN KOMMEN
https://www.youtube.com/watch?v=uWARKJSKOP4

6.
Best of 2013 Peter Scholl Latour EZP Salafisten wird durch Saudisches Geld verbreitet!!!
https://www.youtube.com/watch?v=FmV3Z6f1BQQ

7.
Frauen im Islam
https://www.youtube.com/watch?v=mb4G6tUbkD0


8.
Gülen Bewegung
http://de.wikipedia.org/wiki/Fethullah_G%C3%BClen#Deutschland
Gefahr für Deutschland - Gülen Bewegung versucht die Unterwanderung
http://www.youtube.com/watch?v=E9Q1jS7Rw9M

9.
Islamisten oder Demokraten - Die Islamische Milli Görüs / Millî Görüş / Milli Görüş
http://www.youtube.com/watch?v=EtWjumM5G88

10.
Die türkischen Graue Wölfe (Rechtsextremismus/Islamismus)
http://www.youtube.com/watch?v=_Z9LEc4qM1I

11.
Föderation der Türkisch-Demokratischen Idealistenvereine in Deutschland
(türkisch Almanya Demokratik Ülkücü Türk Dernekleri Federasyonu, ADÜTDF; kurz auch Türk Federasyon, dt. „Türkische Föderation“)
http://de.wikipedia.org/wiki/F%C3%B6deration_der_T%C3%BCrkisch-Demokratischen_Idealistenvereine_in_Deutschland



http://de.wikipedia.org/wiki/Salafismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Islamismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Mill%C3%AE_G%C3%B6r%C3%BC%C5%9F

http://boxvogel.blogspot.de

::: DOKUS ENDE :::


http://salafisten-salafismus.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafisten
http://islamismus-islamisten-salafisten.blogspot.com
http://islamisten-salafisten.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://islamismus-salafismus.blogspot.com
http://islamismus2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamismus
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafismus2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamisten
https://www.google.de/#q=salafisten
http://salafisten2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://islamisten2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafisten.blogspot.de
https://www.google.de/#q=salafisten
http://salafistenfacebook.blogspot.de
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafisteninyoutube.blogspot.de
https://www.google.de/#q=islamisten
http://salafismus.blogspot.de
https://www.google.de/#q=salafismus
http://salafismusinfacebook.blogspot.de
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafismusinyoutube.blogspot.de
http://scharia-strafen.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
https://www.google.de/#q=islamismus
http://quran-hoeren-karim-mp3-deutsch.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://mohammed-islam-koran-quran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
https://www.google.de/#q=islamisten
http://islam-symbol-gebet-moschee.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://islam-referat-entstehung-koran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamisten
http://scharia-in-deutschland-islam-koran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://scharia-steinigung-scharia-gesetze.blogspot.com
http://islamisten-islamismus.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://gebetszeiten-islam-akte-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
http://frauen-im-islam-koran-quran.blogspot.com
http://sehitlik-groesste-moschee-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
http://frauen-unter-der-scharia-politik.blogspot.com
http://koran-online-mp3-frauen-suren.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://was-bedeutet-salafismus.blogspot.com
http://quran-download-islamway-flash.blogspot.com
http://minarett-moschee-koeln.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://kaaba-blaue-moschee.blogspot.com
http://muenchen-moschee-gebetsruf-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamisten
http://koran-auf-deutsch-hoeren-pdf.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://islamismus-islamisten.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus

Benachrichtigung für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 23 Themen

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    Apa hukum mencium anak orang kafir yang belum baligh?
     
    " Bertuahlah kalau cium budak-budak kerana hadith menyebut siapa yang kasih kepada makhluk, Allah kasih kepadanya. Budak itu belum dikatakan kafir melainkan setelah baligh. Jadi tak haram cium kanak-kanak "
     
    [ Ustaz Azhar Idrus ]
     
    ♥ children , a cutest little things in the World . Do appreciate and love them no matter how they look and behave (:
    http://graph.facebook.com/100000384828354/picture
    Jul 1st 2013, 02:30
     
    Apa hukum mencium anak orang kafir yang belum baligh?
     
    " Bertuahlah kalau cium budak-budak kerana hadith menyebut siapa yang kasih kepada makhluk, Allah kasih kepadanya. Budak itu belum dikatakan kafir melainkan setelah baligh. Jadi tak haram cium kanak-kanak "
     
    [ Ustaz Azhar Idrus ]
     
    ♥ children , a cutest little things in the World . Do appreciate and love them no matter how they look and behave (:
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    [T.Asmawi] Sabda Rasulullah SAW : Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan syurga bagi orang kafir.- Sahih Muslim قال عليه الصلاة والسلام ( الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر ) صحيح مسلم
    http://graph.facebook.com/483583325062637/picture
    Jul 1st 2013, 02:30
     
    [T.Asmawi] Sabda Rasulullah SAW : Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan syurga bagi orang kafir.- Sahih Muslim قال عليه الصلاة والسلام ( الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر ) صحيح مسلم
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

 Search Facebook kafir: Wanita Mulia Ibu dari Seorang Pahlawan Belia (Bagian 1)Abu Qudamah Asy-SyamiDalam Shifatus Shofwah oleh Ibnul Jauzi dan Masyaraqiul Asywaq oleh Ibnu Nahhas dikisahkan seorang salih yang bernama Abu Qudamah Asy-Syami.Abu Qudamah adalah seorang yang hatinya dipenuhi kecintaan akan jihad fi sabilillah. Tak pernah ia mendengar akan jihad fi sabilillah, atau adanya perang antara kaum muslimin dengan orang kafir, kecuali ia selalu ambil bagian bertempur di pihak kaum muslimin.Suatu ketika saat ia sedang duduk-duduk di Masjidil Haram, ada seseorang yang menghampirinya seraya berakta, "Hai Abu Qudamah, Anda adalah orang yang gemar berjihad di jalan Allah, maka ceritakanlah peristiwa paling ajaib yang pernah kau alami dalam berjihad.""Baiklah, aku akan menceritakannya bagi kalian," kata Abu Qudamah."Suatu ketika aku berangkat bersama beberapa sahabatku untuk memerangi kaum Salibis di beberapa pos penjagaan dekat perbatasan. Dalam perjalanan itu aku melalui kota Raqh (sebuah kota di Irak, dekat sungai Eufrat). Di sana aku membeli seekor unta yang akan kugunakan untuk membawa persenjataanku. Di samping itu aku mengajak warga kota lewat masjid-masjid, untuk ikut serta dalam jihad dan berinfak fi sabilillah.Menjelang malam harinya, ada orang yang mengetuk pintu. Tatkala kubukakan, ternyata ada seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan gaunnya."Apa yang Anda inginkan?" tanyaku."Andakah yang bernama Abu Qudamah?" katanya balik bertanya."Benar," jawabku."Andakah yang hari ini mengumpulkan dana untuk membantu jihad di perbatasan?" tanyanya kembali."Ya, benar," jawabku.Maka wanita itu menyerahkan secarik kertas dan sebuah bungkusan terikat, kemudian berpaling sambil menangis.Pada kertas itu tertulis, "Anda mengajak kami untuk ikut berjihad, namun aku tak sanggup untuk itu. Maka kupotong dua buah kuncir kesayanganku agar Anda jadikan sebagai tali kuda Anda. Kuharap bila Allah melihatnya pada kuda Anda dalam jihad, Dia mengampuni dosaku karenanya.""Demi Allah, aku kagum atas semangat dan kegigihan wanita itu untuk ikut berjihad, demikian pula dengan kerinduannya untuk mendapat ampunan Allah dan Surga-Nya," kata Abu Qudamah.Keesokan harinya, aku bersama sahabatlu beranjak meninggalkan Raqh. Tatkala kami tiba di benteng Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba dari belakang ada seorang penunggang kuda yang memanggil-manggil,"Hai Abu Qudamah.. Abu Qudamah.. tunggulah sebentar, semoga Allah merahmatimu," teriak orang itu."Kalian berangkat saja duluan, biar aku yang mencari tahu tentang orang ini," perintahku pada para sahabatku.Ketika aku hendak menyapanya, orang itu mendahuluiku dan mengatakan,"Segala puji bagi Allah yang mengizinkanku untuk ikut bersamamu, dan tidak menolak keikutsertaanku.""Apa yang kau inginkan?" tanyaku."Aku ingin ikut bersamamu memerangi orang-orang kafir," jawabnya."Perlihatkan wajahmu, aku ingin lihat, kalau engkau memang cukup dewasa dan wajib berjihad, akan aku terima. Namun jika masih kecil dan tidak wajib berjihad, terpaksa kutolak." Kataku.Ketika ia menyingkap wajahnya, tampak olehku wajah yang putih bersinar bak bulan purnama. Ternyata ia masih muda belia, dan umurnya baru 17 tahun."Wahai anakku, apakah kamu memiliki ayah?" tanyaku."Ayah terbunuh di tangan kaum Salibis dan aku ingin ikut bersamamu untuk memerangi orang-orang yang membunuh ayahku," jawabnya."Bagaimana dengan ibumu, masih hidupkah dia?" tanyanku lagi."Ya," jawabnya."Kembalilah ke ibumu dan rawatlah ia baik-baik, karena surga ada di bawah telapak kakinya," pintaku kepadanya."Kau tak kenal ibuku?" tanyanya."Tidak," jawabku."Ibuku ialah pemilik titipan itu," katanya."Titipan yang mana," tanyaku."Dialah yang menitipkan tali kuda itu," jawabnya."Tali kuda yang mana?" tanyaku keheranan."Subhanallah..!! alangkah pelupanya Anda ini, tidak ingatkah Anda dengan wanita yang tadi malam menyerahkan seutas tali kuda dan bingkisan?""Ya, aku ingat," jawabku."Dialah ibuku! Dia menyuruhku untuk berjihad bersamamu dan mengambil sumpah dariku supaya aku tidak kembali lagi," katanya."Ibuku berkata, 'Wahai anakku, jika kamu telah berhadapan dengan musuh, janganlah kamu melarikan diri. Persembahkanlah jiwamu untuk Allah. mintalah kedudukan di sisi-Nya, dan mintalah agar engkau ditempatkan bersama ayah dan paman-pamanmu di surga. Jika Allah mengaruniamu mati syahid, maka mintalah syafaat bagiku."Kemudian ibu memelukku, lalu menengadahkan kepalanya ke langit seraya berkata, "Ya Allah.. ya Ilahi.. inilah puteraku, buah hati dan belahan jiwaku, kupersembahkan ia untukmu, maka dekatkanlah ia dengan ayahnya'.""Aku benar-benar takjub dengan anak ini," kata Abu Qudamah, lalu anak itupun segera menyela,"Karenanya, kumohon atas nama Allah, janganlah kau halangi aku untuk berjihad bersamamu. Insya Allah akulah asy-syahid putra asy-syahid. Aku telah hafal Alquran. Aku juga pandai menunggang kuda dan memanah. Maka janganlah meremehkanku hanya karena usiaku yang masih belia." kata anak itu memelas.Setelah itu mendengar uraiannya aku tak kuasa melarangnya, maka kusertakanlah ia bersamaku.Demi Allah, ternyata tak pernah kulihat orang yang lebih cekatan darinya. Ketika pasukan bergerak, dialah yang tercepat, ketika kami singgah untuk beristirahat, dialah yang paling sibuk mengurus kami, sedang lisannya tak pernah berhenti dari dzikrullah sama sekali.Kemudian, kami pun singgah di suatu tempat dekat pos perbatasan. Saat itu matahari hampir tenggelam dan kami dalam keadaan berpuasa. Maka ketika kami hendak menyiapkan hidangan untuk berbuka dan makan malam, bocah itu bersumpah atas nama Allah bahwa ialah yang akan menyiapkannya. Tentu saja kami melarangnya karena ia baru saja kecapaian selama perjalanan panjang tadi.Akan tetapi bocah itu bersikeras untuk menyiapkan hidangan bagi kami. Lama kami beristirahat di suatu tempat, kami katakan kepadanya, "Menjauhlah sedikit agar asap kayu bakarmu tidak mengganggu kami."Maka bocah itu pun mengambil tempat yang agak jauh dari kami untuk memasak. Akan tetapi bocah itu tak kunjung tiba. Mereka merasa bahwa ia agak terlambat menyiapkan hidangan mereka."Hai Abu Qudamah, temuilah bocah itu. Ia sudah terlalu lama memasak. Ada apa dengannya?" pinta seseorang kepadaku. Lalu aku bergegas menemuinya, maka kudapati bocah itu telah menyalakan api unggun dan memasak sesuatu di atasnya. Tapi karena terlalu lelah, ia pun tertidur sambil menyandarkan kepalanya pada sebuah batu.Melihat kondisinya yang seperti itu, sungguh demi Allah aku tak sampai hati mengganggu tidurnya, namun aku juga tak mungkin kembali kepada mereka dengan tangan hampa, karena sampai sekarang kami belum menyantap apa-apa.Akhirnya kuputuskan untuk menyiapkan makanan itu sendiri. Aku pun mulai meramu masakannya, dan sembari menyiapkan masakan, sesekali aku melirik bocah itu. Suatu ketika terlihat olehku bahwa bocah itu tersenyum. Lalu perlahan senyumnya makin melebar dan mulailah ia tertawa kegirangan.Aku merasa takjub melihat tingkahnya tadi, kemudian ia tersentak dari mimpinya dan terbangun.Ketika melihatku menyiapkan masakan sendiran, ia nampak gugup dan buru-buru mengatakan,"Paman, maafkan aku, nampaknya aku terlambat menyiapkan makanan bagi kalian.""Ah tidak, kamu tidak terlambat kok," jawabku."Sudah, tinggalkan saja masakan ini, biar aku yang menyiapkannya, aku adalah pelayan kalian selama jihad," kata bocah itu."Tidak," sahutku, "Demi Allah, kau tak kuzinkan menyiapkan apa-apa bagi kami sampai kau ceritakan kepadaku apa yang membuatmu tertawa sewaktu tidur tadi? Keadaanmu sungguh mengherankan," lanjutku."Paman, itu sekedar mimpi yang kulihat sewaktu tidur," kata si bocah."Mimpi apa yang kau lihat?" tanyaku."Sudahlah, tak usah bertanya tentangnya. Ini masalah pribadi antara aku dengan Allah," sahut bocah itu."Tidak bisa, kumohon atas nama Allah agar kamu menceritakannya," kataku."Paman, dalam mimpi tadi aku melihat seakan aku berada di surga, kudapati surga itu dalam segala keindahan dan keanggunannya, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam Alquran.Sembari aku jalan-jalan di dalamnya dengan terkagum-kagum, tiba-tiba tampaklah olehku sebuah istana megah yang berkilauan, dindingnya dari emas dan perak, dan terasnya dari mutiara dan batu permata, dan gerbangnya dari emas.Di teras itu ada tirai-tirai yang terjuntai, lalu perlahan tirai itu tersingkap dan tampaklah gadis-gadis belia nan cantik jelita, wajah mereka bersinar bak rembulan."Kutatap wajah-wajah cantik itu dengan penuh kekaguman, sungguh, kecantikan yang luar biasa, gumamku, lalu muncullah seorang gadis lain yang lebih cantik dari mereka, dengan telunjuknya ia memberi isyarat kepada gadis yang ada di sampingnya seraya mengatakan, "Inilah (calon) suami al-mardhiyyah.. ya, dialah calon suaminya.. benar, dialah orangnya!"Aku tak paham siapa itu al-mardhiyyah, maka aku bertanya kepadanya, "Kamukah al-mardhiyyah..?"Aku hanyalah satu di antara dayang-dayang al-mardhiyyah…" katanya. "Anda ingin bertemu dengan al-mardhiyyah..?" tanya gadis itu."Kemarilah.. masuklah ke sini, semoga Allah merahmatimu," serunya.Tiba-tiba kulihat di atasnya ada sebuah kamar dari emas merah.. dalam kamar itu ada dipan yang bertahtakan permata hijau dan kaki-kakinya terbuat dari perak putih yang berkilauan.Dan di atasnya.. seorang gadis belia dengan wajah bersinar laksana surya!! Kalaulah Allah tidak memantapkan hati dan penglihatanku, niscaya butalah mataku dan hilanglah akalku karena tak kuasa menatap kecantikkannya..!!!Tatkala ia menatapku, ia menyambutku seraya berkata, "Selama datang, hai wali Allah dan Kekasih-Nya. Aku diciptakan untukmu, dan engkau adalah milikku."Mendengar suara merdu itu, aku berusaha mendekatinya dan menyentuhnya.. namun sebelum tanganku sampai kepadanya, ia berkata,"Wahai kekasihku dan tambatan hatiku.. semoga Allah menjauhkanmu dari segala kekejian.. urusanmu di dunia masih tersisa sedikit.. InsyaAllah besok kita bertemu selepas ashar."Aku pun tersenyum dan senang mendengarnya."Abu Qudamah melanjutkan, "Usai mendengar cerita indah dari si bocah tadi, aku berkata kepadanya, "InsyaAllah mimpimu merupakan pertanda baik."Lalu kami pun menyantap hidangan tadi bersama-sama, kemudian meneruskan perjalanan kami menuju pos perbatasan.Bersambung insya Allah…Baca artikel berikutnya: Wanita Mulia Ibu dari Seorang Pahlawan Belia (Bagian 2)Sumber: Ibunda Para Ulama, Sufyan bin Fuad Baswedan, Wafa Press, Cetakann Pertama Ramadhan 1427 H / Oktober 2006Artikel www.KisahMuslim.com
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    Wanita Mulia Ibu dari Seorang Pahlawan Belia (Bagian 1)
     
    Abu Qudamah Asy-Syami
     
    Dalam Shifatus Shofwah oleh Ibnul Jauzi dan Masyaraqiul Asywaq oleh Ibnu Nahhas dikisahkan seorang salih yang bernama Abu Qudamah Asy-Syami.
     
    Abu Qudamah adalah seorang yang hatinya dipenuhi kecintaan akan jihad fi sabilillah. Tak pernah ia mendengar akan jihad fi sabilillah, atau adanya perang antara kaum muslimin dengan orang kafir, kecuali ia selalu ambil bagian bertempur di pihak kaum muslimin.
     
    Suatu ketika saat ia sedang duduk-duduk di Masjidil Haram, ada seseorang yang menghampirinya seraya berakta, "Hai Abu Qudamah, Anda adalah orang yang gemar berjihad di jalan Allah, maka ceritakanlah peristiwa paling ajaib yang pernah kau alami dalam berjihad."
     
    "Baiklah, aku akan menceritakannya bagi kalian," kata Abu Qudamah.
     
    "Suatu ketika aku berangkat bersama beberapa sahabatku untuk memerangi kaum Salibis di beberapa pos penjagaan dekat perbatasan. Dalam perjalanan itu aku melalui kota Raqh (sebuah kota di Irak, dekat sungai Eufrat). Di sana aku membeli seekor unta yang akan kugunakan untuk membawa persenjataanku. Di samping itu aku mengajak warga kota lewat masjid-masjid, untuk ikut serta dalam jihad dan berinfak fi sabilillah.
     
    Menjelang malam harinya, ada orang yang mengetuk pintu. Tatkala kubukakan, ternyata ada seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan gaunnya.
     
    "Apa yang Anda inginkan?" tanyaku.
     
    "Andakah yang bernama Abu Qudamah?" katanya balik bertanya.
     
    "Benar," jawabku.
     
    "Andakah yang hari ini mengumpulkan dana untuk membantu jihad di perbatasan?" tanyanya kembali.
     
    "Ya, benar," jawabku.
     
    Maka wanita itu menyerahkan secarik kertas dan sebuah bungkusan terikat, kemudian berpaling sambil menangis.
     
    Pada kertas itu tertulis, "Anda mengajak kami untuk ikut berjihad, namun aku tak sanggup untuk itu. Maka kupotong dua buah kuncir kesayanganku agar Anda jadikan sebagai tali kuda Anda. Kuharap bila Allah melihatnya pada kuda Anda dalam jihad, Dia mengampuni dosaku karenanya."
     
    "Demi Allah, aku kagum atas semangat dan kegigihan wanita itu untuk ikut berjihad, demikian pula dengan kerinduannya untuk mendapat ampunan Allah dan Surga-Nya," kata Abu Qudamah.
     
    Keesokan harinya, aku bersama sahabatlu beranjak meninggalkan Raqh. Tatkala kami tiba di benteng Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba dari belakang ada seorang penunggang kuda yang memanggil-manggil,
     
    "Hai Abu Qudamah.. Abu Qudamah.. tunggulah sebentar, semoga Allah merahmatimu," teriak orang itu.
     
