Benachrichtigung für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 25 Themen

  Zusammenfassung für das heutige Thema

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

• Search Facebook salafisten: Auch die Presse will das nicht drucken Vielen in unserem Land lebenden Nichtversteher halten all mein Geschreibsel Für Schwachsinn und rechtsradikales Denken. Und meine Gedanken über das Klima für dummes Propheten Geschwätz, Obwohl wenn man die Natur beobachtet Feststellen kann dass große Veränderungen sich auf der ganzen Welt bemerkbar machen, was scheinbar den Regierenden und den Medien keine Sorge bereitetDie deutsche Leitkultur. http://www.bergbaurentner.de/nie-wieder-krieg.html!!!!!!Treu, arbeitsam, hilfreich, zuverlässig, tolerant, verständnisvoll und ehrlich. Quäle nie ein Tier zum Scherz .Auch ist die Bergpredigt des Mannes Jesu, für mich Richtung weisend.-Alle diese Dinge lernte ich in einer Volksschule und in einem intakten Elternhaus-Das ist die Wahrheit .In Deutschland gab es auch ab 1935 ein Tierschutz Gesetz. Auch wurden sexuelle Praktiken mit Kindern was die Grünen erlauben möchten hart bestraft und Kinder Schändung Und sexuelle Gewalt noch härter.Nein ich bin kein Rechtsradikaler. Die Taten der jungen aufgehetzten Nazis.Gerd Willke Solche hinterlistigen Anschläge sind eines Deutschen nicht würdig .Alle Gewalttaten ob von Ausländern oder Deutschen müssen Hart bestraft werden. Und wenn schon Mord, dann gegen die Schuldigen. Auch sind viele Urteile unserer heutigen Richter für viele Deutsche nicht zu verstehen.Ein echter Deutscher hat es aber auch in den Genen (Die deutsche Seele)Was man aber in der heutigen Zeit als Behinderung einstufen muss. (Meine Erfahrung)Wir Deutschen wollen Frieden im Land. Keine Salafisten und anderer radikale Gruppen.Wir brauchen aber eine vernünftige Politik, welche die Interessen des deutschenVolkes vertritt und sich weniger um das Ausland groß hervor tut.Eine bessere Bekämpfung gegen Gewalt und Terror.Vor allem müssen die Städte mehr für den Schutz gegen Unwetter tun.Ich achte alle Menschen die an den einzigen Gott glauben. Aber wie sie glauben, ist mir egal.Jeder soll glauben wie und was Sie oder ER will. Wichtig ist für mich dass sie die Botschaftihrer Propheten verstanden haben und danach leben und nicht durch Terror und Gewalt alles.In den Schmutz ziehen, so das Hass und Gewalt wieder ihre Verbreitung finden. Alle Zugewanderte sollten froh sein dass sie hier leben dürfen. Auf Kosten der Alten die ein ganzes Leben schwer gearbeitet haben und um die sich der Staat wenig kümmert. Auch junge Deutsche haben noch keinen Grund zu morden und zu randalieren. Und Krawalle beim Lieblings Sport der Deutschen Fußball kann ich nicht nach vollziehen .Gerd Willke.Kupferstraße 95. 44532.Lünen Tel.02306/759142. http://www.bergbaurentner.de/unwetter.html http://www.bergbaurentner.de/die-finanzkrise.html http://www.bergbaurentner.de/willkes-gedanken.html Wenn ich mit der Presse, Politikern und Richtern reden könnte, brauchte ich nicht schreiben.Ein großer Fehler: Die Europäische Union und die Massen Einwanderung. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook taghut: Renungan menjelang sore..!! ______ Pernahkah kita berpikir????..... Berapa orang yg meninggal dunia di kota kita selama satu Bulan..? Atau selama satu Tahun..? Atau bahkan setiap hari di seluruh penjuru bumi..? Ketetapan Allah Subhannahuwata'ala terus berjalan. Ada yg lahir kedunia dan sebagian lagi meninggal dunia. Suatu saat nanti..! Pasti kita akan mendapatkan giliran. Ini sebuah realita kehidupan yg tid...ak bisa dipungkiri. Namun sangat disayangkan, Banyak orang lupa atau melupakan Kematian..! Padahal Rasulullah telah memerintahkan: ''Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan,yaitu kematian. Karena kematian itu, jika diingat oleh orang yg sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa meringankan kesusahannya. Dan jika di ingat oleh orang yg sedang senang, maka akan bisa membatasi kebahagiaannya itu.'' (HR.ath-Thabrani dan al-Hakim). Allah Ta'ala berfirman: ''Kullu man 'alayhaa faa ni'' Semua yang dibumi itu akan binasa. (Qs.Ar-Rahman:26). ''Kullu Nafsin dzaa iqatul maut'' Tiap2 yang berjiwa akan merasakan Mati. (Qs.Ali Imran:185) semua makhluk bernyawa akan mengalami kematian. Ia merupakan hakikat, namun kita selalu berusaha lari darinya. Kematian merupakan hakikat,yg bisa menjungkalkan: -Keangkuhan orang2 yang sombong. -Penentangan orang2 