    "Kalian berangkat saja duluan, biar aku yang mencari tahu tentang orang ini," perintahku pada para sahabatku.
     
    Ketika aku hendak menyapanya, orang itu mendahuluiku dan mengatakan,
     
    "Segala puji bagi Allah yang mengizinkanku untuk ikut bersamamu, dan tidak menolak keikutsertaanku."
     
    "Apa yang kau inginkan?" tanyaku.
     
    "Aku ingin ikut bersamamu memerangi orang-orang kafir," jawabnya.
     
    "Perlihatkan wajahmu, aku ingin lihat, kalau engkau memang cukup dewasa dan wajib berjihad, akan aku terima. Namun jika masih kecil dan tidak wajib berjihad, terpaksa kutolak." Kataku.
     
    Ketika ia menyingkap wajahnya, tampak olehku wajah yang putih bersinar bak bulan purnama. Ternyata ia masih muda belia, dan umurnya baru 17 tahun.
     
    "Wahai anakku, apakah kamu memiliki ayah?" tanyaku.
     
    "Ayah terbunuh di tangan kaum Salibis dan aku ingin ikut bersamamu untuk memerangi orang-orang yang membunuh ayahku," jawabnya.
     
    "Bagaimana dengan ibumu, masih hidupkah dia?" tanyanku lagi.
     
    "Ya," jawabnya.
     
    "Kembalilah ke ibumu dan rawatlah ia baik-baik, karena surga ada di bawah telapak kakinya," pintaku kepadanya.
     
    "Kau tak kenal ibuku?" tanyanya.
     
    "Tidak," jawabku.
     
    "Ibuku ialah pemilik titipan itu," katanya.
     
    "Titipan yang mana," tanyaku.
     
    "Dialah yang menitipkan tali kuda itu," jawabnya.
     
    "Tali kuda yang mana?" tanyaku keheranan.
     
    "Subhanallah..!! alangkah pelupanya Anda ini, tidak ingatkah Anda dengan wanita yang tadi malam menyerahkan seutas tali kuda dan bingkisan?"
     
    "Ya, aku ingat," jawabku.
     
    "Dialah ibuku! Dia menyuruhku untuk berjihad bersamamu dan mengambil sumpah dariku supaya aku tidak kembali lagi," katanya.
     
    "Ibuku berkata, 'Wahai anakku, jika kamu telah berhadapan dengan musuh, janganlah kamu melarikan diri. Persembahkanlah jiwamu untuk Allah. mintalah kedudukan di sisi-Nya, dan mintalah agar engkau ditempatkan bersama ayah dan paman-pamanmu di surga. Jika Allah mengaruniamu mati syahid, maka mintalah syafaat bagiku."
     
    Kemudian ibu memelukku, lalu menengadahkan kepalanya ke langit seraya berkata, "Ya Allah.. ya Ilahi.. inilah puteraku, buah hati dan belahan jiwaku, kupersembahkan ia untukmu, maka dekatkanlah ia dengan ayahnya'."
     
    "Aku benar-benar takjub dengan anak ini," kata Abu Qudamah, lalu anak itupun segera menyela,
     
    "Karenanya, kumohon atas nama Allah, janganlah kau halangi aku untuk berjihad bersamamu. Insya Allah akulah asy-syahid putra asy-syahid. Aku telah hafal Alquran. Aku juga pandai menunggang kuda dan memanah. Maka janganlah meremehkanku hanya karena usiaku yang masih belia." kata anak itu memelas.
     
    Setelah itu mendengar uraiannya aku tak kuasa melarangnya, maka kusertakanlah ia bersamaku.
     
    Demi Allah, ternyata tak pernah kulihat orang yang lebih cekatan darinya. Ketika pasukan bergerak, dialah yang tercepat, ketika kami singgah untuk beristirahat, dialah yang paling sibuk mengurus kami, sedang lisannya tak pernah berhenti dari dzikrullah sama sekali.
     
    Kemudian, kami pun singgah di suatu tempat dekat pos perbatasan. Saat itu matahari hampir tenggelam dan kami dalam keadaan berpuasa. Maka ketika kami hendak menyiapkan hidangan untuk berbuka dan makan malam, bocah itu bersumpah atas nama Allah bahwa ialah yang akan menyiapkannya. Tentu saja kami melarangnya karena ia baru saja kecapaian selama perjalanan panjang tadi.
     
    Akan tetapi bocah itu bersikeras untuk menyiapkan hidangan bagi kami. Lama kami beristirahat di suatu tempat, kami katakan kepadanya, "Menjauhlah sedikit agar asap kayu bakarmu tidak mengganggu kami."
     
    Maka bocah itu pun mengambil tempat yang agak jauh dari kami untuk memasak. Akan tetapi bocah itu tak kunjung tiba. Mereka merasa bahwa ia agak terlambat menyiapkan hidangan mereka.
     
    "Hai Abu Qudamah, temuilah bocah itu. Ia sudah terlalu lama memasak. Ada apa dengannya?" pinta seseorang kepadaku. Lalu aku bergegas menemuinya, maka kudapati bocah itu telah menyalakan api unggun dan memasak sesuatu di atasnya. Tapi karena terlalu lelah, ia pun tertidur sambil menyandarkan kepalanya pada sebuah batu.
     
    Melihat kondisinya yang seperti itu, sungguh demi Allah aku tak sampai hati mengganggu tidurnya, namun aku juga tak mungkin kembali kepada mereka dengan tangan hampa, karena sampai sekarang kami belum menyantap apa-apa.
     
    Akhirnya kuputuskan untuk menyiapkan makanan itu sendiri. Aku pun mulai meramu masakannya, dan sembari menyiapkan masakan, sesekali aku melirik bocah itu. Suatu ketika terlihat olehku bahwa bocah itu tersenyum. Lalu perlahan senyumnya makin melebar dan mulailah ia tertawa kegirangan.
     
    Aku merasa takjub melihat tingkahnya tadi, kemudian ia tersentak dari mimpinya dan terbangun.
     
    Ketika melihatku menyiapkan masakan sendiran, ia nampak gugup dan buru-buru mengatakan,
     
    "Paman, maafkan aku, nampaknya aku terlambat menyiapkan makanan bagi kalian."
     
    "Ah tidak, kamu tidak terlambat kok," jawabku.
     
    "Sudah, tinggalkan saja masakan ini, biar aku yang menyiapkannya, aku adalah pelayan kalian selama jihad," kata bocah itu.
     
    "Tidak," sahutku, "Demi Allah, kau tak kuzinkan menyiapkan apa-apa bagi kami sampai kau ceritakan kepadaku apa yang membuatmu tertawa sewaktu tidur tadi? Keadaanmu sungguh mengherankan," lanjutku.
     
    "Paman, itu sekedar mimpi yang kulihat sewaktu tidur," kata si bocah.
     
    "Mimpi apa yang kau lihat?" tanyaku.
     
    "Sudahlah, tak usah bertanya tentangnya. Ini masalah pribadi antara aku dengan Allah," sahut bocah itu.
     
    "Tidak bisa, kumohon atas nama Allah agar kamu menceritakannya," kataku.
     
    "Paman, dalam mimpi tadi aku melihat seakan aku berada di surga, kudapati surga itu dalam segala keindahan dan keanggunannya, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam Alquran.
     
    Sembari aku jalan-jalan di dalamnya dengan terkagum-kagum, tiba-tiba tampaklah olehku sebuah istana megah yang berkilauan, dindingnya dari emas dan perak, dan terasnya dari mutiara dan batu permata, dan gerbangnya dari emas.
     
    Di teras itu ada tirai-tirai yang terjuntai, lalu perlahan tirai itu tersingkap dan tampaklah gadis-gadis belia nan cantik jelita, wajah mereka bersinar bak rembulan."
     
    Kutatap wajah-wajah cantik itu dengan penuh kekaguman, sungguh, kecantikan yang luar biasa, gumamku, lalu muncullah seorang gadis lain yang lebih cantik dari mereka, dengan telunjuknya ia memberi isyarat kepada gadis yang ada di sampingnya seraya mengatakan, "Inilah (calon) suami al-mardhiyyah.. ya, dialah calon suaminya.. benar, dialah orangnya!"
     
    Aku tak paham siapa itu al-mardhiyyah, maka aku bertanya kepadanya, "Kamukah al-mardhiyyah..?
     
    "Aku hanyalah satu di antara dayang-dayang al-mardhiyyah…" katanya. "Anda ingin bertemu dengan al-mardhiyyah..?" tanya gadis itu.
     
    "Kemarilah.. masuklah ke sini, semoga Allah merahmatimu," serunya.
     
    Tiba-tiba kulihat di atasnya ada sebuah kamar dari emas merah.. dalam kamar itu ada dipan yang bertahtakan permata hijau dan kaki-kakinya terbuat dari perak putih yang berkilauan.
     
    Dan di atasnya.. seorang gadis belia dengan wajah bersinar laksana surya!! Kalaulah Allah tidak memantapkan hati dan penglihatanku, niscaya butalah mataku dan hilanglah akalku karena tak kuasa menatap kecantikkannya..!!!
     
    Tatkala ia menatapku, ia menyambutku seraya berkata, "Selama datang, hai wali Allah dan Kekasih-Nya. Aku diciptakan untukmu, dan engkau adalah milikku."
     
    Mendengar suara merdu itu, aku berusaha mendekatinya dan menyentuhnya.. namun sebelum tanganku sampai kepadanya, ia berkata,
     
    "Wahai kekasihku dan tambatan hatiku.. semoga Allah menjauhkanmu dari segala kekejian.. urusanmu di dunia masih tersisa sedikit.. InsyaAllah besok kita bertemu selepas ashar."
     
    Aku pun tersenyum dan senang mendengarnya."
     
    Abu Qudamah melanjutkan, "Usai mendengar cerita indah dari si bocah tadi, aku berkata kepadanya, "InsyaAllah mimpimu merupakan pertanda baik."
     
    Lalu kami pun menyantap hidangan tadi bersama-sama, kemudian meneruskan perjalanan kami menuju pos perbatasan.
     
    Bersambung insya Allah…
     
    Baca artikel berikutnya: Wanita Mulia Ibu dari Seorang Pahlawan Belia (Bagian 2)
     
    Sumber: Ibunda Para Ulama, Sufyan bin Fuad Baswedan, Wafa Press, Cetakann Pertama Ramadhan 1427 H / Oktober 2006
     
    Artikel www.KisahMuslim.com
    http://graph.facebook.com/100001724233051/picture
    Jul 1st 2013, 02:32
     
    Wanita Mulia Ibu dari Seorang Pahlawan Belia (Bagian 1)
     
    Abu Qudamah Asy-Syami
     
    Dalam Shifatus Shofwah oleh Ibnul Jauzi dan Masyaraqiul Asywaq oleh Ibnu Nahhas dikisahkan seorang salih yang bernama Abu Qudamah Asy-Syami.
     
    Abu Qudamah adalah seorang yang hatinya dipenuhi kecintaan akan jihad fi sabilillah. Tak pernah ia mendengar akan jihad fi sabilillah, atau adanya perang antara kaum muslimin dengan orang kafir, kecuali ia selalu ambil bagian bertempur di pihak kaum muslimin.
     
    Suatu ketika saat ia sedang duduk-duduk di Masjidil Haram, ada seseorang yang menghampirinya seraya berakta, "Hai Abu Qudamah, Anda adalah orang yang gemar berjihad di jalan Allah, maka ceritakanlah peristiwa paling ajaib yang pernah kau alami dalam berjihad."
     
    "Baiklah, aku akan menceritakannya bagi kalian," kata Abu Qudamah.
     
    "Suatu ketika aku berangkat bersama beberapa sahabatku untuk memerangi kaum Salibis di beberapa pos penjagaan dekat perbatasan. Dalam perjalanan itu aku melalui kota Raqh (sebuah kota di Irak, dekat sungai Eufrat). Di sana aku membeli seekor unta yang akan kugunakan untuk membawa persenjataanku. Di samping itu aku mengajak warga kota lewat masjid-masjid, untuk ikut serta dalam jihad dan berinfak fi sabilillah.
     
    Menjelang malam harinya, ada orang yang mengetuk pintu. Tatkala kubukakan, ternyata ada seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan gaunnya.
     
    "Apa yang Anda inginkan?" tanyaku.
     
    "Andakah yang bernama Abu Qudamah?" katanya balik bertanya.
     
    "Benar," jawabku.
     
    "Andakah yang hari ini mengumpulkan dana untuk membantu jihad di perbatasan?" tanyanya kembali.
     
    "Ya, benar," jawabku.
     
    Maka wanita itu menyerahkan secarik kertas dan sebuah bungkusan terikat, kemudian berpaling sambil menangis.
     
    Pada kertas itu tertulis, "Anda mengajak kami untuk ikut berjihad, namun aku tak sanggup untuk itu. Maka kupotong dua buah kuncir kesayanganku agar Anda jadikan sebagai tali kuda Anda. Kuharap bila Allah melihatnya pada kuda Anda dalam jihad, Dia mengampuni dosaku karenanya."
     
    "Demi Allah, aku kagum atas semangat dan kegigihan wanita itu untuk ikut berjihad, demikian pula dengan kerinduannya untuk mendapat ampunan Allah dan Surga-Nya," kata Abu Qudamah.
     
    Keesokan harinya, aku bersama sahabatlu beranjak meninggalkan Raqh. Tatkala kami tiba di benteng Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba dari belakang ada seorang penunggang kuda yang memanggil-manggil,
     
    "Hai Abu Qudamah.. Abu Qudamah.. tunggulah sebentar, semoga Allah merahmatimu," teriak orang itu.
     
    "Kalian berangkat saja duluan, biar aku yang mencari tahu tentang orang ini," perintahku pada para sahabatku.
     
    Ketika aku hendak menyapanya, orang itu mendahuluiku dan mengatakan,
     
    "Segala puji bagi Allah yang mengizinkanku untuk ikut bersamamu, dan tidak menolak keikutsertaanku."
     
    "Apa yang kau inginkan?" tanyaku.
     
    "Aku ingin ikut bersamamu memerangi orang-orang kafir," jawabnya.
     
    "Perlihatkan wajahmu, aku ingin lihat, kalau engkau memang cukup dewasa dan wajib berjihad, akan aku terima. Namun jika masih kecil dan tidak wajib berjihad, terpaksa kutolak." Kataku.
     
    Ketika ia menyingkap wajahnya, tampak olehku wajah yang putih bersinar bak bulan purnama. Ternyata ia masih muda belia, dan umurnya baru 17 tahun.
     
    "Wahai anakku, apakah kamu memiliki ayah?" tanyaku.
     
    "Ayah terbunuh di tangan kaum Salibis dan aku ingin ikut bersamamu untuk memerangi orang-orang yang membunuh ayahku," jawabnya.
     
    "Bagaimana dengan ibumu, masih hidupkah dia?" tanyanku lagi.
     
    "Ya," jawabnya.
     
    "Kembalilah ke ibumu dan rawatlah ia baik-baik, karena surga ada di bawah telapak kakinya," pintaku kepadanya.
     
    "Kau tak kenal ibuku?" tanyanya.
     
    "Tidak," jawabku.
     
    "Ibuku ialah pemilik titipan itu," katanya.
     
    "Titipan yang mana," tanyaku.
     
    "Dialah yang menitipkan tali kuda itu," jawabnya.
     
    "Tali kuda yang mana?" tanyaku keheranan.
     
    "Subhanallah..!! alangkah pelupanya Anda ini, tidak ingatkah Anda dengan wanita yang tadi malam menyerahkan seutas tali kuda dan bingkisan?"
     
    "Ya, aku ingat," jawabku.
     
    "Dialah ibuku! Dia menyuruhku untuk berjihad bersamamu dan mengambil sumpah dariku supaya aku tidak kembali lagi," katanya.
     
    "Ibuku berkata, 'Wahai anakku, jika kamu telah berhadapan dengan musuh, janganlah kamu melarikan diri. Persembahkanlah jiwamu untuk Allah. mintalah kedudukan di sisi-Nya, dan mintalah agar engkau ditempatkan bersama ayah dan paman-pamanmu di surga. Jika Allah mengaruniamu mati syahid, maka mintalah syafaat bagiku."
     
    Kemudian ibu memelukku, lalu menengadahkan kepalanya ke langit seraya berkata, "Ya Allah.. ya Ilahi.. inilah puteraku, buah hati dan belahan jiwaku, kupersembahkan ia untukmu, maka dekatkanlah ia dengan ayahnya'."
     
    "Aku benar-benar takjub dengan anak ini," kata Abu Qudamah, lalu anak itupun segera menyela,
     
    "Karenanya, kumohon atas nama Allah, janganlah kau halangi

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    Di suatu masa nanti, ada seorang pimpinan yg apabila kita mngikuti aturannya kita akan KAFIR, dan kalau kita melwan aturannya qt akn b'DOSA.
    http://graph.facebook.com/100006129753427/picture
    Jul 1st 2013, 02:31
     
    Di suatu masa nanti, ada seorang pimpinan yg apabila kita mngikuti aturannya kita akan KAFIR, dan kalau kita melwan aturannya qt akn b'DOSA.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

 Search Facebook kafir: ISLAM AGAMA DAMAI TAPI MENGAPAADA SEKELOMPOK ORANG YANGMERUSAKNYA ? Kalau di zaman Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wa Sallam, beliau menamakankelompok tersebut adalah khawarij.Sampai kinipun orang2 yang memilikikesamaan ideologi dengan khawarijtersebut masih ada, hanya beda sebutan yakni Teroris. "Mengapa Teroris / Khawarijmemerangi muslimin?"Jawabannya, bermula daripenyelewengan makna terhadap ayat: "Barangsiapa yang berhukum denganselain hukum Allah, maka merekaadalah orang-orang kafir." (Al-Maidah:44) Kemudian, mereka memvonis brutalkepada banyak pihak sebagai kafir.Berikutnya, serampangan dalammemahami dan menerapkan dalil-daliltentang larangan terhadap seorangmuslim berloyal kepada orang kafir, sehingga beranggapan bahwa banyakmuslimin sekarang, baik pemerintahsecara khusus maupun rakyat sipilsecara umum, telah berloyal kepadaorang-orang kafir. Konsekuensinya, mereka tidak segan-segan menganggap banyak musliminsebagai orang kafir. Semua ituberujung kepada tindakan teror yangmereka anggap sebagai jihad fisabilillah. Coba perhatikan, siapakah korban aksiteror mereka? Bukankah kaummuslimin? Perhatikanlah bahwa kaummuslimin juga menjadi target operasimereka. Ya, walau awalnya merekaberdalih memerangi orang kafir, tapi pada akhirnya musliminlah yangmenjadi sasaran mereka dan justrumereka akan lebih sibuk memerangikaum muslimin. Sungguh benar sabda RasulullahShalallahu 'Alaihi Wa Sallam : ِﻥﺎَﺛْﻭَﺄْﻟﺍ َﻞْﻫَﺃ َﻥﻮُﻋَﺪَﻳَﻭ ِﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻟﺍ َﻞْﻫَﺃ َﻥﻮُﻠُﺘْﻘَﻳ "Mereka membunuh pemeluk Islamdan membiarkan penyembahberhala." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Padahal membunuh sesama muslimadalah dosa besar. Allah SubhanahuWa Ta'ala berfirman : "Dan orang-orang yang menyakitiorang-orang yang mukmin danmukminat tanpa kesalahan yangmereka perbuat, maka sesungguhnyamereka telah memikul kebohongandan dosa yang nyata." (Al-Ahzab: 58) Padahal umat Islam diwajibkan untukmentaati Allah dan RasululNya jugakepada para pemimpinnya : َﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍ ﺍﻮُﻌﻴِﻃَﺃَﻭ َﻪﻠﻟﺍ ﺍﻮُﻌﻴِﻃَﺃ ﺍﻮُﻨَﻣﺍﺀ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃﺎَﻳٍﺀْﻰَﺷ ﻲِﻓ ْﻢُﺘْﻋَﺯﺎَﻨَﺗ ﻥِﺈَﻓ ْﻢُﻜﻨِﻣ ِﺮْﻣَﻷْﺍ ﻰِﻟْﻭُﺃَﻭِﻪﻠﻟﺎِﺑ َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﺗ ْﻢُﺘﻨُﻛ ﻥِﺇ ِﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍَﻭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ُﻩﻭُّﺩُﺮَﻓِﺮِﺧَﻷْﺍ ِﻡْﻮَﻴْﻟﺍَﻭ Hai orang-orang yang beriman,ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya),dan ulil amri di antara kamu. Kemudianjika kamu berlainan pendapat tentangsesuatu, maka kembalikanlah iakepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benarberiman kepada Allah dan harikemudian. [An-Nisa' : 59]. Mentaati Rasulullah Shallallahu 'alaihiwa salam berarti mengikuti sunnahnya.Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallambersabda : ﻦْﻴِّﻳِﺪْﻬَﻤْﻟﺍ َﻦْﻳِﺪِﺷﺍَّﺮﻟﺍ ِﺀﺎَﻔَﻠُﺨْﻟﺍ ِﺔَّﻨُﺳَﻭ ﻲِﺘَّﻨُﺴِﺑ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋَﺬِﺟﺍَﻮَّﻨﻟﺎِﺑ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ﺍْﻮُّﻀَﻋ ، Wajib bagi kalian berpegang kepadaSunnahku dan Sunnah para Khulafa'urRasyidun, orang-orang yang mendapatpetunjuk. Gigit (pegang)lah Sunnah itudengan gigi geraham kalian. [HaditsShahih Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dll. Lihat Shahih at-Tirmidzikarya Syeikh al-Albani II/341-342]. Selengkapnya telah ditayangkan dalamKhazanah di Trans 7 pagi tadi, yangbelum sempat lihat silakan antum lihatdisini :
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    ISLAM AGAMA DAMAI TAPI MENGAPA
    ADA SEKELOMPOK ORANG YANG
    MERUSAKNYA ? Kalau di zaman Rasulullah Shalallahu
    'Alaihi Wa Sallam, beliau menamakan
    kelompok tersebut adalah khawarij.
    Sampai kinipun orang2 yang memiliki
    kesamaan ideologi dengan khawarij
    tersebut masih ada, hanya beda sebutan yakni Teroris. "Mengapa Teroris / Khawarij
    memerangi muslimin?"
    Jawabannya, bermula dari
    penyelewengan makna terhadap ayat: "Barangsiapa yang berhukum dengan
    selain hukum Allah, maka mereka
    adalah orang-orang kafir." (Al-Maidah:
    44) Kemudian, mereka memvonis brutal
    kepada banyak pihak sebagai kafir.
    Berikutnya, serampangan dalam
    memahami dan menerapkan dalil-dalil
    tentang larangan terhadap seorang
    muslim berloyal kepada orang kafir, sehingga beranggapan bahwa banyak
    muslimin sekarang, baik pemerintah
    secara khusus maupun rakyat sipil
    secara umum, telah berloyal kepada
    orang-orang kafir. Konsekuensinya, mereka tidak segan-
    segan menganggap banyak muslimin
    sebagai orang kafir. Semua itu
    berujung kepada tindakan teror yang
    mereka anggap sebagai jihad fi
    sabilillah. Coba perhatikan, siapakah korban aksi
    teror mereka? Bukankah kaum
    muslimin? Perhatikanlah bahwa kaum
    muslimin juga menjadi target operasi
    mereka. Ya, walau awalnya mereka
    berdalih memerangi orang kafir, tapi pada akhirnya musliminlah yang
    menjadi sasaran mereka dan justru
    mereka akan lebih sibuk memerangi
    kaum muslimin. Sungguh benar sabda Rasulullah
    Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam : ِﻥﺎَﺛْﻭَﺄْﻟﺍ َﻞْﻫَﺃ َﻥﻮُﻋَﺪَﻳَﻭ ِﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻟﺍ َﻞْﻫَﺃ َﻥﻮُﻠُﺘْﻘَﻳ "Mereka membunuh pemeluk Islam
    dan membiarkan penyembah
    berhala." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Padahal membunuh sesama muslim
    adalah dosa besar. Allah Subhanahu
    Wa Ta'ala berfirman : "Dan orang-orang yang menyakiti
    orang-orang yang mukmin dan
    mukminat tanpa kesalahan yang
    mereka perbuat, maka sesungguhnya
    mereka telah memikul kebohongan
    dan dosa yang nyata." (Al-Ahzab: 58) Padahal umat Islam diwajibkan untuk
    mentaati Allah dan RasululNya juga
    kepada para pemimpinnya : َﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍ ﺍﻮُﻌﻴِﻃَﺃَﻭ َﻪﻠﻟﺍ ﺍﻮُﻌﻴِﻃَﺃ ﺍﻮُﻨَﻣﺍﺀ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃﺎَﻳ
    ٍﺀْﻰَﺷ ﻲِﻓ ْﻢُﺘْﻋَﺯﺎَﻨَﺗ ﻥِﺈَﻓ ْﻢُﻜﻨِﻣ ِﺮْﻣَﻷْﺍ ﻰِﻟْﻭُﺃَﻭ
    ِﻪﻠﻟﺎِﺑ َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﺗ ْﻢُﺘﻨُﻛ ﻥِﺇ ِﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍَﻭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ُﻩﻭُّﺩُﺮَﻓ
    ِﺮِﺧَﻷْﺍ ِﻡْﻮَﻴْﻟﺍَﻭ Hai orang-orang yang beriman,
    ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya),
    dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
    jika kamu berlainan pendapat tentang
    sesuatu, maka kembalikanlah ia
    kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
    beriman kepada Allah dan hari
    kemudian. [An-Nisa' : 59]. Mentaati Rasulullah Shallallahu 'alaihi
    wa salam berarti mengikuti sunnahnya.
    Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
    bersabda : ﻦْﻴِّﻳِﺪْﻬَﻤْﻟﺍ َﻦْﻳِﺪِﺷﺍَّﺮﻟﺍ ِﺀﺎَﻔَﻠُﺨْﻟﺍ ِﺔَّﻨُﺳَﻭ ﻲِﺘَّﻨُﺴِﺑ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋَ
    ﺬِﺟﺍَﻮَّﻨﻟﺎِﺑ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ﺍْﻮُّﻀَﻋ ، Wajib bagi kalian berpegang kepada
    Sunnahku dan Sunnah para Khulafa'ur
    Rasyidun, orang-orang yang mendapat
    petunjuk. Gigit (pegang)lah Sunnah itu
    dengan gigi geraham kalian. [Hadits
    Shahih Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dll. Lihat Shahih at-Tirmidzi
    karya Syeikh al-Albani II/341-342]. Selengkapnya telah ditayangkan dalam
    Khazanah di Trans 7 pagi tadi, yang
    belum sempat lihat silakan antum lihat
    disini :
    http://graph.facebook.com/100004354900901/picture
    Jul 1st 2013, 02:32
     
    ISLAM AGAMA DAMAI TAPI MENGAPA
    ADA SEKELOMPOK ORANG YANG
    MERUSAKNYA ? Kalau di zaman Rasulullah Shalallahu
    'Alaihi Wa Sallam, beliau menamakan
    kelompok tersebut adalah khawarij.
    Sampai kinipun orang2 yang memiliki
    kesamaan ideologi dengan khawarij
    tersebut masih ada, hanya beda sebutan yakni Teroris. "Mengapa Teroris / Khawarij
    memerangi muslimin?"
    Jawabannya, bermula dari
    penyelewengan makna terhadap ayat: "Barangsiapa yang berhukum dengan
    selain hukum Allah, maka mereka
    adalah orang-orang kafir." (Al-Maidah:
    44) Kemudian, mereka memvonis brutal
    kepada banyak pihak sebagai kafir.
    Berikutnya, serampangan dalam
    memahami dan menerapkan dalil-dalil
    tentang larangan terhadap seorang
    muslim berloyal kepada orang kafir, sehingga beranggapan bahwa banyak
    muslimin sekarang, baik pemerintah
    secara khusus maupun rakyat sipil
    secara umum, telah berloyal kepada
    orang-orang kafir. Konsekuensinya, mereka tidak segan-
    segan menganggap banyak muslimin
    sebagai orang kafir. Semua itu
    berujung kepada tindakan teror yang
    mereka anggap sebagai jihad fi
    sabilillah. Coba perhatikan, siapakah korban aksi
    teror mereka? Bukankah kaum
    muslimin? Perhatikanlah bahwa kaum
    muslimin juga menjadi target operasi
    mereka. Ya, walau awalnya mereka
    berdalih memerangi orang kafir, tapi pada akhirnya musliminlah yang
    menjadi sasaran mereka dan justru
    mereka akan lebih sibuk memerangi
    kaum muslimin. Sungguh benar sabda Rasulullah
    Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam : ِﻥﺎَﺛْﻭَﺄْﻟﺍ َﻞْﻫَﺃ َﻥﻮُﻋَﺪَﻳَﻭ ِﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻟﺍ َﻞْﻫَﺃ َﻥﻮُﻠُﺘْﻘَﻳ "Mereka membunuh pemeluk Islam
    dan membiarkan penyembah
    berhala." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Padahal membunuh sesama muslim
    adalah dosa besar. Allah Subhanahu
    Wa Ta'ala berfirman : "Dan orang-orang yang menyakiti
    orang-orang yang mukmin dan
    mukminat tanpa kesalahan yang
    mereka perbuat, maka sesungguhnya
    mereka telah memikul kebohongan
    dan dosa yang nyata." (Al-Ahzab: 58) Padahal umat Islam diwajibkan untuk
    mentaati Allah dan RasululNya juga
    kepada para pemimpinnya : َﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍ ﺍﻮُﻌﻴِﻃَﺃَﻭ َﻪﻠﻟﺍ ﺍﻮُﻌﻴِﻃَﺃ ﺍﻮُﻨَﻣﺍﺀ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃﺎَﻳ
    ٍﺀْﻰَﺷ ﻲِﻓ ْﻢُﺘْﻋَﺯﺎَﻨَﺗ ﻥِﺈَﻓ ْﻢُﻜﻨِﻣ ِﺮْﻣَﻷْﺍ ﻰِﻟْﻭُﺃَﻭ
    ِﻪﻠﻟﺎِﺑ َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﺗ ْﻢُﺘﻨُﻛ ﻥِﺇ ِﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍَﻭ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ُﻩﻭُّﺩُﺮَﻓ
    ِﺮِﺧَﻷْﺍ ِﻡْﻮَﻴْﻟﺍَﻭ Hai orang-orang yang beriman,
    ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya),
    dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
    jika kamu berlainan pendapat tentang
    sesuatu, maka kembalikanlah ia
    kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
    beriman kepada Allah dan hari
    kemudian. [An-Nisa' : 59]. Mentaati Rasulullah Shallallahu 'alaihi
    wa salam berarti mengikuti sunnahnya.
    Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
    bersabda : ﻦْﻴِّﻳِﺪْﻬَﻤْﻟﺍ َﻦْﻳِﺪِﺷﺍَّﺮﻟﺍ ِﺀﺎَﻔَﻠُﺨْﻟﺍ ِﺔَّﻨُﺳَﻭ ﻲِﺘَّﻨُﺴِﺑ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋَ
    ﺬِﺟﺍَﻮَّﻨﻟﺎِﺑ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ﺍْﻮُّﻀَﻋ ، Wajib bagi kalian berpegang kepada
    Sunnahku dan Sunnah para Khulafa'ur
    Rasyidun, orang-orang yang mendapat
    petunjuk. Gigit (pegang)lah Sunnah itu
    dengan gigi geraham kalian. [Hadits
    Shahih Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dll. Lihat Shahih at-Tirmidzi
    karya Syeikh al-Albani II/341-342]. Selengkapnya telah ditayangkan dalam
    Khazanah di Trans 7 pagi tadi, yang
    belum sempat lihat silakan antum lihat
    disini :
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

 Search Facebook kafir: nabi khidir ialah nabi yang banyak ilmu didunia ini.. dan nabi muhammad s. a. w ialah manusia yg sangat banyak ilmunya. sesuai dengan pemimpin alam ini.. Allah kata nabi muhammad ialah manusia yg paling sikit Dia berikan ilmu padanya. bila Allah dah kata mcm ni.. kenapa kita terus berlagak diatas muka bumi ni.. sampai hina nabi secara halus.. hina imam syafie.. hati2 kwn, kalau kita tak belajar aqidah... kita jadi kafir.. tak ada isu kafir mengkafir.. Allah wahyu pada Nabi s.a. w.. para sahabat radhiallahu 'anhum 'ajma'in pula menyimpan segala hadis nabi yg beratus ribu.. para ulama pula berusaha menyampaikan kpd kita.. itulah tazkirah. bukan menghukum orang.. menentukan syurga neraka.. menentukan dosa pahala. lailahaillallah....... apa nk jadi dgn melayu skrg ni. yg kita marah.. bila org ckp.. kau masuk syurga, kau masuk neraka. baru betul. tak betul ke jika menderhaka suami azabnya didunia ni kena laknat. atau bahasa sopannya suwey.. sebagai contoh..wudhu kita boleh rosak bila kita kentut. macam tu juga aqidah.. hmmm baliklah ke pangkuan Islam wahai melayu. sedarlah ini bumi Allah. bukan bumi abah kau.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    nabi khidir ialah nabi yang banyak ilmu didunia ini.. dan nabi muhammad s. a. w ialah manusia yg sangat banyak ilmunya. sesuai dengan pemimpin alam ini.. Allah kata nabi muhammad ialah manusia yg paling sikit Dia berikan ilmu padanya.
     
    bila Allah dah kata mcm ni.. kenapa kita terus berlagak diatas muka bumi ni.. sampai hina nabi secara halus.. hina imam syafie.. hati2 kwn, kalau kita tak belajar aqidah... kita jadi kafir..
     
    tak ada isu kafir mengkafir..
    Allah wahyu pada Nabi s.a. w..
    para sahabat radhiallahu 'anhum 'ajma'in pula menyimpan segala hadis nabi yg beratus ribu.. para ulama pula berusaha menyampaikan kpd kita.. itulah tazkirah.
     
    bukan menghukum orang.. menentukan syurga neraka.. menentukan dosa pahala.
    lailahaillallah....... apa nk jadi dgn melayu skrg ni.
     
    yg kita marah.. bila org ckp.. kau masuk syurga, kau masuk neraka. baru betul.
    tak betul ke jika menderhaka suami azabnya didunia ni kena laknat. atau bahasa sopannya suwey..
     
    sebagai contoh..wudhu kita boleh rosak bila kita kentut.
    macam tu juga aqidah.. hmmm
     
    baliklah ke pangkuan Islam wahai melayu. sedarlah ini bumi Allah. bukan bumi abah kau.
    http://graph.facebook.com/100000638017831/picture
    Jul 1st 2013, 02:32
     
    nabi khidir ialah nabi yang banyak ilmu didunia ini.. dan nabi muhammad s. a. w ialah manusia yg sangat banyak ilmunya. sesuai dengan pemimpin alam ini.. Allah kata nabi muhammad ialah manusia yg paling sikit Dia berikan ilmu padanya.
     
    bila Allah dah kata mcm ni.. kenapa kita terus berlagak diatas muka bumi ni.. sampai hina nabi secara halus.. hina imam syafie.. hati2 kwn, kalau kita tak belajar aqidah... kita jadi kafir..
     
    tak ada isu kafir mengkafir..
    Allah wahyu pada Nabi s.a. w..
    para sahabat radhiallahu 'anhum 'ajma'in pula menyimpan segala hadis nabi yg beratus ribu.. para ulama pula berusaha menyampaikan kpd kita.. itulah tazkirah.
     
    bukan menghukum orang.. menentukan syurga neraka.. menentukan dosa pahala.
    lailahaillallah....... apa nk jadi dgn melayu skrg ni.
     
    yg kita marah.. bila org ckp.. kau masuk syurga, kau masuk neraka. baru betul.
    tak betul ke jika menderhaka suami azabnya didunia ni kena laknat. atau bahasa sopannya suwey..
     
    sebagai contoh..wudhu kita boleh rosak bila kita kentut.
    macam tu juga aqidah.. hmmm
     
    baliklah ke pangkuan Islam wahai melayu. sedarlah ini bumi Allah. bukan bumi abah kau.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    Kal ma jis ki muhabbat mai kafir hua
     
    wo shakhs ajj kisi or k leye musalman ho gya........
    http://graph.facebook.com/100001849858544/picture
    Jul 1st 2013, 02:33
     
    Kal ma jis ki muhabbat mai kafir hua
     
    wo shakhs ajj kisi or k leye musalman ho gya........
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

 Search Facebook kafir: Dan kami belum melegakan dada kami sama sekali, karena kami belum, melakukan pembunuhan seperti yang di lakukan para Shahabat, dimana mereka Radiyallahu 'anhuma telah membunuh pada perang Yamamah melawan bani hanifah sekitar 10.000 tentara, dan ada yang mengatakan 21.000 tentara, dan di satu hari mereka membunuh 14.000 orang, 7.000 orang di waktu pagi dan 70.000 orang di waktu sore. Dan tatkala Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu 'anhu memanggil Khalid bin Walid, maka ia pun datang ke madinah dengan mengenakan baju besinya yang berkarat karena banyak terkena darah, dan pada sorban beliau tertancap anak panah yang berlumuran darah. Begitu juga Ali bin Abi Tholib Radiyallahu 'anhu pasa masa kekhilafahannya, beliau dalam satu peperangan membunuh 4000 orang khowarij dan tidak selamat darinya kecuali 400 orang, dimana para shahabat tidak mendapatkan pimpinannya karena banyaknya mayat yang bertumpuk satu sama lain, dan begitu pula kepala-kepala mereka di ambil dan di letakan di jalanan menuju masjid Al-Kabir di Damaskus, kemudian di jadikan berumpak-umpak. Dan ini semua karena banyaknya yang di bunuh yang mana kita hari ini masih jauh darinya.Inilah Sunnah Shahabat Radiyallahu 'anhuma, jalan mereka dan manhaj mereka bagi orang-orang yang ingin menjadi Salafi sebenarnya, bahkan ini adalah jalan Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam. Dan dengan ini Allah Ta'ala memerintahkannya dalam surat At-Taubah, Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Hai Nabi perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka itu adalah neraka jahanam dan itu seburuk-buruknya tempat kembali." [QS. At-Tahrim: 9]
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    Dan kami belum melegakan dada kami sama sekali, karena kami belum, melakukan pembunuhan seperti yang di lakukan para Shahabat, dimana mereka Radiyallahu 'anhuma telah membunuh pada perang Yamamah melawan bani hanifah sekitar 10.000 tentara, dan ada yang mengatakan 21.000 tentara, dan di satu hari mereka membunuh 14.000 orang, 7.000 orang di waktu pagi dan 70.000 orang di waktu sore. Dan tatkala Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu 'anhu memanggil Khalid bin Walid, maka ia pun datang ke madinah dengan mengenakan baju besinya yang berkarat karena banyak terkena darah, dan pada sorban beliau tertancap anak panah yang berlumuran darah. Begitu juga Ali bin Abi Tholib Radiyallahu 'anhu pasa masa kekhilafahannya, beliau dalam satu peperangan membunuh 4000 orang khowarij dan tidak selamat darinya kecuali 400 orang, dimana para shahabat tidak mendapatkan pimpinannya karena banyaknya mayat yang bertumpuk satu sama lain, dan begitu pula kepala-kepala mereka di ambil dan di letakan di jalanan menuju masjid Al-Kabir di Damaskus, kemudian di jadikan berumpak-umpak. Dan ini semua karena banyaknya yang di bunuh yang mana kita hari ini masih jauh darinya.
     
    Inilah Sunnah Shahabat Radiyallahu 'anhuma, jalan mereka dan manhaj mereka bagi orang-orang yang ingin menjadi Salafi sebenarnya, bahkan ini adalah jalan Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam. Dan dengan ini Allah Ta'ala memerintahkannya dalam surat At-Taubah, Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
     
    "Hai Nabi perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka itu adalah neraka jahanam dan itu seburuk-buruknya tempat kembali." [QS. At-Tahrim: 9]
    http://graph.facebook.com/100004642064093/picture
    Jul 1st 2013, 02:33
     
    Dan kami belum melegakan dada kami sama sekali, karena kami belum, melakukan pembunuhan seperti yang di lakukan para Shahabat, dimana mereka Radiyallahu 'anhuma telah membunuh pada perang Yamamah melawan bani hanifah sekitar 10.000 tentara, dan ada yang mengatakan 21.000 tentara, dan di satu hari mereka membunuh 14.000 orang, 7.000 orang di waktu pagi dan 70.000 orang di waktu sore. Dan tatkala Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu 'anhu memanggil Khalid bin Walid, maka ia pun datang ke madinah dengan mengenakan baju besinya yang berkarat karena banyak terkena darah, dan pada sorban beliau tertancap anak panah yang berlumuran darah. Begitu juga Ali bin Abi Tholib Radiyallahu 'anhu pasa masa kekhilafahannya, beliau dalam satu peperangan membunuh 4000 orang khowarij dan tidak selamat darinya kecuali 400 orang, dimana para shahabat tidak mendapatkan pimpinannya karena banyaknya mayat yang bertumpuk satu sama lain, dan begitu pula kepala-kepala mereka di ambil dan di letakan di jalanan menuju masjid Al-Kabir di Damaskus, kemudian di jadikan berumpak-umpak. Dan ini semua karena banyaknya yang di bunuh yang mana kita hari ini masih jauh darinya.
     