yg menyimpang. -dan Kezaliman para Taghut yg mengangkat dirinya sebagai Tuhan yg harus dita'ati. ''Katakanlah: "Sesungguhnya kematian kamu yg lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kau akan kembali kepada Allah.. Yang mengetahui yang ghaib dan yg nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yg kamu kerjakan." (Qs.al-Jumu'ah:8). Ya,kematian itu pasti akan menemui kau.. Dimana saja kamu berada,kamu akan mati. Wahai orang2 Kuat.. Wahai orang2 kuat,nan muda usia.. Wahai orang2 cerdas dan jenius.. Wahai para pemimpin,pembesar.. Wahai orang fakir dan rakyat jelata.. Semua orang yg menangis (karena kematian orang yg dicintai). dia juga akan membuat orang lain menangis (ketika dia mati).. Semua pembawa berita kematian, Dia juga akan diberitakan kematiannya.. Semua harta simpanan akan binasa.. Semua yg disebut2 akan dilupakan.. Tak ada yg kekal selain Allah.. Jika ada orang yg merasa tinggi.. Maka Allah lebih Tinggi.. *Wahai saudaraku.. Kehidupanmu yg hakiki Akan mulai setelah kematianmu.. Persiapkanlah segala sesuatu Untuk bekal menjalani kehidupanmu yg sebenarnya..! [1 Aktualisierung]
• Search Facebook taghut: WISDOM FROM AL-QUR'AN AL-KARIM[Prefatory Note: As a continuation of our presentation about the hypocrites, we will look at Surah al-Nisa, ayat 60-63 which also mentioned the Munafiqun in the Glorious Qur'an. In our earlier posts, we dealt with the description and characteristics of the Munafiqun in Surah al-Baqarah. In the following verses, we will see that Allah Almighty mentioned again the deceptive portrayal of the hypocrites.]أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُواْ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّـاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَـانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلالاً بَعِيداً - وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَآ أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَـافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً - فَكَيْفَ إِذَآ أَصَـابَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَآ إِلاَّ إِحْسَاناً وَتَوْفِيقاً - أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِى أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغاً Have you not seen (O Muhammad) those (hypocrites) who claim that they believe in that which has been sent down to you, and that which was sent down before you, and they wish to go for judgment (in their disputes) to the Evil One while they have been ordered to reject them. But Shaytan wishes to lead them far astray. And when it is said to them: "Come to what Allah has revealed and to the Messenger,'' you see the hypocrites turn away from you in disgust. How then, when a catastrophe befalls them because of what their hands have sent forth, they come to you swearing by Allah, "We meant no more than goodwill and conciliation!'' Those men -- Allah knows what is in their hearts; so keep clear of them, but admonish them, and speak to them an effective word to reach their inner selves. [Surah al-Nisa' 60-63][Postscript: In the foregoing ayat of Surah al-Nisa', we can glean the following lessons: 1) The hypocrites claim that they also believe in the revelation (the Glorious Qur'an) to the Holy Prophet (peace be upon him) and the previous revelations; 2) However, instead of taking the Glorious Qur'an as the final arbiter of their disputes, they prefer to go for judgment in other systems (referred to in the ayah as Taghut or the Evil One) even though these hypocrites were already warned about this; and this they do because they are misled by Satan; 3) Even if the hypocrites were told to believe in the revelation and the Messenger, they, out of disgust, prefer to turn away from that invitation of the Messenger of Allah; 4) But when a misfortune engulf them, they turn to the Prophet saying that they mean no evil but only goodwill and reconciliation; 5) The best way to deal with the Munafiqun is not to trust and take them in confidence but to show them the error of their foolishness and advise them and talk to them with reasonable words that would penetrate the inner recesses of their souls.] And Allah knows best. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook taghut: BUKTI KUAT QUR'AN KARANGAN MUHAMMAD Bukti quran 100% asli karangn muhamad dg mncotek kitab lain untuk isi quran: 1.Ide2 dan doktrin2 dalam quran - kata2 agama Yahudi dlm quran - pandangan tentang doktrin2 islam - hukum moral ibadah agama - pandangan hidup 2.Kisah2 dan legenda2 dlm quran Kata2 agama Yahudi dlm quran: 1.Tabut - kata yg berakhiran -ut merupakn kata asli agama Yahudi krn tiada kata Arab asli yg berakhiran -ut. 2.Torah (Taurat) - wahyu Ilahi bg kaum Yahudi. 