    Inilah Sunnah Shahabat Radiyallahu 'anhuma, jalan mereka dan manhaj mereka bagi orang-orang yang ingin menjadi Salafi sebenarnya, bahkan ini adalah jalan Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam. Dan dengan ini Allah Ta'ala memerintahkannya dalam surat At-Taubah, Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
     
    "Hai Nabi perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka itu adalah neraka jahanam dan itu seburuk-buruknya tempat kembali." [QS. At-Tahrim: 9]
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:12AM +0100  

    Search Facebook kafir
     
    Search Facebook kafir
     
    Semasa Nabi Ibrahim sedang dibakar oleh Namrud yang zalim, seekor burung pipit berulang-alik dari sebuah kolam ke tempat Nabi Ibrahim sedang dibakar dengan membawa air kolam tadi dalam paruhnya yang kecil. Kejadian ini dilihat oleh malaikat Jibril a.s. dan Jibril bertanya kepada sang pipit, adakah air itu mampu untuk memadamkan api yang menggila marak dan besar itu?
     
    Lalu sang pipit menjawab, yang dia tahu bahwa air yang dibawa tidak terpadamkan api yang ganas itu. Namun, sekurang-kurangnya dia telah menjalankan tanggungjawabnya; tidak berdiam diri apabila melihat kekasih Allah dizalimi oleh orang kafir.
     
    #BekerjaUntukIndonesia
    http://graph.facebook.com/100000296174059/picture
    Jul 1st 2013, 02:33
     
    Semasa Nabi Ibrahim sedang dibakar oleh Namrud yang zalim, seekor burung pipit berulang-alik dari sebuah kolam ke tempat Nabi Ibrahim sedang dibakar dengan membawa air kolam tadi dalam paruhnya yang kecil. Kejadian ini dilihat oleh malaikat Jibril a.s. dan Jibril bertanya kepada sang pipit, adakah air itu mampu untuk memadamkan api yang menggila marak dan besar itu?
     
    Lalu sang pipit menjawab, yang dia tahu bahwa air yang dibawa tidak terpadamkan api yang ganas itu. Namun, sekurang-kurangnya dia telah menjalankan tanggungjawabnya; tidak berdiam diri apabila melihat kekasih Allah dizalimi oleh orang kafir.
     
    #BekerjaUntukIndonesia
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w

     

 Search Facebook kuffar: Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan. Pertama : Menentang Allah. Kedua : Menentang Rasulullah. Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya. Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah Subhanahuwatala menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya. (Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jun 30 11:58AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
    Pertama : Menentang Allah.
    Kedua : Menentang Rasulullah.
    Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
    Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah Subhanahuwatala menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
     
     
    (Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)
    http://graph.facebook.com/100005220523120/picture
    Jun 30th 2013, 10:11
     
    Cinta Insan Indrapura Medan shared Langkah Menuju Kebahagiaan's photo.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
    Pertama : Menentang Allah.
    Kedua : Menentang Rasulullah.
    Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
    Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah Subhanahuwatala menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.
     
     
    (Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)
    http://graph.facebook.com/1743510452/picture
    Jul 1st 2013, 01:43
     
    Yono Sunarko shared Hadi Abu Fathi Fadheel's photo.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    Ramadhan tahun ini menyaksikan MUKA BARU pemerintahan DR MURSI..Semoga Allah membantu beliau,lebih2 lagi beliau adalah merupakan AHLI AL-QURAN..:-)
    http://graph.facebook.com/100002263375970/picture
    Jul 1st 2013, 00:51
     
    Ramadhan tahun ini menyaksikan MUKA BARU pemerintahan DR MURSI..Semoga Allah membantu beliau,lebih2 lagi beliau adalah merupakan AHLI AL-QURAN..:-)
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    J'ai délaissé mes 2 femmes, mes 2 sociétés pour défendre les opprimés en Syrie
    http://graph.facebook.com/100005142780704/picture
    Jul 1st 2013, 01:44
     
    Regarder la vidéo «J'ai délaissé mes 2 femmes, mes 2 sociétés pour défendre les opprimés en Syrie» envoyée par L_anse_la_plus_solide sur Dailymotion.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

 Search Facebook kuffar: Bagaimana Khilafah Dikembalikan?Posted by felixsiauw on Jul 1, 2012Bagaimana Khilafah Dikembalikan? 1. kemarin kita telah membahas "bagaimana Khilafah diruntuhkan", secara summary, ada beberapa poin yg menyebabkan hal itu terjadi2. secara internal ada 3 sebab 1) ditinggalkannya bahasa arab, 2) berhentinya jihad, 3) lemahnya pemahaman ummat Muslim3. dan secara eksternal 4) serangan fisik kaum kuffar, 5) pengaruh pemikiran asing seperti nasionalisme, liberalisme dll4. dan pengaruh dari hilangnya Khilafah ini sangat besar, sebagaimana kata Rasulullah "Imam itu laksana perisai (bagi ummat Muslim)"5. maka sekarang ummat Islam bagaikan anak ayam tanpa induk, berperang tanpa perisai, sehingga dihinakan dan menghinakan dirinya6. secara ekonomi, politik, soasial-budaya mereka terjajah, baik imperialisme fisik ataupun neo-kolonialisme, terjadi saat ini7. selain itu, secara nyata, kaum Muslim tak dapat menerapkan 100% hukum Allah akibat keterbatasan tiadanya Khilafah Islam8. bila secara individu perintah Allah semisal shalat, puasa, zakat dan haji bisa diamalkan,9. begitu pula secara jamaah semisal, shalat jumat, dakwah dan majlis ta'lim bisa diamalkan,10. namun dlm level negara, hukum Islam tak bisa diamalkan, semacam sistem ekonomi, sistem pemerintahan, potong tangan dan jihad11. maka Islam ibarat didukung dua pilar dan tak ada yang ketiga, selama tak ada negara Khilafah yg terapkan syariah, Muslim terus bmasalah12. kesimpulannya, masalah Muslim muncul ketika Khilafah runtuh, logikanya masaahnya hanya bisa diselesaikan dengan kembalinya Khilafah13. maka usaha kita mengembalikan Khilafah secara individu adalah dengan berserius pelajari bahasa arab dan tsaqafah Islam14. dan membersihkan pemahaman kita dari virus liberalisme, nasionalisme, sekulerisme, pluralisme, demokrasi dan turunannya15. sedangkan secara berjamaah, langkah menegakkan Khilafah ini ditempuh dengan menggabungkan diri dalam gerakan Islam dan berdakwah16. gerakan mana saja disilahkan, asal berstandar pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah, dan bertujuan menegakkan kembali kehidupan Islam17. karena ahlu-sunnah wal jamaah itu sifat gerakan bukan nama gerakan, gerakan yang benar bisa lebih dari satu gerakan18. maka gerakan dakwah ini haruslah pula mencontoh gerakan kelompok Rasulullah di makkah sampai suksesnya mereka di madinah19. secara kronologis, para ulama membagi 3 gerakan Rasulullah dan para shahabat dalam rangkan memperjuangkan tegaknya Islam20. 1) masa sirri (sembunyi) yaitu 3 thn di makkah, 2) masa dzahir (terang2an) yaitu 10 thn berikutnya di madinah21. 3) dan masa penerapan syariah, yaitu dimulai saat hijrah ke madinah al-munawwar, saat anshar menyerahkan kekuasaan pada Rasulullah22. di masa pertama, Rasulullah membangun kelompok dakwah dengan tsaqafah Islam hingga halal-haram mereka dlm Islam, aqidah jadi tema utama23. di masa kedua, Rasulullah berdakwah terang2an sehingga mendapat propaganda negatif, siksaan fisik sampai embargo, fase paling sulit24. di masa ketiga, dakwah membuahkan hasil dgn Islamnya kaum anshar dan jenderal2 perang mereka, pemilik kekuasaan yg serahkan kedaulatan25. secara garis besar, inilah yang dilakukan oleh Rasulullah yg pasti terulang kembali dalam perjuangan mewujudkan kembalinya Khilafah26. insya Allah kita akan bahas fase-per-fase di lain kesempatan, semoga Allah memberikan masa pada kami dan kitadiambil dari twitter @felixsiauw, follow untuk selanjutnya..
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    Bagaimana Khilafah Dikembalikan?
     
    Posted by felixsiauw on Jul 1, 2012
    Bagaimana Khilafah Dikembalikan?
     
    1. kemarin kita telah membahas "bagaimana Khilafah diruntuhkan", secara summary, ada beberapa poin yg menyebabkan hal itu terjadi
     
    2. secara internal ada 3 sebab 1) ditinggalkannya bahasa arab, 2) berhentinya jihad, 3) lemahnya pemahaman ummat Muslim
     
    3. dan secara eksternal 4) serangan fisik kaum kuffar, 5) pengaruh pemikiran asing seperti nasionalisme, liberalisme dll
     
    4. dan pengaruh dari hilangnya Khilafah ini sangat besar, sebagaimana kata Rasulullah "Imam itu laksana perisai (bagi ummat Muslim)"
     
    5. maka sekarang ummat Islam bagaikan anak ayam tanpa induk, berperang tanpa perisai, sehingga dihinakan dan menghinakan dirinya
     
    6. secara ekonomi, politik, soasial-budaya mereka terjajah, baik imperialisme fisik ataupun neo-kolonialisme, terjadi saat ini
     
    7. selain itu, secara nyata, kaum Muslim tak dapat menerapkan 100% hukum Allah akibat keterbatasan tiadanya Khilafah Islam
     
    8. bila secara individu perintah Allah semisal shalat, puasa, zakat dan haji bisa diamalkan,
     
    9. begitu pula secara jamaah semisal, shalat jumat, dakwah dan majlis ta'lim bisa diamalkan,
     
    10. namun dlm level negara, hukum Islam tak bisa diamalkan, semacam sistem ekonomi, sistem pemerintahan, potong tangan dan jihad
     
    11. maka Islam ibarat didukung dua pilar dan tak ada yang ketiga, selama tak ada negara Khilafah yg terapkan syariah, Muslim terus bmasalah
     
    12. kesimpulannya, masalah Muslim muncul ketika Khilafah runtuh, logikanya masaahnya hanya bisa diselesaikan dengan kembalinya Khilafah
     
    13. maka usaha kita mengembalikan Khilafah secara individu adalah dengan berserius pelajari bahasa arab dan tsaqafah Islam
     
    14. dan membersihkan pemahaman kita dari virus liberalisme, nasionalisme, sekulerisme, pluralisme, demokrasi dan turunannya
     
    15. sedangkan secara berjamaah, langkah menegakkan Khilafah ini ditempuh dengan menggabungkan diri dalam gerakan Islam dan berdakwah
     
    16. gerakan mana saja disilahkan, asal berstandar pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah, dan bertujuan menegakkan kembali kehidupan Islam
     
    17. karena ahlu-sunnah wal jamaah itu sifat gerakan bukan nama gerakan, gerakan yang benar bisa lebih dari satu gerakan
     
    18. maka gerakan dakwah ini haruslah pula mencontoh gerakan kelompok Rasulullah di makkah sampai suksesnya mereka di madinah
     
    19. secara kronologis, para ulama membagi 3 gerakan Rasulullah dan para shahabat dalam rangkan memperjuangkan tegaknya Islam
     
    20. 1) masa sirri (sembunyi) yaitu 3 thn di makkah, 2) masa dzahir (terang2an) yaitu 10 thn berikutnya di madinah
     
    21. 3) dan masa penerapan syariah, yaitu dimulai saat hijrah ke madinah al-munawwar, saat anshar menyerahkan kekuasaan pada Rasulullah
     
    22. di masa pertama, Rasulullah membangun kelompok dakwah dengan tsaqafah Islam hingga halal-haram mereka dlm Islam, aqidah jadi tema utama
     
    23. di masa kedua, Rasulullah berdakwah terang2an sehingga mendapat propaganda negatif, siksaan fisik sampai embargo, fase paling sulit
     
    24. di masa ketiga, dakwah membuahkan hasil dgn Islamnya kaum anshar dan jenderal2 perang mereka, pemilik kekuasaan yg serahkan kedaulatan
     
    25. secara garis besar, inilah yang dilakukan oleh Rasulullah yg pasti terulang kembali dalam perjuangan mewujudkan kembalinya Khilafah
     
    26. insya Allah kita akan bahas fase-per-fase di lain kesempatan, semoga Allah memberikan masa pada kami dan kita
     
    diambil dari twitter @felixsiauw, follow untuk selanjutnya..
    http://graph.facebook.com/526071447435031/picture
    Jul 1st 2013, 01:52
     
    Bagaimana Khilafah Dikembalikan?
     
    Posted by felixsiauw on Jul 1, 2012
    Bagaimana Khilafah Dikembalikan?
     
    1. kemarin kita telah membahas "bagaimana Khilafah diruntuhkan", secara summary, ada beberapa poin yg menyebabkan hal itu terjadi
     
    2. secara internal ada 3 sebab 1) ditinggalkannya bahasa arab, 2) berhentinya jihad, 3) lemahnya pemahaman ummat Muslim
     
    3. dan secara eksternal 4) serangan fisik kaum kuffar, 5) pengaruh pemikiran asing seperti nasionalisme, liberalisme dll
     
    4. dan pengaruh dari hilangnya Khilafah ini sangat besar, sebagaimana kata Rasulullah "Imam itu laksana perisai (bagi ummat Muslim)"
     
    5. maka sekarang ummat Islam bagaikan anak ayam tanpa induk, berperang tanpa perisai, sehingga dihinakan dan menghinakan dirinya
     
    6. secara ekonomi, politik, soasial-budaya mereka terjajah, baik imperialisme fisik ataupun neo-kolonialisme, terjadi saat ini
     
    7. selain itu, secara nyata, kaum Muslim tak dapat menerapkan 100% hukum Allah akibat keterbatasan tiadanya Khilafah Islam
     
    8. bila secara individu perintah Allah semisal shalat, puasa, zakat dan haji bisa diamalkan,
     
    9. begitu pula secara jamaah semisal, shalat jumat, dakwah dan majlis ta'lim bisa diamalkan,
     
    10. namun dlm level negara, hukum Islam tak bisa diamalkan, semacam sistem ekonomi, sistem pemerintahan, potong tangan dan jihad
     
    11. maka Islam ibarat didukung dua pilar dan tak ada yang ketiga, selama tak ada negara Khilafah yg terapkan syariah, Muslim terus bmasalah
     
    12. kesimpulannya, masalah Muslim muncul ketika Khilafah runtuh, logikanya masaahnya hanya bisa diselesaikan dengan kembalinya Khilafah
     
    13. maka usaha kita mengembalikan Khilafah secara individu adalah dengan berserius pelajari bahasa arab dan tsaqafah Islam
     
    14. dan membersihkan pemahaman kita dari virus liberalisme, nasionalisme, sekulerisme, pluralisme, demokrasi dan turunannya
     
    15. sedangkan secara berjamaah, langkah menegakkan Khilafah ini ditempuh dengan menggabungkan diri dalam gerakan Islam dan berdakwah
     
    16. gerakan mana saja disilahkan, asal berstandar pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah, dan bertujuan menegakkan kembali kehidupan Islam
     
    17. karena ahlu-sunnah wal jamaah itu sifat gerakan bukan nama gerakan, gerakan yang benar bisa lebih dari satu gerakan
     
    18. maka gerakan dakwah ini haruslah pula mencontoh gerakan kelompok Rasulullah di makkah sampai suksesnya mereka di madinah
     
    19. secara kronologis, para ulama membagi 3 gerakan Rasulullah dan para shahabat dalam rangkan memperjuangkan tegaknya Islam
     
    20. 1) masa sirri (sembunyi) yaitu 3 thn di makkah, 2) masa dzahir (terang2an) yaitu 10 thn berikutnya di madinah
     
    21. 3) dan masa penerapan syariah, yaitu dimulai saat hijrah ke madinah al-munawwar, saat anshar menyerahkan kekuasaan pada Rasulullah
     
    22. di masa pertama, Rasulullah membangun kelompok dakwah dengan tsaqafah Islam hingga halal-haram mereka dlm Islam, aqidah jadi tema utama
     
    23. di masa kedua, Rasulullah berdakwah terang2an sehingga mendapat propaganda negatif, siksaan fisik sampai embargo, fase paling sulit
     
    24. di masa ketiga, dakwah membuahkan hasil dgn Islamnya kaum anshar dan jenderal2 perang mereka, pemilik kekuasaan yg serahkan kedaulatan
     
    25. secara garis besar, inilah yang dilakukan oleh Rasulullah yg pasti terulang kembali dalam perjuangan mewujudkan kembalinya Khilafah
     
    26. insya Allah kita akan bahas fase-per-fase di lain kesempatan, semoga Allah memberikan masa pada kami dan kita
     
    diambil dari twitter @felixsiauw, follow untuk selanjutnya..
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

 Search Facebook kuffar: Surat Terbuka Untuk Karni Ilyas Terkait ILC Episode Syiah SampangYth. Bapak Karni IlyasDi TempatTerkait acara Indonesia Lawyer Club (ILC) dua hari lalu dengan tema "Syiah diusir, Negara ke mana?" telah mengakibatkan sejumlah tokoh Islam dan aktivis geram. Pasalnya, dalam acara yang ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia tersebut, sangat sarat dengan aroma advokasi keberadaan Syiah sebagai aliran yang notabene telah menistakan agama Islam (melanggar pasal 156a KUHP). Analisis tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh wartawan sebuah media Islam, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi dalam akun twitternya @PizaroNT."Minimal ada enam catatan yang bisa kita suguhkan untuk mengkritik acara ILC malam ini :1. Dari Judul yang dipilih Karni Ilyas dalam Indonesia Lawyers Club yang disiarkan Tv One.Judul "Syiah Diusir, Negara Kemana" jelas menunjukkan Tv One berada dalam posisi mengadvokasi Syiah. Dengan posisi ini, Tv One berpihak kepada Syiah tanpa melihat fakta penodaan ajaran agama yang dilakukan Syiah di Sampang. Makanya dari awal aneh, acara yang biasanya banyak dihadiri pengacara tiba-tiba saja berubah dengan dominasi tokoh-tokoh Syiah, Padahal jika Karni fair, dia seharusnya mengundang tim ahli untuk membahas penodaan agama oleh kelompok Syiah di Sampang.2. Dari awal Karni Ilyas sudah mempersempit peluang terungkapnya kebenaran.Dengan memblock ILC untuk tidak membahas perbedaan ajaran Islam-Syiah, maka sumber utama konflik tidak disentuh sama sekali. Padahal perbedaan ajaran inilah yang jadi akar masalah sampang. Selama ini tidak diungkap, persoalan Sampang tidak akan selesai.3. Ketidakadilan dalam membagi suara kepada narasumber.Alokasi waktu untuk para ulama Sampang yang mengetahui sejarah kasus Syiah sangat sedikit. Berbeda dengan Syiah yang sangat leluasa bersuara. Harusnya Karni dapat lebih adil untuk memberikan hak suara dari kalangan ulama yang menangani kasus ini dari tahun 2004. Kenapa? Karena jauh sebelum ada Kontras dan Ahlul Bait Indonesia, Ulama Madura sudah mengawal kasus ini ketika pertama kali muncul.4. Tidak adanya lembaga yang dihadirkan Tv One dari kalangan Ahlussunah untuk menjelaskan kasus Sampang secara berimbang. Berbeda dengan kalangan Syiah dimana ada Kontras. Ahlusunnah hadir tanpa ada pembelaan dari lembaga yang concern meneliti kasus Sampang. Padahal MIUMI telah mengeluarkan buku tentang akar kasus Sampang. Buku ini sangat valid karena berasal dari penelitian langsung di Sampang5. Karni Ilyas tidak memberikan ruang bagi narasumber ahlussunah untuk melakukan konfirmasi sepadan atas pernyataan kalangan Syiah. Berbeda dengan Syiah yang diberikan kesempatan konfirmasi oleh Karni Ilyas. Dengan leluasa mereka bebas mendeskriditkan para ulama. Ulama bukannya ingin membantah klaim-klaim kelompok Syiah. Namun apa daya, Karni lebih suka memberikan mic kepada kalangan Syiah6. , Tv One mengundang narasumber yang tidak kompeten seperti tokoh Kristen (Romo Benny) yang sama sekali tidak mewakili agama Islam.Seakan-akan umat Islam tidak bisa menyelasaikan masalahnya sendiri dengan harus melibatkan tokoh Kristen. Ini jelas penghinaan bagi Umat Islam. Padahal banyak pihak terkait yang lebih layak diundang TV One spt MUI Jatim, MUI Sampang, LPPI, Rois Al Hukuma (Adiknya Tajul)Padahal banyak pihak terkait yg lebih layak diundang TV One seperti MUI Jatim, MUI Sampang, LPPI, Rois Al Hukuma (Adiknya Tajul).Dalam lanjutan tanggapan isu, pada tanggal 28 Juni kemarin, saya mendapatkan sms dari wartawan juga yang isinya berasal twit dari @karniilyas >> "Kalau Prof. bisa buktikan, ILC saya bubarkan".Pak Karni yang terhormat, sikap seorang muslim terhadap kesesatan yang menistakan agamanya itu non tolerir, dan ini menjadi masalah ketika anda melakukan point kedua yang disampaikan Pizaro di atas. Inilah pokok masalah ILC malam itu. Di awali dengan kesalahan, maka tidak mungkin selesai pada solusi masalah.Jika saya asumsikan bapak Karni paham Syiah ini sesat kerena ajarannya dan syiah kriminil karena tindakannya (penistaan agama) di Negara hukum ini, maka apa sebenarnya tujuan bapak mengadakan diskusi dengan judul tersebut?Lalu, maaf, saya sebagai aktifis mungkin belum melakukan kroscek terhadap statement Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH., MA perihal Blocking Time. Tapi, sebagai sesama muslim, saya perlu mengingatkan kepada Pak Karni, agar bapak memposisikan diri pula sebagai seorang muslim yang seiman, sehingga ayat yang bapak bacakan kepada KH. Djafar Shodiq menjadi berlaku antara bapak dan kami para aktifis islam yang keberatan tentang acara ILC. (QS Al-Hujurat: 10).Perdebatan di media yang berdampak lanjutan via media harus dituntaskan pula melalui media, jadi dengan hormat, saya meminta bapak mengadakan ILC kembali dalam konteks klarifikasi ILC yang berjudul "Syiah diusir, Negara kemana?".Saya percaya bapak pemilik buku "Karni Ilyas, lahir untuk Berita" ini sangat paham dengan kode etik jurnalistik, di mana salah satu pasalnya berbunyi "Semua perilaku, ucapan dan karya jurnalistik wartawan harus senantiasa dilandasi, dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta oleh nilai-nilai luhur Pancasila, dan mencerminkan ketaatan pada Konstitusi Negara." Maka, jika keimanan dan ketaqwaan bapak saat ini ada dalam konteks Islam, seharusnya bapak tidak melakukan hal yang bisa melukai hati umat Islam dengan memfasilitasi atau bahkan terkesan mengadvokasi aliran sesat Syiah. (point 1 dan 6 dari Pizaro)Berlanjut pada statemen bapak menanggapi gugatan Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH., MA., bahwa Syiah telah melakukan Blocking time, bapak justru merespon dengan nada yang menantang di akun resmi twitter bapak, mengajak masuk ranah hukum kriminal KUHP pasal fitnah.Bapak Karni, mungkin bapak jauh lebih paham pula tentang hukum di Indonesia, dan justru kefahaman bapak itu, mendatangkan amanah besar untuk bertindak secara benar dan adil tidak untuk kepentingan tertentu. Tapi dalam Islam, konflik Syiah-Islam ini adalah konflik Akidah yang membutuhkan orang berkompeten dalam menyelesaikannya, yaitu para ulama. Jika bapak mampu profesional memposisikan diri menghormati hukum di Indonesia, maka seharusnya bapak jauh lebih profesional lagi dalam memposisikan diri sebagai orang yang awam tentang agama dengan cara menghormati ulama. Yusuf Qardhawi pemimpin ulama dunia saat ini saja sudah berfatwa bahwa Syiah itu sesat, berikut para ulama terdahulu seperti imam Bukhari, Syafi'i, Ahmad, Malik dan lain-lain, tentu derajat kita dalam ilmu agama jauh di bawah mereka. Maka saya himbau bapak agar profesional bersikap. Tidak bijak dan tidak demokratis rasanya memandang sebelah mata urusan agama dalam kancah politik dalam negeri.Jika bapak juga berdalih kami sudah mengundang KH. Aqil Shirad dari NU, mohon maaf bapak berdasarkan tinjauan ulama MIUMI, kami sampaikan bahwa beliau sudah tidak lagi jernih pemikirannya. Demi Allah perlu 1 hari penuh bahkan lebih acara semacam ILC untuk membahas khusus dunia Islam di Indonesia dengan segala macam pergolakan partai dan kepentingan penguasa.Oleh karena itu, permintaan saya dan teman-teman pemuda aktivis Islam, bapak tidak perlu membubarkan ILC, tapi bapak wajib melakukan klarifikasi acara ILC tersebut, sampaikan permintaan maaf kepada publik karena telah salah dalam memilih topik ILC sehingga mengakibatkan kesan menghina melukai umat Islam. Lalu berikan kesempatan pada ulama untuk melakukan penjelasan yang benar dalam menyikapi konflik Sampang, serta bapak juga wajib memperbaiki konsep penyelenggaraan ILC kedepan sesuai dengan azas Pancasila dan keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa (sesuai yang tertuang dalam kode etik jurnalistik).Sekian surat ini saya perbuat atas nama pribadi tidak mewakili lembaga, hanya mewakili pemuda-pemuda muslim yang keberatan dengan acara ILC (25/06/2013), Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Marhaban yaa Ramadhan.Agastya HarjunadhiSekjen Young Islamic Leaders
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    Surat Terbuka Untuk Karni Ilyas Terkait ILC Episode Syiah Sampang
     
    Yth. Bapak Karni Ilyas
     
    Di Tempat
     
    Terkait acara Indonesia Lawyer Club (ILC) dua hari lalu dengan tema "Syiah diusir, Negara ke mana?" telah mengakibatkan sejumlah tokoh Islam dan aktivis geram. Pasalnya, dalam acara yang ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia tersebut, sangat sarat dengan aroma advokasi keberadaan Syiah sebagai aliran yang notabene telah menistakan agama Islam (melanggar pasal 156a KUHP). Analisis tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh wartawan sebuah media Islam, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi dalam akun twitternya @PizaroNT.
     
    "Minimal ada enam catatan yang bisa kita suguhkan untuk mengkritik acara ILC malam ini :
     
    1. Dari Judul yang dipilih Karni Ilyas dalam Indonesia Lawyers Club yang disiarkan Tv One.
     
    Judul "Syiah Diusir, Negara Kemana" jelas menunjukkan Tv One berada dalam posisi mengadvokasi Syiah. Dengan posisi ini, Tv One berpihak kepada Syiah tanpa melihat fakta penodaan ajaran agama yang dilakukan Syiah di Sampang. Makanya dari awal aneh, acara yang biasanya banyak dihadiri pengacara tiba-tiba saja berubah dengan dominasi tokoh-tokoh Syiah, Padahal jika Karni fair, dia seharusnya mengundang tim ahli untuk membahas penodaan agama oleh kelompok Syiah di Sampang.
     
    2. Dari awal Karni Ilyas sudah mempersempit peluang terungkapnya kebenaran.
     
    Dengan memblock ILC untuk tidak membahas perbedaan ajaran Islam-Syiah, maka sumber utama konflik tidak disentuh sama sekali. Padahal perbedaan ajaran inilah yang jadi akar masalah sampang. Selama ini tidak diungkap, persoalan Sampang tidak akan selesai.
     
    3. Ketidakadilan dalam membagi suara kepada narasumber.
     
    Alokasi waktu untuk para ulama Sampang yang mengetahui sejarah kasus Syiah sangat sedikit. Berbeda dengan Syiah yang sangat leluasa bersuara. Harusnya Karni dapat lebih adil untuk memberikan hak suara dari kalangan ulama yang menangani kasus ini dari tahun 2004. Kenapa? Karena jauh sebelum ada Kontras dan Ahlul Bait Indonesia, Ulama Madura sudah mengawal kasus ini ketika pertama kali muncul.
     
    4. Tidak adanya lembaga yang dihadirkan Tv One dari kalangan Ahlussunah untuk menjelaskan kasus Sampang secara berimbang. Berbeda dengan kalangan Syiah dimana ada Kontras. Ahlusunnah hadir tanpa ada pembelaan dari lembaga yang concern meneliti kasus Sampang. Padahal MIUMI telah mengeluarkan buku tentang akar kasus Sampang. Buku ini sangat valid karena berasal dari penelitian langsung di Sampang
     
    5. Karni Ilyas tidak memberikan ruang bagi narasumber ahlussunah untuk melakukan konfirmasi sepadan atas pernyataan kalangan Syiah. Berbeda dengan Syiah yang diberikan kesempatan konfirmasi oleh Karni Ilyas. Dengan leluasa mereka bebas mendeskriditkan para ulama. Ulama bukannya ingin membantah klaim-klaim kelompok Syiah. Namun apa daya, Karni lebih suka memberikan mic kepada kalangan Syiah
     
    6. , Tv One mengundang narasumber yang tidak kompeten seperti tokoh Kristen (Romo Benny) yang sama sekali tidak mewakili agama Islam.Seakan-akan umat Islam tidak bisa menyelasaikan masalahnya sendiri dengan harus melibatkan tokoh Kristen. Ini jelas penghinaan bagi Umat Islam. Padahal banyak pihak terkait yang lebih layak diundang TV One spt MUI Jatim, MUI Sampang, LPPI, Rois Al Hukuma (Adiknya Tajul)
     
    Padahal banyak pihak terkait yg lebih layak diundang TV One seperti MUI Jatim, MUI Sampang, LPPI, Rois Al Hukuma (Adiknya Tajul).
     
    Dalam lanjutan tanggapan isu, pada tanggal 28 Juni kemarin, saya mendapatkan sms dari wartawan juga yang isinya berasal twit dari @karniilyas >> "Kalau Prof. bisa buktikan, ILC saya bubarkan".
     
    Pak Karni yang terhormat, sikap seorang muslim terhadap kesesatan yang menistakan agamanya itu non tolerir, dan ini menjadi masalah ketika anda melakukan point kedua yang disampaikan Pizaro di atas. Inilah pokok masalah ILC malam itu. Di awali dengan kesalahan, maka tidak mungkin selesai pada solusi masalah.
     
    Jika saya asumsikan bapak Karni paham Syiah ini sesat kerena ajarannya dan syiah kriminil karena tindakannya (penistaan agama) di Negara hukum ini, maka apa sebenarnya tujuan bapak mengadakan diskusi dengan judul tersebut?
     
    Lalu, maaf, saya sebagai aktifis mungkin belum melakukan kroscek terhadap statement Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH., MA perihal Blocking Time. Tapi, sebagai sesama muslim, saya perlu mengingatkan kepada Pak Karni, agar bapak memposisikan diri pula sebagai seorang muslim yang seiman, sehingga ayat yang bapak bacakan kepada KH. Djafar Shodiq menjadi berlaku antara bapak dan kami para aktifis islam yang keberatan tentang acara ILC. (QS Al-Hujurat: 10).
     
    Perdebatan di media yang berdampak lanjutan via media harus dituntaskan pula melalui media, jadi dengan hormat, saya meminta bapak mengadakan ILC kembali dalam konteks klarifikasi ILC yang berjudul "Syiah diusir, Negara kemana?".
     
    Saya percaya bapak pemilik buku "Karni Ilyas, lahir untuk Berita" ini sangat paham dengan kode etik jurnalistik, di mana salah satu pasalnya berbunyi "Semua perilaku, ucapan dan karya jurnalistik wartawan harus senantiasa dilandasi, dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta oleh nilai-nilai luhur Pancasila, dan mencerminkan ketaatan pada Konstitusi Negara." Maka, jika keimanan dan ketaqwaan bapak saat ini ada dalam konteks Islam, seharusnya bapak tidak melakukan hal yang bisa melukai hati umat Islam dengan memfasilitasi atau bahkan terkesan mengadvokasi aliran sesat Syiah. (point 1 dan 6 dari Pizaro)
     
    Berlanjut pada statemen bapak menanggapi gugatan Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH., MA., bahwa Syiah telah melakukan Blocking time, bapak justru merespon dengan nada yang menantang di akun resmi twitter bapak, mengajak masuk ranah hukum kriminal KUHP pasal fitnah.
     
    Bapak Karni, mungkin bapak jauh lebih paham pula tentang hukum di Indonesia, dan justru kefahaman bapak itu, mendatangkan amanah besar untuk bertindak secara benar dan adil tidak untuk kepentingan tertentu. Tapi dalam Islam, konflik Syiah-Islam ini adalah konflik Akidah yang membutuhkan orang berkompeten dalam menyelesaikannya, yaitu para ulama. Jika bapak mampu profesional memposisikan diri menghormati hukum di Indonesia, maka seharusnya bapak jauh lebih profesional lagi dalam memposisikan diri sebagai orang yang awam tentang agama dengan cara menghormati ulama. Yusuf Qardhawi pemimpin ulama dunia saat ini saja sudah berfatwa bahwa Syiah itu sesat, berikut para ulama terdahulu seperti imam Bukhari, Syafi'i, Ahmad, Malik dan lain-lain, tentu derajat kita dalam ilmu agama jauh di bawah mereka. Maka saya himbau bapak agar profesional bersikap. Tidak bijak dan tidak demokratis rasanya memandang sebelah mata urusan agama dalam kancah politik dalam negeri.
     
    Jika bapak juga berdalih kami sudah mengundang KH. Aqil Shirad dari NU, mohon maaf bapak berdasarkan tinjauan ulama MIUMI, kami sampaikan bahwa beliau sudah tidak lagi jernih pemikirannya. Demi Allah perlu 1 hari penuh bahkan lebih acara semacam ILC untuk membahas khusus dunia Islam di Indonesia dengan segala macam pergolakan partai dan kepentingan penguasa.
     
    Oleh karena itu, permintaan saya dan teman-teman pemuda aktivis Islam, bapak tidak perlu membubarkan ILC, tapi bapak wajib melakukan klarifikasi acara ILC tersebut, sampaikan permintaan maaf kepada publik karena telah salah dalam memilih topik ILC sehingga mengakibatkan kesan menghina melukai umat Islam. Lalu berikan kesempatan pada ulama untuk melakukan penjelasan yang benar dalam menyikapi konflik Sampang, serta bapak juga wajib memperbaiki konsep penyelenggaraan ILC kedepan sesuai dengan azas Pancasila dan keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa (sesuai yang tertuang dalam kode etik jurnalistik).
     
    Sekian surat ini saya perbuat atas nama pribadi tidak mewakili lembaga, hanya mewakili pemuda-pemuda muslim yang keberatan dengan acara ILC (25/06/2013), Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan. Marhaban yaa Ramadhan.
     
    Agastya Harjunadhi
     
    Sekjen Young Islamic Leaders
    http://graph.facebook.com/298814476899455/picture
    Jul 1st 2013, 01:56
     
    Surat Terbuka Untuk Karni Ilyas Terkait ILC Episode Syiah Sampang
     
    Yth. Bapak Karni Ilyas
     
    Di Tempat
     
    Terkait acara Indonesia Lawyer Club (ILC) dua hari lalu dengan tema "Syiah diusir, Negara ke mana?" telah mengakibatkan sejumlah tokoh Islam dan aktivis geram. Pasalnya, dalam acara yang ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia tersebut, sangat sarat dengan aroma advokasi keberadaan Syiah sebagai aliran yang notabene telah menistakan agama Islam (melanggar pasal 156a KUHP). Analisis tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh wartawan sebuah media Islam, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi dalam akun twitternya @PizaroNT.
     
    "Minimal ada enam catatan yang bisa kita suguhkan untuk mengkritik acara ILC malam ini :
     
    1. Dari Judul yang dipilih Karni Ilyas dalam Indonesia Lawyers Club yang disiarkan Tv One.
     
    Judul "Syiah Diusir, Negara Kemana" jelas menunjukkan Tv One berada dalam posisi mengadvokasi Syiah. Dengan posisi ini, Tv One berpihak kepada Syiah tanpa melihat fakta penodaan ajaran agama yang dilakukan Syiah di Sampang. Makanya dari awal aneh, acara yang biasanya banyak dihadiri pengacara tiba-tiba saja berubah dengan dominasi tokoh-tokoh Syiah, Padahal jika Karni fair, dia seharusnya mengundang tim ahli untuk membahas penodaan agama oleh kelompok Syiah di Sampang.
     
    2. Dari awal Karni Ilyas sudah mempersempit peluang terungkapnya kebenaran.
     
    Dengan memblock ILC untuk tidak membahas perbedaan ajaran Islam-Syiah, maka sumber utama konflik tidak disentuh sama sekali. Padahal perbedaan ajaran inilah yang jadi akar masalah sampang. Selama ini tidak diungkap, persoalan Sampang tidak akan selesai.
     
    3. Ketidakadilan dalam membagi suara kepada narasumber.
     
    Alokasi waktu untuk para ulama Sampang yang mengetahui sejarah kasus Syiah sangat sedikit. Berbeda dengan Syiah yang sangat leluasa bersuara. Harusnya Karni dapat lebih adil untuk memberikan hak suara dari kalangan ulama yang menangani kasus ini dari tahun 2004. Kenapa? Karena jauh sebelum ada Kontras dan Ahlul Bait Indonesia, Ulama Madura sudah mengawal kasus ini ketika pertama kali muncul.
     
    4. Tidak adanya lembaga yang dihadirkan Tv One dari kalangan Ahlussunah untuk menjelaskan kasus Sampang secara berimbang. Berbeda dengan kalangan Syiah dimana ada Kontras. Ahlusunnah hadir tanpa ada pembelaan dari lembaga yang concern meneliti kasus Sampang. Padahal MIUMI telah mengeluarkan buku tentang akar kasus Sampang. Buku ini sangat valid karena berasal dari penelitian langsung di Sampang
     
    5. Karni Ilyas tidak memberikan ruang bagi narasumber ahlussunah untuk melakukan konfirmasi sepadan atas pernyataan kalangan Syiah. Berbeda dengan Syiah yang diberikan kesempatan konfirmasi oleh Karni Ilyas. Dengan leluasa mereka bebas mendeskriditkan para ulama. Ulama bukannya ingin membantah klaim-klaim kelompok Syiah. Namun apa daya, Karni lebih suka memberikan mic kepada kalangan Syiah
     
    6. , Tv One mengundang narasumber yang tidak kompeten seperti tokoh Kristen (Romo Benny) yang sama sekali tidak mewakili agama Islam.Seakan-akan umat Islam tidak bisa menyelasaikan masalahnya sendiri dengan harus melibatkan tokoh Kristen. Ini jelas penghinaan bagi Umat Islam. Padahal banyak pihak terkait yang lebih layak diundang TV One spt MUI Jatim, MUI Sampang, LPPI, Rois Al Hukuma (Adiknya Tajul)
     
    Padahal banyak pihak terkait yg lebih layak diundang TV One seperti MUI Jatim, MUI Sampang, LPPI, Rois Al Hukuma (Adiknya Tajul).
     
    Dalam lanjutan tanggapan isu, pada tanggal 28 Juni kemarin, saya mendapatkan sms dari wartawan juga yang isinya berasal twit dari @karniilyas >> "Kalau Prof. bisa buktikan, ILC saya bubarkan".
     
    Pak Karni yang terhormat, sikap seorang muslim terhadap kesesatan yang menistakan agamanya itu non tolerir, dan ini menjadi masalah ketika anda melakukan point kedua yang disampaikan Pizaro di atas. Inilah pokok masalah ILC malam itu. Di awali dengan kesalahan, maka tidak mungkin selesai pada solusi masalah.
     
    Jika saya asumsikan bapak Karni paham Syiah ini sesat kerena ajarannya dan syiah kriminil karena tindakannya (penistaan agama) di Negara hukum ini, maka apa sebenarnya tujuan bapak mengadakan diskusi dengan judul tersebut?
     
    Lalu, maaf, saya sebagai aktifis mungkin belum melakukan kroscek terhadap statement Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH., MA perihal Blocking Time. Tapi, sebagai sesama muslim, saya perlu mengingatkan kepada Pak Karni, agar bapak memposisikan diri pula sebagai seorang muslim yang seiman, sehingga ayat yang bapak bacakan kepada KH. Djafar Shodiq menjadi berlaku antara bapak dan kami para aktifis islam yang keberatan tentang acara ILC. (QS Al-Hujurat: 10).
     
    Perdebatan di media yang berdampak lanjutan via media harus dituntaskan pula melalui media, jadi dengan hormat, saya meminta bapak mengadakan ILC kembali dalam konteks klarifikasi ILC yang berjudul "Syiah diusir, Negara kemana?".
     
    Saya percaya bapak pemilik buku "Karni Ilyas, lahir untuk Berita" ini sangat paham dengan kode etik jurnalistik, di mana salah satu pasalnya berbunyi "Semua perilaku, ucapan dan karya jurnalistik wartawan harus senantiasa dilandasi, dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta oleh nilai-nilai luhur Pancasila, dan mencerminkan ketaatan pada Konstitusi Negara." Maka, jika keimanan dan ketaqwaan bapak saat ini ada dalam konteks Islam, seharusnya bapak tidak melakukan hal yang bisa melukai hati umat Islam dengan memfasilitasi atau bahkan terkesan mengadvokasi aliran sesat Syiah. (point 1 dan 6 dari Pizaro)
     
    Berlanjut pada statemen bapak menanggapi gugatan Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH., MA., bahwa Syiah telah melakukan Blocking time, bapak justru merespon dengan nada yang menantang di akun resmi twitter bapak, mengajak masuk ranah hukum kriminal KUHP pasal fitnah.
     
    Bapak Karni, mungkin bapak jauh lebih paham pula tentang hukum di Indonesia, dan justru kefahaman bapak itu, mendatangkan amanah besar untuk bertindak secara benar dan adil tidak untuk kepentingan tertentu. Tapi dalam Islam, konflik Syiah-Islam ini adalah konflik Akidah yang membutuhkan orang berkompeten dalam menyelesaikannya, yaitu para ulama. Jika bapak mampu profesional memposisikan diri menghormati hukum di Indonesia, maka seharusnya bapak jauh lebih profesional lagi dalam memposisikan diri sebagai orang yang awam tentang agama dengan cara menghormati ulama. Yusuf Qardhawi pemimpin ulama dunia saat ini saja sudah berfatwa bahwa Syiah itu sesat, berikut para ulama terdahulu seperti imam Bukhari, Syafi'i, Ahmad, Malik dan lain-lain, tentu derajat kita dalam ilmu agama jauh di bawah mereka. Maka saya himbau bapak agar profesional bersikap. Tidak bijak dan tidak demokratis rasanya memandang sebelah mata urusan agama dalam kancah politik dalam negeri.
     
    Jika bapak juga berdalih kami sudah mengundang KH. Aqil Shirad dari NU, mohon maaf bapak berdasarkan tinjauan ulama MIUMI, kami sampaikan bahwa beliau sudah tidak lagi jernih pemikirannya. Demi Allah perlu 1 hari penuh bahkan lebih acara semacam ILC untuk membahas khusus dunia Islam di Indonesia dengan segala macam pergolakan partai dan kepentingan penguasa.
     
    Oleh karena itu, permintaan saya dan teman-teman pemuda aktivis Islam, bapak tidak perlu membubarkan ILC, tapi bapak wajib melakukan klarifikasi acara ILC tersebut, sampaikan permintaan maaf kepada publik karena telah salah dalam memilih topik ILC sehingga mengakibatkan kesan menghina melukai umat Islam. Lalu berikan kesempatan pada ulama untuk melakukan penjelasan yang benar dalam menyikapi konflik Sampang, serta bapak juga wajib memperbaiki konsep penyelenggaraan ILC kedepan sesuai dengan azas Pancasila dan keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa (sesuai yang tertuang dalam kode etik jurnalistik).
     
    Sekian surat ini saya perbuat atas nama pribadi tidak mewakili lembaga,

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR WARRIORS IN TRAL THEY'RE FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE COMMENT AAMEEN AT LEAST WE CAN PRAY FOR THEM
    #MUDI
    http://graph.facebook.com/255689051229436/picture
    Jul 1st 2013, 02:01
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR WARRIORS IN TRAL THEY'RE FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE COMMENT AAMEEN AT LEAST WE CAN PRAY FOR THEM
    #MUDI
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    pls share it ......
    1 :- Surat Fatiha Allah k ghazab se bachati hay,
    2:- Surah Yaseen Qayamat k din piyaas se,
    3:- Surah Waaqia fiker or faaqay se,
    4:- Surah Mulk Azaab-e-Qabar se,
    5:- Surah Kausar dusmunon ki dushmani se,
    6:- Surah kaaferoun mout k waqt kuffar se,
    7:- Surah ikhlas munaafiqat se,
    8:- Surah Falak Hadson se,
    9:- Soorah Naas wuswasoun se bachati hain.....
    http://graph.facebook.com/100003485864387/picture
    Jul 1st 2013, 02:02
     
    pls share it ......
    1 :- Surat Fatiha Allah k ghazab se bachati hay,
    2:- Surah Yaseen Qayamat k din piyaas se,
    3:- Surah Waaqia fiker or faaqay se,
    4:- Surah Mulk Azaab-e-Qabar se,
    5:- Surah Kausar dusmunon ki dushmani se,
    6:- Surah kaaferoun mout k waqt kuffar se,
    7:- Surah ikhlas munaafiqat se,
    8:- Surah Falak Hadson se,
    9:- Soorah Naas wuswasoun se bachati hain.....
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR WARRIORS IN TRAL THEY'RE FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE COMMENT AAMEEN AT LEAST WE CAN PRAY FOR THEM
    http://graph.facebook.com/191149714239213/picture
    Jul 1st 2013, 02:04
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR WARRIORS IN TRAL THEY'RE FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE COMMENT AAMEEN AT LEAST WE CAN PRAY FOR THEM
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR WARRIORS IN TRAL THEY'RE FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE COMMENT AAMEEN AT LEAST WE CAN PRAY FOR THEM
    http://graph.facebook.com/100002081135527/picture
    Jul 1st 2013, 02:03
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR WARRIORS IN TRAL THEY'RE FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE COMMENT AAMEEN AT LEAST WE CAN PRAY FOR THEM
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

 Search Facebook kuffar: "Benefits of Ramadhaan (we need Ramadhaan)"Ramadhaan is a month of Forgiveness.Ramadhaan is a month of Rahmah.Ramadhaan is the month of generosity.Ramadhaan, the month that Allaah subhaanahu wa ta'ala accepts the Tawbah of the servants, and the month that Allaah blesses His servants.We are in need of Ramadhaan to correct ourselves, for we have forgotten Allaah tabarak wa ta'ala for the majority of the year.To correct ourselves for we have been neglectful.To correct ourselves for we are not upon the remembrance of Allaah.To correct ourselves because our hearts have gotten hard, some hearts are dead, some hearts are sick, some hearts are stone-cold, some hearts are black, getting no benefit whatsoever. Some hearts are so bad, and so ill that they see a good as a Munkar, (as an evil), and they see an evil as a good. These are not as they should be.We need a Ramadhaan. We need a Ramadhaan because our connection with Allaah tabarak wa ta'ala is not correct.We need a Ramadhaan because we do not have any Khushoo or devotion in our Salaah.We need a Ramadhaan because our Qura'an has dust and is sitting o­n a shelf.We need a Ramadhaan because we never read the books of Sunnah.We need a Ramadhaan because we don't fast, and if we fast physically without food or drink, we don't fast with our eyes by lowering them and our tongue by not slandering and our tongue by not lying and back-biting. We need a Ramadhaan to get ourselves back in order, to work for the Hereafter, to connect ourselves to Allaah tabarak wa ta'ala.We need a Ramadhaan because relationships brother to brother and sister to sister is in a miserable condition.We need a Ramadhaan because we have bad thoughts about o­ne another.We need a Ramadhaan because of dhulm, injustice to o­ne another.We need a Ramadhaan because there is backbiting, there is envy, there is jealousy, and there is slander.We need a Ramadhaan because we are despicable, because we are sick, because we are ill. (All these are diseases of the heart)We need a Ramadhaan because we don't believe in the promise of Allaah tabarak wa ta'ala, or if we do, we do not implement it.We need a Ramadhaan because it is time for us to change and become something better then we are now.We need a Ramadhaan because that is the o­nly thing that is going to get us together…We need a Ramadhaan because we don't have unity, there's no brotherhoodWe need a Ramadhaan because there's no respect for eldersWe need a Ramadhaan because there's no real love between usWe need a Ramadhaan, full of love and the Mercy of Allaah tabarak wa ta'ala.A Ramadhaan like we come in, like in a clinic or a hospital, trying to solve our illnesses, trying to come out of there without the disease we came with, trying to be better than we went in with.We need a Ramadhaan. Look around you, look to your right, look to your left, look in front of you and look behind you and you'll say, "We need a Ramadhaan".The sisters aren't covering properly, we need a Ramadhaan. Brothers and sisters are mixing. We need a Ramadhaan. Talking o­n phones and o­n the internet, we need a Ramadhaan. This is a mess, we are in a fix, we are in a bind, and this is a problem… We need a Ramadhaan. We need a Ramadhaan to get ourselves together.We need a Ramadhaan, that we come in the Masjid and we face the Qiblah and we say "Allaahu Akbar" and we stand in qiyaamah a long time until those diseases, that filth, that sickness, that hardness the heart goes away.We need a Ramadhaan that reminds us of the Hell-fire. We need a Ramadhaan that tells us that we haven't been given a certificate that we are people of Jannah.We need a Ramadhaan that lets us known that we are servants of Allaah tabarak wa ta'ala.And if we were to spend our whole life, from the time we were born until Yawm al Qiyaamah in Sajdaah, it would not be enough to thank Allaah for His Mercy, His Grace and His Blessings.We need a Ramadhaan and it is clear. If there is any fear of Allaah left in the hearts of ours and if there is any hope of Jannaah left in us, and if there is any desire to change and to be better and to be righteous and to come to the level of Ihsaan, to come to the level of a Mumim, to have taqwa, to fear Allaah … we need a Ramadhaan.We need a Ramadhaan, a month of Tawbaah.We need a Ramadhaan, a month of Maghfira.We need a Ramadhaan to correct our behaviour, to correct the differences & the difficulties and the envy / jealousies in our relationship between o­ne another.We need a Ramadhaan to understand that we have been committing injustice to o­ne another. And as the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) said : 'Az-Zulm (injustice) – "Zulumaat yawmal Qiyaamah" –we'll be changed physically into darkness o­n the Day of Judgement.'We need a Ramadhaan to understand the Hadith : to fear the duaa of the o­ne to whom we have done injustice. For there is not between Allaah and the person making the invocation, the person making that supplication of the person to whom injustice has been done, there is no veil between that person and Allaah. That duaa is immediately accepted.The oppressor is the o­ne for whom things are not going right; He is tripping into this and falling into that; He is Slipping there and sliding here. Why I can't get ahead? Why I can't progress in my Deen? Why I can't memorize this ayah? Why I can't understand this hadeeth? We may be living under the invocation, the answer for invocation for someone whom we abused or stepped over. You know you need a Ramadhaan. I know I need a Ramadhaan. We know we need a Ramadhaan. We need to get ourselves together. We've been running around in filth, we have been having our hearts around the low matters; We need our hearts to be around the thrones of Allaah; We need to think about the high matters, high goals; We need to think about Jannah; We need a hope for al-Jannah. You're planning for marriage, you're planning for education, you're planning for a job, but we need to plan for the Jannah. We need to prepare for the Jannah during the month of Ramadhaan."'Nahnu be haajathin Ma'aasa fir Ramadhaan."We are in severe need for Ramadhaan, so that we come into Ramdhaan with repentance, we come into it with regret, we come into it realizing that we are weak, that we need Allaah tabarak wa ta'ala to correct us, realizing that we are wrong and that we need Allaah tabarak wa ta'ala to place upon us that which is right, realizing that we are weak and that we need Allaah tabarak wa ta'ala to grant us strength. We need a Ramadhaan. Oh Yes !! We need a Ramadhaan. We needs nights of Qiyaam, we need dua and sujood, we need nights of Ramadhaan to do thilawaah of Qura'an. We need to listen to Husri, or Sudays or Shurain, or Hudhaifi. We need a Ramadhaan to listen to the Qura'an. When was the last time that we listened to the Qura'an?? When was the last time we recited Qura'an? We need a Ramadhaan to study Qura'an, to implement the Qura'an, and this Ramadhaan may be our final Ramadhaan. As o­ne brother spoke, I believe it is Abu Thasleem Hafidahullaah, where is the guarantee that this is not our final Ramadhaan? What is the guarantee that it is not our final Ramadhaan? We have to come into it seriously. And we want to come out of it much better than we came into it. We want to come out of Ramadhaan with Taqwa, because that was the main reason that it was legislated."O you who believe fasting has been written upon you as it was written for those before you, so that you may gain Taqwa."Taqwa is fear of Allaah. If we had taqwa, our condition will be better than it is now. If we had taqwa our relationships would be smoother, if we had taqwa …father to son who is a Muslim, sister to brother who is Muslim, uncle, aunt, niece and nephew who is Muslim, husband and wife who are Muslims.. the relationships would be better if they are based upon Taqwa. And we can achieve Taqwa during the month of Ramadhaan. I don't believe that our hearts are that hard, I don't believe that we can't change, I don't believe that some of us who hold hatred for the last 10 years cannot learn to love, and because we have been taught deceit and deception now we can't learn to trust.I don't believe that those brothers who have left circumstances physically but have the teachings and the behaviours that they had while they were up there, that they can't change. The sisters who remove their bodies from the fitnah and physically remove their bodies from a mistake, physically remove their bodies from foolishness but their hearts have to follow. Be iznillaahi tha'aalah ! Their hearts have to follow. We need a Ramadhaan to be as the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) was. That he was the most generous, he was generous in general and he was most generous in Ramadhaan. Like a wind … spending, giving to his right, giving to his left, giving in front of him, giving behind him, giving to anyone who came. He gave without them asking. We need a Ramadhaan to inculcate these qualities. We need to control our desires. We need to control our tongue. We need to control our limbs. We need to learn self-discipline. We need to control our anger. We must do things in Ramadhaan not out of habit, something that is just tradition., that we are more despicable when we went in. We have to change our condition. We have to change our connection with Allaah tabarak wa ta'ala. For how light is the view of Allaah when they disobey Him. This is what was said by o­ne of the sahabas when he had the crown of the Persian King in his hand. And the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) said, 'that he had been sent before the hour. And my provision has been provided for me under the shade of my spear and humiliation has been written against anyone who goes against my orders. Humiliation has been written upon anyone who goes against my orders. If we want to continue in the position of humiliation that we are in, then do not take the grand opportunity act like it doesn't exist, neglect and forget and be hard headed, be obstinate, follow your desires like you have been doing for the last 11 months and don't benefit from Ramadhaan. And when our circumstances doesn't change, when the Kuffar don't remove their spears from our necks, when our women are consistently raped and they are now these days in many parts of the world, when all of that happens, don't say "Why?" You know why. For we need a Ramadhaan and we have to correct ourselves in this Ramadhaan. And that you are a part of this Ummah and if you have an illness, and if you are a member of this ummah with a sickness, with filth, with crime, this affects the rest of the Ummah. It is like your body when you have an illness. It is like when you have hurt your finger or your toe, it affects the rest of the body. And it doesn't have to be said to you that the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) said, "the believers are like o­ne body". If we want to correct the position of the Ummah, then we must first start by correcting ourselves. Don't worry about Ubyaid, Hassan and Musa, but worry about yourself. Be selfish this Ramadhaan. Not regarding giving sadaqa but where you are going to focus your rectification or how to rectify yourself. Your focus is going to be o­n yourself. Not worrying about this person and that person's manhaj. Are you o­n the correct Manhaj?? Not worrying about whether a particular brother is o­n the bidah or the Sunnah. Are you upon the Sunnah? Have those brothers stopped committing their sins --- have you stopped committing that sin? Has the brother made tawbah ---- Have you made tawbah?? Has the brother corrected a situation ----- have you corrected your situation? Worry about yourself. Worry about yourself this Ramadhaan. Any other Ramadhaan do what you will. But my sincere advice to you is, this Ramadhaan worry about yourself. Am I backbiting? Am I slandering? Am I committing fahishah? Am I committing gheebah? Am I committing Nameemah (tale-carrying)? Do I have 'hasad'? Do I have pride (Kibr) ? Am I arrogant? Am I too harsh? Am I unkind? Am I not gentle enough? Am I gentle enough? Question yourself. Was my intention when I said what I said or did what I did for the pleasure of Allaah or to be noticed? When I spoke what I spoke was it for the pleasure of Allaah or to be seen or heard? Was I doing it "Haarisa min Qalbi'--- sincerely from my heart or I did it to be known? 'Khutbath Duroor' --- Loving to be known breaks it. Be Mukhlis. Be sincere. Be like that servant of Allaah like the Hadith that has been related in the Kitaab al tawheed of the soldier whose head is disheveled, who is bare-footed and dirty.. but he is sincere to Allaah. If he was placed at the rear of the army, he is pleased with that. And if he is placed in the front of the army he is displeased with that. His goal is Allaah tabarak wa ta'ala. Not where I sit. Not us and them, Not you and I but his brothers and sisters ..its the servants of Allaah, it is the believers, it is the Muslim, the salafiyoon, it is Ahlul –athar, it is Ahlus-Sunnah, it is Ahlul-Hadith. No o­ne' bigger and no o­ne is smaller . No o­ne wants to step o­n anyone nor desire that. All of us should be working for the pleasure of Allaah tabarak wa ta'ala. And if we don't we have an illness which is Riyaah --- doing things to be seen or Sum'aah --- doing things to be heard and we need a Ramadhaan to correct that behaviour. If we find that we talk to the sisters or brothers too much, we need a Ramadhaan to learn to stop talking to those who are not halaal for us to talk to. And if we find that we are mixing too much, we need a Ramadhaan to start mixing with those whom you are not supposed to mix with. We find that we have jealousy in our hearts, vengeance in our hearts, distrust in our hearts for other Muslims based upon nothing but Shaitaan whispers to us, we need a Ramadhaan. We get all the good in front of us when we have the Book of Allaah tabarak wa ta'ala and the Sunnaah of the Messenger (sallallahu alayhi wa sallam) and the fahmas Salafus Saalih and the connection to the inheritors of the Prophet alaihissalaam – the Ulamaa – we got all the good in front of us but we are like that individual who has a disease and he has the prescription for the medicine in front of him but he refuses to open the package – let alone read it ----- let alone take it. We need a Ramadhaan, Our condition won't change. We'll continue to complain.We need a Ramadhaan or we'll forever be in pain. We need a Ramadhaan or we'll go insane. We need a Ramadhaan, you and I. Why can't we lift up, roll up our sleeves? Why do we have to beat the hands of o­ne another? Why do we have to step o­n somebody to get somewhere? Why do we have to step o­n our brother – he wants to go to the same place where you want to go? The Jannah. Why can't we do it together? Why can't we be side by side? You roll up your sleeves and I'll roll up my sleeves, we'll get busy and we'll get help and support o­ne another. Why can't we make excuses? Why can't we forgive? Why can't we forget? Why can't we let things go? Upon clarity, upon Haqq, knowing the Sunnah, knowing the Deen, connected to the scholars, not preceding them in any statement or action and if they make a statement, we make their statement (not add our own), This is important. We need a Ramadhaan. This blessed month where you can go in as the most despicable devil and come out like an angel. That blessed month when you can go in as a miser and come out as the generous … that blessed month where you can be o­ne of those hard-hearted brothers – (everybody usually gives you a smile but you don't give anybody a smile) – and if you do it right, you'll come out of Ramadhaan giving smiles to those brothers , not in the faces of the sisters but the faces of your brothers.. We need a Ramadhaan to correct our condition : we are slow, we are lazy, we don't have any incentive towards the deen and the Aakhiraah, the Hereafter . Our incentives are towards the Dunya and if the opposite of this was true most of the neighbourhood around here would be Muslims. Many would enter Islaam in folds, as Sheikh Ubaid Madkhali Hafidaallaah says in his explanation of 'Usool as thalaathah', that Islaam is a Mahaasin – the beauty of it is explained. Islaam he said is a Mu'jizaa minal Mu'jizaath' -- Islaam is a miracle of the Mircales. Ayah minal Ayaahs. It is that, when it is presented to the hearts, when it is presented to the people, and it is done in the right way, what happens? They enter Islaam 'Afwaajan' – in the multitudes. He said that if o­ne of them has a business and we want to advertise, very few who wouldn't advertise at all would say that "I have a business but I am going to be silent." Business won't be successful and no o­ne will benefit, he will loose. Generally a good business person gets a good advertisement – he may use the print media, he may use the radio, the audio media, to get his advertisement --- his dawa'ah , he'll call out so that people will come and he mixes in the most beautiful way and has the most beautiful response. This is what he does. The Sheikh said, 'if we were to do that with Islaam, show its beauty, explain its Mahasin –its beauty, it is the natural fitrah of the person (unless his fitrah has been polluted) that he wants to know Islaam. He wants to know why he walks upon the earth. He wants to know his prayer. He wants to have his connection with his Creator. He wants to know the purpose of his existence. But who will explain it to him or her? Who will tell them? Who will open up those hearts? It is supposed to be 'us'. Those of us who cannot express ourselves, what about our actions? If the person sees you are truthful , why you are truthful? Because Islaam teaches you truthfulness and you must be truthful and there is high martaba being truthful and minas-Siddeeqi is the o­nly martaba -- level after the Prophets… It is the first level after the Prophets, rather. Closest to the prophet's stations are those who are Siddiqeen, the most truthful. So you be truthful because of that. You keep your word because of that. You are gentle, you are nice, you have good behaviour, you have good etiquette, you have good deportment, so when it comes to Islaam it is Afwaajan. So if you don't see them doing it, we are doing what we are not supposed to be doing. If we were doing what we are supposed to be doing, we would probably have to have this type of fundraising at o­ne of the football stadiums. If we are doing what we are supposed to be doing, people will be hearing Islaam from the radio, they will see articles written in the papers regularly, they would see good behaviour, they would see kindness and gentleness, patience and forbearance. They would see the qualities and characteristics of Mustapha sallallahu alaihi wassallam. i.e if we were doing our job. But we are not. Not the male or the female. Not father or mother or child. We are not upon what we should be upon, we are not doing what we are supposed to be doing. We need a Ramadhaan to clarify our situation. We need a Ramadhaan to put us in position. We need a Ramadhaan to give this Ummah a rebirth, air .. we have to understand that we are global. Whoever follows the Book of Allaah, the Sunnah of the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) and the Manhaj of the Salafus Saalih, then they are our closest brothers. And those who are upon ignorance, innovation, not mukaffarah, they are still brothers from a distant but from within this Ummah. So it affects all of us. And we are connected in that way. If you sit there saying, 'I don't care what they do to the Muslims in India doesn't concern me; I don't care if they bomb Afghanistan up the planet… I don't care.... it has nothing to do with me …then you are a racist, a nationalist, you are not a Salafi. Because a Salafi concerns himself about this Ummah. Salafi at night thinks about this Ummah. Salafi cries in his salaah about the condition of this Ummah, he cries about all locally, he cries about their condition internationally. We need a Ramadhaan so that we can realize the Islaamic brotherhood again. We need a Ramadhaan because some of them never practiced brotherhood ever in their lives and may have been Muslims 50 years. We need a Ramadhaan so that the sisters learn sisterhood, We need a Ramadhaan so that we can focus o­n the Aakhirah -- Hereafter and we give Naseehah and advice to o­ne another that is of benefit and that our talking and our mixing is just not about the Dunya, and what you want to do in the Dunya and how you are gonna be in this Dunya.We need a Ramadhaan so that people learn to inculcate in their children to be like Abu Bakr As-Siddeeq, Umar al-Khattab, Sa'ad abi Ibn Waqqas and like this. We need a Ramadhaan so that they can study knowledge. This Ummah needs another Bin Baaz, this Ummah needs another Al-Albani, this Ummah needs another Muqbil, this Ummah needs another Ibn Taimiyyah, this Ummah needs all of these and more. You are gonna tell me that none of them can come or no o­ne like them can from our families? None of them can come from us? Not everyone who comes from us have to be Goofi. Can't our children speak the Arabic language at a young age? Can't we put in the hands of our children books that will benefit the Ummah.. the same love the Kaafir have for Harry Potter and their imaginary books? Our hope is low. Our desire is low. We are supposed to be having high goals. We should be looking at our kids Abdullaah and Abdurrahman and saying : You might be Sheikh Naasir for this Ummah. We should be saying when listening to Sudaisi and Shuraim that it could be you leading the salaah in haram. We are supposed to be having high goals. But until we brush off the dust, the foolishness of the jaahiliyyah , the hastiness of the youth, the bad characteristics that we have, we have to get rid of them , we have to change our condition, we need aRamadhaan. We need our Qiyaam at night, we need recitation of Qura'an, we need to sit together and talk together o­nly about the deen, not about the Dunya, we need to worry about our status in the Aakhirah, in the Hereafter. We need to wake up from our sleep. Wake up Oh Sleepy o­ne. !! our slumber has been too long. You got to wake up, take wudoo, get within the caravan of Mohamed Ibn Abdullah, Abu Bakr As-Siddeeq, Umar al-Khattab, Ibn Taimiyyah – you have to get with it. How long are we going to stay sick? How long are we going to be unsettled? How long are we going to have our problems? We need a Ramadhaan. And let this Ramadhaan be the o­ne where you come out of it better, come out of it committed, come out of it devoted, you come out of it with your head held high. You are from the Ummah of the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) and don't you forget it!!Walhamdulillaahi rabbil aalameen.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    "Benefits of Ramadhaan (we need Ramadhaan)"
     
    Ramadhaan is a month of Forgiveness.
     
    Ramadhaan is a month of Rahmah.
     
    Ramadhaan is the month of generosity.
     
    Ramadhaan, the month that Allaah subhaanahu wa ta'ala accepts the Tawbah of the servants, and the month that Allaah blesses His servants.
     
    We are in need of Ramadhaan to correct ourselves, for we have forgotten Allaah tabarak wa ta'ala for the majority of the year.
     
    To correct ourselves for we have been neglectful.
     
    To correct ourselves for we are not upon the remembrance of Allaah.
     
    To correct ourselves because our hearts have gotten hard, some hearts are dead, some hearts are sick, some hearts are stone-cold, some hearts are black, getting no benefit whatsoever. Some hearts are so bad, and so ill that they see a good as a Munkar, (as an evil), and they see an evil as a good. These are not as they should be.
     
    We need a Ramadhaan. We need a Ramadhaan because our connection with Allaah tabarak wa ta'ala is not correct.
     
    We need a Ramadhaan because we do not have any Khushoo or devotion in our Salaah.
     
    We need a Ramadhaan because our Qura'an has dust and is sitting o­n a shelf.
     
    We need a Ramadhaan because we never read the books of Sunnah.
     
    We need a Ramadhaan because we don't fast, and if we fast physically without food or drink, we don't fast with our eyes by lowering them and our tongue by not slandering and our tongue by not lying and back-biting. We need a Ramadhaan to get ourselves back in order, to work for the Hereafter, to connect ourselves to Allaah tabarak wa ta'ala.
     
    We need a Ramadhaan because relationships brother to brother and sister to sister is in a miserable condition.
     
    We need a Ramadhaan because we have bad thoughts about o­ne another.
     
    We need a Ramadhaan because of dhulm, injustice to o­ne another.
     
    We need a Ramadhaan because there is backbiting, there is envy, there is jealousy, and there is slander.
     
    We need a Ramadhaan because we are despicable, because we are sick, because we are ill. (All these are diseases of the heart)
     
    We need a Ramadhaan because we don't believe in the promise of Allaah tabarak wa ta'ala, or if we do, we do not implement it.
     
    We need a Ramadhaan because it is time for us to change and become something better then we are now.
     
    We need a Ramadhaan because that is the o­nly thing that is going to get us together…
     
    We need a Ramadhaan because we don't have unity, there's no brotherhood
     
    We need a Ramadhaan because there's no respect for elders
     
    We need a Ramadhaan because there's no real love between us
     
    We need a Ramadhaan, full of love and the Mercy of Allaah tabarak wa ta'ala.
     
    A Ramadhaan like we come in, like in a clinic or a hospital, trying to solve our illnesses, trying to come out of there without the disease we came with, trying to be better than we went in with.
     
    We need a Ramadhaan. Look around you, look to your right, look to your left, look in front of you and look behind you and you'll say, "We need a Ramadhaan".
     
    The sisters aren't covering properly, we need a Ramadhaan. Brothers and sisters are mixing. We need a Ramadhaan. Talking o­n phones and o­n the internet, we need a Ramadhaan. This is a mess, we are in a fix, we are in a bind, and this is a problem… We need a Ramadhaan. We need a Ramadhaan to get ourselves together.
     
    We need a Ramadhaan, that we come in the Masjid and we face the Qiblah and we say "Allaahu Akbar" and we stand in qiyaamah a long time until those diseases, that filth, that sickness, that hardness the heart goes away.
     
    We need a Ramadhaan that reminds us of the Hell-fire. We need a Ramadhaan that tells us that we haven't been given a certificate that we are people of Jannah.
     
    We need a Ramadhaan that lets us known that we are servants of Allaah tabarak wa ta'ala.
     
    And if we were to spend our whole life, from the time we were born until Yawm al Qiyaamah in Sajdaah, it would not be enough to thank Allaah for His Mercy, His Grace and His Blessings.
     
    We need a Ramadhaan and it is clear. If there is any fear of Allaah left in the hearts of ours and if there is any hope of Jannaah left in us, and if there is any desire to change and to be better and to be righteous and to come to the level of Ihsaan, to come to the level of a Mumim, to have taqwa, to fear Allaah … we need a Ramadhaan.
     
    We need a Ramadhaan, a month of Tawbaah.
     
    We need a Ramadhaan, a month of Maghfira.
     
    We need a Ramadhaan to correct our behaviour, to correct the differences & the difficulties and the envy / jealousies in our relationship between o­ne another.
     
    We need a Ramadhaan to understand that we have been committing injustice to o­ne another. And as the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) said : 'Az-Zulm (injustice) – "Zulumaat yawmal Qiyaamah" –we'll be changed physically into darkness o­n the Day of Judgement.'
     
    We need a Ramadhaan to understand the Hadith : to fear the duaa of the o­ne to whom we have done injustice. For there is not between Allaah and the person making the invocation, the person making that supplication of the person to whom injustice has been done, there is no veil between that person and Allaah. That duaa is immediately accepted.
     
    The oppressor is the o­ne for whom things are not going right; He is tripping into this and falling into that; He is Slipping there and sliding here. Why I can't get ahead? Why I can't progress in my Deen? Why I can't memorize this ayah? Why I can't understand this hadeeth? We may be living under the invocation, the answer for invocation for someone whom we abused or stepped over. You know you need a Ramadhaan. I know I need a Ramadhaan. We know we need a Ramadhaan. We need to get ourselves together. We've been running around in filth, we have been having our hearts around the low matters; We need our hearts to be around the thrones of Allaah; We need to think about the high matters, high goals; We need to think about Jannah; We need a hope for al-Jannah.
     
    You're planning for marriage, you're planning for education, you're planning for a job, but we need to plan for the Jannah. We need to prepare for the Jannah during the month of Ramadhaan.
     
    "'Nahnu be haajathin Ma'aasa fir Ramadhaan."
     
    We are in severe need for Ramadhaan, so that we come into Ramdhaan with repentance, we come into it with regret, we come into it realizing that we are weak, that we need Allaah tabarak wa ta'ala to correct us, realizing that we are wrong and that we need Allaah tabarak wa ta'ala to place upon us that which is right, realizing that we are weak and that we need Allaah tabarak wa ta'ala to grant us strength. We need a Ramadhaan. Oh Yes !! We need a Ramadhaan.
     
    We needs nights of Qiyaam, we need dua and sujood, we need nights of Ramadhaan to do thilawaah of Qura'an. We need to listen to Husri, or Sudays or Shurain, or Hudhaifi. We need a Ramadhaan to listen to the Qura'an. When was the last time that we listened to the Qura'an?? When was the last time we recited Qura'an? We need a Ramadhaan to study Qura'an, to implement the Qura'an, and this Ramadhaan may be our final Ramadhaan. As o­ne brother spoke, I believe it is Abu Thasleem Hafidahullaah, where is the guarantee that this is not our final Ramadhaan? What is the guarantee that it is not our final Ramadhaan? We have to come into it seriously. And we want to come out of it much better than we came into it. We want to come out of Ramadhaan with Taqwa, because that was the main reason that it was legislated.
     
    "O you who believe fasting has been written upon you as it was written for those before you, so that you may gain Taqwa."
     
    Taqwa is fear of Allaah. If we had taqwa, our condition will be better than it is now. If we had taqwa our relationships would be smoother, if we had taqwa …father to son who is a Muslim, sister to brother who is Muslim, uncle, aunt, niece and nephew who is Muslim, husband and wife who are Muslims.. the relationships would be better if they are based upon Taqwa. And we can achieve Taqwa during the month of Ramadhaan. I don't believe that our hearts are that hard, I don't believe that we can't change, I don't believe that some of us who hold hatred for the last 10 years cannot learn to love, and because we have been taught deceit and deception now we can't learn to trust.
     
    I don't believe that those brothers who have left circumstances physically but have the teachings and the behaviours that they had while they were up there, that they can't change. The sisters who remove their bodies from the fitnah and physically remove their bodies from a mistake, physically remove their bodies from foolishness but their hearts have to follow. Be iznillaahi tha'aalah ! Their hearts have to follow.
     
    We need a Ramadhaan to be as the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) was. That he was the most generous, he was generous in general and he was most generous in Ramadhaan. Like a wind … spending, giving to his right, giving to his left, giving in front of him, giving behind him, giving to anyone who came. He gave without them asking.
     
    We need a Ramadhaan to inculcate these qualities. We need to control our desires. We need to control our tongue. We need to control our limbs. We need to learn self-discipline. We need to control our anger. We must do things in Ramadhaan not out of habit, something that is just tradition., that we are more despicable when we went in. We have to change our condition. We have to change our connection with Allaah tabarak wa ta'ala. For how light is the view of Allaah when they disobey Him. This is what was said by o­ne of the sahabas when he had the crown of the Persian King in his hand.
     
    And the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) said, 'that he had been sent before the hour. And my provision has been provided for me under the shade of my spear and humiliation has been written against anyone who goes against my orders. Humiliation has been written upon anyone who goes against my orders. If we want to continue in the position of humiliation that we are in, then do not take the grand opportunity act like it doesn't exist, neglect and forget and be hard headed, be obstinate, follow your desires like you have been doing for the last 11 months and don't benefit from Ramadhaan. And when our circumstances doesn't change, when the Kuffar don't remove their spears from our necks, when our women are consistently raped and they are now these days in many parts of the world, when all of that happens, don't say "Why?" You know why. For we need a Ramadhaan and we have to correct ourselves in this Ramadhaan. And that you are a part of this Ummah and if you have an illness, and if you are a member of this ummah with a sickness, with filth, with crime, this affects the rest of the Ummah. It is like your body when you have an illness. It is like when you have hurt your finger or your toe, it affects the rest of the body. And it doesn't have to be said to you that the Prophet (sallallahu alayhi wa sallam) said, "the believers are like o­ne body". If we want to correct the position of the Ummah, then we must first start by correcting ourselves. Don't worry about Ubyaid, Hassan and Musa, but worry about yourself. Be selfish this Ramadhaan. Not regarding giving sadaqa but where you are going to focus your rectification or how to rectify yourself. Your focus is going to be o­n yourself. Not worrying about this person and that person's manhaj. Are you o­n the correct Manhaj?? Not worrying about whether a particular brother is o­n the bidah or the Sunnah. Are you upon the Sunnah? Have those brothers stopped committing their sins --- have you stopped committing that sin? Has the brother made tawbah ---- Have you made tawbah?? Has the brother corrected a situation ----- have you corrected your situation? Worry about yourself. Worry about yourself this Ramadhaan.
     
    Any other Ramadhaan do what you will. But my sincere advice to you is, this Ramadhaan worry about yourself. Am I backbiting? Am I slandering? Am I committing fahishah? Am I committing gheebah? Am I committing Nameemah (tale-carrying)? Do I have 'hasad'? Do I have pride (Kibr) ? Am I arrogant? Am I too harsh? Am I unkind? Am I not gentle enough? Am I gentle enough? Question yourself. Was my intention when I said what I said or did what I did for the pleasure of Allaah or to be noticed? When I spoke what I spoke was it for the pleasure of Allaah or to be seen or heard? Was I doing it "Haarisa min Qalbi'--- sincerely from my heart or I did it to be known? 'Khutbath Duroor' --- Loving to be known breaks it.
     
    Be Mukhlis. Be sincere. Be like that servant of Allaah like the Hadith that has been related in the Kitaab al tawheed of the soldier whose head is disheveled, who is bare-footed and dirty.. but he is sincere to Allaah. If he was placed at the rear of the army, he is pleased with that. And if he is placed in the front of the army he is displeased with that. His goal is Allaah tabarak wa ta'ala. Not where I sit. Not us and them, Not you and I but his brothers and sisters ..its the servants of Allaah, it is the believers, it is the Muslim, the salafiyoon, it is Ahlul –athar, it is Ahlus-Sunnah, it is Ahlul-Hadith. No o­ne' bigger and no o­ne is smaller . No o­ne wants to step o­n anyone nor desire that. All of us should be working for the pleasure of Allaah tabarak wa ta'ala. And if we don't we have an illness which is Riyaah --- doing things to be seen or Sum'aah --- doing things to be heard and we need a Ramadhaan to correct that behaviour.
     
    If we find that we talk to the sisters or brothers too much, we need a Ramadhaan to learn to stop talking to those who are not halaal for us to talk to. And if we find that we are mixing too much, we need a Ramadhaan to start mixing with those whom you are not supposed to mix with. We find that we have jealousy in our hearts, vengeance in our hearts, distrust in our hearts for other Muslims based upon nothing but Shaitaan whispers to us, we need a Ramadhaan.
     
    We get all the good in front of us when we have the Book of Allaah tabarak wa ta'ala and the Sunnaah of the Messenger (sallallahu alayhi wa sallam) and the fahmas Salafus Saalih and the connection to the inheritors of the Prophet alaihissalaam – the Ulamaa – we got all the good in front of us but we are like that individual who has a disease and he has the prescription for the medicine in front of him but he refuses to open the package – let alone read it ----- let alone take it.
     
    We need a Ramadhaan, Our condition won't change. We'll continue to complain.
     
    We need a Ramadhaan or we'll forever be in pain. We need a Ramadhaan or we'll go insane.
     
    We need a Ramadhaan, you and I. Why can't we lift up, roll up our sleeves? Why do we have to beat the hands of o­ne another? Why do we have to step o­n somebody to get somewhere? Why do we have to step o­n our brother – he wants to go to the same place where you want to go? The Jannah. Why can't we do it together? Why can't we be side by side? You roll up your sleeves and I'll roll up my sleeves, we'll get busy and we'll get help and support o­ne another.

    Why can't we make excuses? Why can't we forgive? Why can't we forget? Why can't we let things go? Upon clarity, upon Haqq, knowing the Sunnah, knowing the Deen, connected to the scholars, not preceding them in any statement or action and if they make a statement, we make their statement (not add our own), This is important. We need a Ramadhaan.
     
    This blessed month where you can go in as the most despicable devil and come out like an angel. That blessed month when you can go in as a miser and come out as the generous … that blessed month where you can be o­ne of those hard-hearted brothers – (everybody usually gives you a smile but you don't give anybody a smile) – and if you do it right, you'll

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    Yang namanya ulang tahun mau di samarkan sebutannya dengan milad,harlah maulid, atau hari jadi tetep aja ulang tahun Tasyabuh Kuffar..
    http://graph.facebook.com/1736847123/picture
    Jul 1st 2013, 02:07
     
    Yang namanya ulang tahun mau di samarkan sebutannya dengan milad,harlah maulid, atau hari jadi tetep aja ulang tahun Tasyabuh Kuffar..
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

 Search Facebook kuffar: Andrew Pochter, then a recent alumnus of the State Department's National Security Language for Youth Program, published a report June 8, 2011 for Al Arabiya on his impressions of the Arab Spring uprisings in Morocco. Entitled, "The Acquisition of Reality," the callow Mr. Pochter lauded Moroccan despot King Muhammad VI's release of 90 imprisoned jihadists (arbitrarily designated "Islamists" and "Sahrawis," i.e., the latter being "nationalists" cum jihadists), while lamenting,This seems to be a good start, though it is important to keep in mind that over 100 political prisoners still remain behind bars.Just two years later, the well-intentioned, if naïve Pochter's tragic delusions about the ugly reality of the Orwellian-named Arab spring were shattered, instantaneously, by lethal violence. While photographing demonstrations in the Egyptian port city of Alexandria this past Friday (6/28/13), near an office of the jihadist Muslim Brotherhood, Pochter was stabbed, and suffered a fatal chest wound.Veteran international journalist Jon Williams tweeted that, as per unnamed "intelligence sources," Pochter's assailant questioned the young man whether he were an American, before plunging a knife into the victim's chest. If Williams' account is confirmed, this would mark the second time in two months that an American was targeted for stabbing in Egypt. On Thursday, May 12, 2013, Chris Stone, an Associate Professor of Arabic, and Director of the Arabic Program at The City University of New York was stabbed in the neck outside the US embassy's Cairo headquarters. Stone's attacker, Kafr El-Sheikh, was motivated by his professed hatred of the US, and Americans. Stone survived the attack, but as Al-Ahram reported, the knife lodged in his neck had to be removed by a surgical operation. Ironically, Stone, who had penned anti-Israel vitriol, and supported demands that the New York Police Department terminate its legitimate (and successful) anti-jihad terror surveillance activities, was recently appointed head of the Center for Arabic Study Abroad by the American University in Cairo, and, as Al-Ahram highlighted, "praised for his pro-Palestine views and his interest in Arab culture."The late youth Andrew Pochter was described in an Al-Arabiya tribute by his former Moroccan Arabic teacher as similarly "filled with the Arabic language and with the Arab world." Prochter attended Kenyon College, where he was a religious studies major, who co-managed the college's Hillel, and had just completed his sophomore year. Prior to his fateful sojourn in Egypt, Pochter interned for AMIDEAST, an American nonprofit that focuses on the Middle East and North Africa, and studied regional politics. His mother, Elizabeth Pochter, maintained that her son read poems to his girlfriend about the "Israeli-Palestinian conflict," and insisted that somehow the endless jihad against The Jewish State, "wasn't just about some detached war to him, but a struggle that he passionately wanted to resolve." Elizabeth Pochter added, according to a statement by Kenyon College, that her Jewish son,…was a person who didn't see the world as separate nations, but a collection of vibrant cultures.In her encomium, Marcela Colmenares, an instructor at Kenyon College, who had befriended Pochter, characterized him as "absorbing every bit of the Egyptian culture" —just before he suffered an even more horrific fate than the adult Arabic Professor, Stone.Glaringly absent from these poignant encomia by Andrew Pochter's mentors—academic, organizational, even parental—is any informed, honest recognition of the dangerous cauldron of Islamic hatred—animated by living doctrines and history—into which he had thrust himself.AMIDEAST, the organization for whom Andrew Pochter "interned," this past February 2013 marked the end of the tenure of Al-Azhar Grand Mufti Sheik Ali Gomaa (also spelled "Ali Gum'a") with a public ceremony for the cleric who helped preside over Sunni Islamdom's de facto Vatican, giving him an engraved silver plate that read,AMIDEAST recognizes and honors the prominent role of the Grand Mufti Dr. Ali Gomaa in strengthening mutual understanding and cooperation between Americans and the peoples of the Muslim world.Pace AMIDEAST's award recognizing Gomaa's purported "ecumenism," the former Grand Mufti's readily available writings and utterances have been punctuated by sacralized hatred toward non-Muslims, and even frank incitement to lethal violence against them, especially Jews. Gomaa invoked canonical Islamic doctrines to rationalize these repugnant views, consistent with his leadership role at Sunni Islam's most important, mainstream religious teaching institution. A representative sampling of Gomaa's less than ecumenical pronouncements (arranged chronologically), ignored by the late Andrew Pochter's erstwhile sponsor and educator, AMIDEAST, includes:(2003) Forbidding Muslims in the US military from fighting other Muslims, while simultaneously declaring all Israeli Jews, including as the legitimate targets of murderous homicide bombings." A consensus emerged that it was forbidden for a Muslim to [fight] his brother. Even if the [brother's] guilt was proven, a Muslim is forbidden from fighting his brother, all the more so when it occurs as a result of propaganda and lies. "A Hadith says: 'A Muslim is the brother of a Muslim; he does not abandon him and he does not give him away.'…The Muslim soldier in the American army must refrain [from participating] in this war, and if he cannot, he must serve in the [logistic] ranks, and if he cannot, he must submit his resignation. If he is forced to [fight] and is among the combating ranks, he is forbidden from killing a Muslim with his weapon; if he kills him in error he must pay reparation. If he kills him intentionally, he has committed the sin of killing a Muslim intentionally." Question: "Is it permitted to kill an Israeli traveling outside the borders of his land?" Sheikh Gomaa: "Yes, it is permitted to kill him, because he is a Harbi and the Harbi spreads corruption [especially the 'harbi' Jew; see Koran 5:64] throughout the face of the earth."(2006/2006/2006/) Lauding the annihilationist jihad terror organization Hezbollah's unprovoked summer 2006 war against Israel as "[pages of] jihad that will not be in vain. The blood of those you have lost will be a curse on your enemies. You are not only a model for people living [today], you are also lighting the path for the future generations," while characterizing Jews—the "Hebrew entity"—as "bloodsuckers" replete with the claimed preparation of Passover matzos with "human [non-Jewish] blood, " bent upon wantonly "destroying property, killing people, keeping the [entire] world busy [with the conflict], and violating all the principles accepted by the human [race]? In 2006, Gomaa also issued a fatwa outlawing sculpture (quoting a canonical hadith that sculptors will be among those receiving the harshest punishment on Judgment Day), while, conversely, sanctioning wife-beating "Allah permitted wife-beating… as one of the means to preserve the family, and as one of the means to preserve stability."(2007/2007) Denying the plight of women in Islam—sacralized polygamy and violence (such as the wife-beating Gomaa endorsed), including disproportionate application of the death penalty for alleged adultery—while blaming "secularism," not jihadism for global terror. Gomaa, in 2007, re-affirmed "that Islam prohibits a Muslim from changing his religion and that apostasy is a crime, which must be punished"—i.e., if "public" and "un-repentant," by death.(2010) As described by analyst Raymond Ibrahim, shortly before the Maspero massacre of Egyptian Coptic Christians, "Gomaa categorized Christians as kuffar — 'infidels' — a word that connotes 'enemies,' "evil-doers," and every bad thing to Muslim ears. After quoting Quran 5:17, 'Infidels are those who declare God is the Christ, [Jesus] son of Mary,' he expounded by saying any association between a human and God (in Arabic, shirk) is the greatest sin: 'Whoever thinks the Christ is God, or the Son of God, not symbolically — for we are all sons of God — but attributively, has rejected the faith which God requires for salvation," thereby becoming an infidel.'"One further wonders if any of Pochter's mentors even warned him, with appropriate seriousness, about present on the ground conditions for Jews within Egypt, and Alexandria, specifically?During early January, 2012, MENA, Egypt's state-run news agency, reported a coalition of groups led by members of the Muslim Brotherhood's Peace and Freedom Party, was and joined by Mohamed El-Baradei's (then) presidential campaign, and "Nasserists," vowing to form a human chain to prevent "Zionists" from conducting the longstanding "Hilula" pilgrimage to an official Egyptian state antiquity site in Damanhur, the Tomb of Rabbi Yaakov Abu Hatzeira, a revered Oriental Jewish spiritual figure from Morocco, who became ill, and died there, in 1880. Rabbi Abraham Cooper, associate dean of the Wiesenthal Center, commented on these events:It is an ominous sign that as they ascend to power in the Egyptian Parliament, the Muslim Brotherhood's first act is to curb the religious freedom of Jews. In their worldview, there is no respect for the traditions for Jews, dead or alive.Cooper added, appositely,We are deeply fearful for Egypt's historic Coptic Christian community, which represents 10% of Egypt's population and whose churches and faithful have been targets of religious-fueled terrorismDuring the spring of 2012, the Egyptian government also denied foreign rabbis permission to enter the country to perform Rosh Hashana and Yom Kippur services for the vestigial remnant Alexandria dhimmi Jewish community of four Jewish men, and 18 Jewish women. Given that miniscule number of surviving Alexandrian Jews, these guest rabbis were pivotal in order for formal prayers—a minyan—to take place. By late December, 2012, Dr. Ahmed Darraj, a member of the draft committee for Egypt's post-Mubarak Constitution, led a rally decrying (with unbridled Islamic Jew-hating paranoia) the mere mention (in article 3) of Sharia-circumscribed personal status "rights" for Jews as a "calamity," which would mean,recognizing the legitimacy of their presence within the country to practice their rituals and allowing them to claim that the Jews built the pyramids, possibly to claim ownership down the line.Andrew Pochter's murder represents the apotheosis of a Big Islamic Lie mentality, rigidly imposed by academic, governmental, religious, and media elites. It is well past time to hold accountable the hyperactive promulgators of such Big Islamic Lies before additional self-destructively indoctrinated victims of their warped "teachings" meet similar fates.http://www.andrewbostom.org/blog/2013/06/30/a-young-jewish-mans-lethal-arab-spring-delusion/
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    Andrew Pochter, then a recent alumnus of the State Department's National Security Language for Youth Program, published a report June 8, 2011 for Al Arabiya on his impressions of the Arab Spring uprisings in Morocco. Entitled, "The Acquisition of Reality," the callow Mr. Pochter lauded Moroccan despot King Muhammad VI's release of 90 imprisoned jihadists (arbitrarily designated "Islamists" and "Sahrawis," i.e., the latter being "nationalists" cum jihadists), while lamenting,
     
    This seems to be a good start, though it is important to keep in mind that over 100 political prisoners still remain behind bars.
     
    Just two years later, the well-intentioned, if naïve Pochter's tragic delusions about the ugly reality of the Orwellian-named Arab spring were shattered, instantaneously, by lethal violence. While photographing demonstrations in the Egyptian port city of Alexandria this past Friday (6/28/13), near an office of the jihadist Muslim Brotherhood, Pochter was stabbed, and suffered a fatal chest wound.
     
    Veteran international journalist Jon Williams tweeted that, as per unnamed "intelligence sources," Pochter's assailant questioned the young man whether he were an American, before plunging a knife into the victim's chest. If Williams' account is confirmed, this would mark the second time in two months that an American was targeted for stabbing in Egypt. On Thursday, May 12, 2013, Chris Stone, an Associate Professor of Arabic, and Director of the Arabic Program at The City University of New York was stabbed in the neck outside the US embassy's Cairo headquarters. Stone's attacker, Kafr El-Sheikh, was motivated by his professed hatred of the US, and Americans. Stone survived the attack, but as Al-Ahram reported, the knife lodged in his neck had to be removed by a surgical operation. Ironically, Stone, who had penned anti-Israel vitriol, and supported demands that the New York Police Department terminate its legitimate (and successful) anti-jihad terror surveillance activities, was recently appointed head of the Center for Arabic Study Abroad by the American University in Cairo, and, as Al-Ahram highlighted, "praised for his pro-Palestine views and his interest in Arab culture."
     
    The late youth Andrew Pochter was described in an Al-Arabiya tribute by his former Moroccan Arabic teacher as similarly "filled with the Arabic language and with the Arab world." Prochter attended Kenyon College, where he was a religious studies major, who co-managed the college's Hillel, and had just completed his sophomore year. Prior to his fateful sojourn in Egypt, Pochter interned for AMIDEAST, an American nonprofit that focuses on the Middle East and North Africa, and studied regional politics. His mother, Elizabeth Pochter, maintained that her son read poems to his girlfriend about the "Israeli-Palestinian conflict," and insisted that somehow the endless jihad against The Jewish State, "wasn't just about some detached war to him, but a struggle that he passionately wanted to resolve." Elizabeth Pochter added, according to a statement by Kenyon College, that her Jewish son,
     
    …was a person who didn't see the world as separate nations, but a collection of vibrant cultures.
     
    In her encomium, Marcela Colmenares, an instructor at Kenyon College, who had befriended Pochter, characterized him as "absorbing every bit of the Egyptian culture" —just before he suffered an even more horrific fate than the adult Arabic Professor, Stone.
     
    Glaringly absent from these poignant encomia by Andrew Pochter's mentors—academic, organizational, even parental—is any informed, honest recognition of the dangerous cauldron of Islamic hatred—animated by living doctrines and history—into which he had thrust himself.
     
    AMIDEAST, the organization for whom Andrew Pochter "interned," this past February 2013 marked the end of the tenure of Al-Azhar Grand Mufti Sheik Ali Gomaa (also spelled "Ali Gum'a") with a public ceremony for the cleric who helped preside over Sunni Islamdom's de facto Vatican, giving him an engraved silver plate that read,
     
    AMIDEAST recognizes and honors the prominent role of the Grand Mufti Dr. Ali Gomaa in strengthening mutual understanding and cooperation between Americans and the peoples of the Muslim world.
     
    Pace AMIDEAST's award recognizing Gomaa's purported "ecumenism," the former Grand Mufti's readily available writings and utterances have been punctuated by sacralized hatred toward non-Muslims, and even frank incitement to lethal violence against them, especially Jews. Gomaa invoked canonical Islamic doctrines to rationalize these repugnant views, consistent with his leadership role at Sunni Islam's most important, mainstream religious teaching institution. A representative sampling of Gomaa's less than ecumenical pronouncements (arranged chronologically), ignored by the late Andrew Pochter's erstwhile sponsor and educator, AMIDEAST, includes:
     
    (2003) Forbidding Muslims in the US military from fighting other Muslims, while simultaneously declaring all Israeli Jews, including as the legitimate targets of murderous homicide bombings." A consensus emerged that it was forbidden for a Muslim to [fight] his brother. Even if the [brother's] guilt was proven, a Muslim is forbidden from fighting his brother, all the more so when it occurs as a result of propaganda and lies. "A Hadith says: 'A Muslim is the brother of a Muslim; he does not abandon him and he does not give him away.'…The Muslim soldier in the American army must refrain [from participating] in this war, and if he cannot, he must serve in the [logistic] ranks, and if he cannot, he must submit his resignation. If he is forced to [fight] and is among the combating ranks, he is forbidden from killing a Muslim with his weapon; if he kills him in error he must pay reparation. If he kills him intentionally, he has committed the sin of killing a Muslim intentionally." Question: "Is it permitted to kill an Israeli traveling outside the borders of his land?" Sheikh Gomaa: "Yes, it is permitted to kill him, because he is a Harbi and the Harbi spreads corruption [especially the 'harbi' Jew; see Koran 5:64] throughout the face of the earth."
    (2006/2006/2006/) Lauding the annihilationist jihad terror organization Hezbollah's unprovoked summer 2006 war against Israel as "[pages of] jihad that will not be in vain. The blood of those you have lost will be a curse on your enemies. You are not only a model for people living [today], you are also lighting the path for the future generations," while characterizing Jews—the "Hebrew entity"—as "bloodsuckers" replete with the claimed preparation of Passover matzos with "human [non-Jewish] blood, " bent upon wantonly "destroying property, killing people, keeping the [entire] world busy [with the conflict], and violating all the principles accepted by the human [race]? In 2006, Gomaa also issued a fatwa outlawing sculpture (quoting a canonical hadith that sculptors will be among those receiving the harshest punishment on Judgment Day), while, conversely, sanctioning wife-beating "Allah permitted wife-beating… as one of the means to preserve the family, and as one of the means to preserve stability."
    (2007/2007) Denying the plight of women in Islam—sacralized polygamy and violence (such as the wife-beating Gomaa endorsed), including disproportionate application of the death penalty for alleged adultery—while blaming "secularism," not jihadism for global terror. Gomaa, in 2007, re-affirmed "that Islam prohibits a Muslim from changing his religion and that apostasy is a crime, which must be punished"—i.e., if "public" and "un-repentant," by death.
    (2010) As described by analyst Raymond Ibrahim, shortly before the Maspero massacre of Egyptian Coptic Christians, "Gomaa categorized Christians as kuffar — 'infidels' — a word that connotes 'enemies,' "evil-doers," and every bad thing to Muslim ears. After quoting Quran 5:17, 'Infidels are those who declare God is the Christ, [Jesus] son of Mary,' he expounded by saying any association between a human and God (in Arabic, shirk) is the greatest sin: 'Whoever thinks the Christ is God, or the Son of God, not symbolically — for we are all sons of God — but attributively, has rejected the faith which God requires for salvation," thereby becoming an infidel.'"
    One further wonders if any of Pochter's mentors even warned him, with appropriate seriousness, about present on the ground conditions for Jews within Egypt, and Alexandria, specifically?
     
    During early January, 2012, MENA, Egypt's state-run news agency, reported a coalition of groups led by members of the Muslim Brotherhood's Peace and Freedom Party, was and joined by Mohamed El-Baradei's (then) presidential campaign, and "Nasserists," vowing to form a human chain to prevent "Zionists" from conducting the longstanding "Hilula" pilgrimage to an official Egyptian state antiquity site in Damanhur, the Tomb of Rabbi Yaakov Abu Hatzeira, a revered Oriental Jewish spiritual figure from Morocco, who became ill, and died there, in 1880. Rabbi Abraham Cooper, associate dean of the Wiesenthal Center, commented on these events:
     
    It is an ominous sign that as they ascend to power in the Egyptian Parliament, the Muslim Brotherhood's first act is to curb the religious freedom of Jews. In their worldview, there is no respect for the traditions for Jews, dead or alive.
     
    Cooper added, appositely,
     
    We are deeply fearful for Egypt's historic Coptic Christian community, which represents 10% of Egypt's population and whose churches and faithful have been targets of religious-fueled terrorism
     
    During the spring of 2012, the Egyptian government also denied foreign rabbis permission to enter the country to perform Rosh Hashana and Yom Kippur services for the vestigial remnant Alexandria dhimmi Jewish community of four Jewish men, and 18 Jewish women. Given that miniscule number of surviving Alexandrian Jews, these guest rabbis were pivotal in order for formal prayers—a minyan—to take place. By late December, 2012, Dr. Ahmed Darraj, a member of the draft committee for Egypt's post-Mubarak Constitution, led a rally decrying (with unbridled Islamic Jew-hating paranoia) the mere mention (in article 3) of Sharia-circumscribed personal status "rights" for Jews as a "calamity," which would mean,
     
    recognizing the legitimacy of their presence within the country to practice their rituals and allowing them to claim that the Jews built the pyramids, possibly to claim ownership down the line.
     
    Andrew Pochter's murder represents the apotheosis of a Big Islamic Lie mentality, rigidly imposed by academic, governmental, religious, and media elites. It is well past time to hold accountable the hyperactive promulgators of such Big Islamic Lies before additional self-destructively indoctrinated victims of their warped "teachings" meet similar fates.
     
    http://www.andrewbostom.org/blog/2013/06/30/a-young-jewish-mans-lethal-arab-spring-delusion/
    http://graph.facebook.com/191884884172028/picture
    Jul 1st 2013, 02:16
     
    Cross-posted at The American Thinker Andrew Pochter, then a recent alumnus of the State Department's National Security Language for Youth Program, published a report June 8, 2011 for Al Arabiya on his impressions of the Arab Spring uprisings in Morocco. Entitled, "The Acquisition of Reality,"
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 04:05AM +0100  

    Search Facebook kuffar
     
    Search Facebook kuffar
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR
    WARRIORS IN TRAL THEY'RE
    FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET
    THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES
    YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE
    HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE
    COMMENT AAMEEN AT LEAST WE
    CAN PRAY FOR THEM
    ADMIN GAZIE
    http://graph.facebook.com/562289227139263/picture
    Jul 1st 2013, 02:09
     
    YA ALLAH PLEASE HELP OUR
    WARRIORS IN TRAL THEY'RE
    FIGHTERS OF ISLAM YA ALLAH LET
    THEM DESTROY THE KUFFAR FORCES
    YA ALLAH PLEASE PLEASE PLEASE
    HELP OUR MUJAHIDEEN PLEASE
    COMMENT AAMEEN AT LEAST WE
    CAN PRAY FOR THEM
    ADMIN GAZIE
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SgQRk0

     

Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie in Google Groups die Gruppe 76j4725235b235b891248jv1 abonniert haben.
Sie können Posts per E-Mail erstellen.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden, senden Sie eine leere Nachricht.
Für weitere Optionen besuchen Sie bitte diese Gruppe.

--
Sie haben diese Nachricht erhalten, weil Sie der Google Groups-Gruppe News2 beigetreten sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out