3.Jannatu And - surga,taman eden. 4.Jahannam (Gehinnom) - neraka (berasal dari kata Lembah Hinnom tmpat munculnya penyembahan berhala,sehingga kmudian kata Hinnom di artikan sbg neraka). 5.Ahbar - guru. 6.Darasa - untuk mngerti misd asli naskah agama melalui penyelidikan yg persis dn seksama. 7.Rabbani - guru. 8.Sabt - hari peristirahatan (Sabbath). 9.Sakinat - kehadiran Tuhan. 10.Taghut - kesalahan. 11.Furqan - penebusan,penyelamatan. 12.Maun - pengungsi. 13.Masani - pengulangan. 14.Malakut - pemerintahan,hukum Tuhan. Penambilan kata2 Yahudi mrupakn BUKTI JELAS bhwa muhamad tdk sanggup mncari kata yg tepat dlm bahasa Arab. Selain itu,quran sarat dg kata2 Aramik dan Syria dan ini kg menyiratkan pencurian ide2 agama,misalnya: kata2 Swat (bencana),Madina,Masjid (tempat ibadah),Sultan,Sullam (tangga),Nabi dll.... Gmna tu slim,nabi ente tukang jiplak alias copypaste ajaran2 Yahudi lho.....!!!! Wkwkwkwkwkkkk...... [1 Aktualisierung]
• Search Facebook taghut: Aku ingin bebas, Seperti burung di angkasa, Jiwa yang merdeka, Dari belenggu jahiliyyah, Dan taghut yang berdusta. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook taghut: Peritnya berjuang di jalan Allah...Fitnah di Naysabur Apabila Imam al-Bukhari berada di Naysabur, salah seorang daripada gurunya, Muhammad bin Yahya al-Zuhli menyeru warga Naysabur agar menuntut ilmu dengan Imam al-Bukhari. Maka ramailah yang menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari sehingga lengang pula majlis ilmu Muhammad Yahya al-Zuhli. Ini membuatkan dia berasa iri hati dengan Imam al-Bukhari sehingga mendakwa dia menerima sepucuk surat dari Baghdad mengkhabarkan bahawa Imam al-Bukhari telah terlibat dengan kes lafaz al-Qur'an itu makhluk dan sedang diperkatakan mengenainya. Oleh itu, dia menyeru orang ramai supaya mereka menjauhi beliau dan agar tidak menyertai majlis – majlisnya seperti yang difatwakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Seorang lelaki yang termakan hasutan al-Zuhli bertanyakan Imam al-Bukhari tentang masalah itu di satu majlis ilmunya: "Wahai Abu Abdullah, apa pendapatmu tentang lafaz al-Qur'an, adakah ia makhluk? Atau bukan makhluk?" Beliau pada mulanya enggan mengulas lanjut dan tidak berminat untuk menjawab soalan beracun tersebut. Namun, lelaki berkenaan terus bertanya sehingga kali yang ketiga kemudian Imam al-Bukhari berpaling kepadanya lalu menjawab: "اَلْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ وَأَفْعَالُ الْعِبَادُ مَخْلُوْقَةٌ وَالاِمْتِحَانُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: "Al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, perbuatan – perbuatan parahamba-Nya adalah makhluk dan ujian mengenainya adalah suatu bid'ah ."Lelaki itu mula memprotes pendapat Imam al-Bukhari dan melaungkan kepada hadirin: "Dia mengatakan lafaznya membaca al-Qur'an itu makhluk!" Lalu para hadirin turut merusuh dan melaung – laungkan kepadanya: "Tarik balik kata – katamu itu supaya kami boleh kembali menghadiri majlis – majlis ilmumu!" Imam al-Bukhari tetap dengan pendiriannya: "Aku tidak sekali – kali akan berbuat demikian melainkan engkau membawa kepadaku hujah yang lebih kuat daripada hujah yang aku pegang sekarang ini!" Beliau berhujah dengan satu nas dari hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Huzaifah bin al-Yaman: {إنَّ اللهَ يَصْنَعُ كُلَّ صَانِعٍ وَصُنْعَتِه}Maksudnya: Sesungguhnya Allahlah yang menjadikan setiap pembuatdan apa yang diperbuatnya.Beliau menerangkan bahawa apa yang dimaksudkan dengan perbuatan – perbuatan para hamba-Nya ialah pergerakan, suara, usaha, dan penulisan mereka adalah makhluk. Manakala, al-Qur'an yang dibacakan seperti yang disahkan di dalam mushaf atau tersimpan di dada para penghafal al-Qur'an pula adalah Kalam Allah, bukan makhluk sambil membacakan sepotong ayat 49, dari Surah al-Ankabut: Maksudnya: (Al-Quran itu datangnya dari Allah – tanpa syak) bahkan ia adalah ayat-ayat (keterangan) yang jelas lagi nyata, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu.(Al-Ankabut: 49)...Lantaran itu mereka semua meninggalkan Imam al-Bukhari kecuali dua orang muridnya sahaja tinggal setia bersamanya iaitu Muslim bin Hajjaj dan Ahmad bin Salmah. Mereka ini juga menghadiri majlis al-Zuhli pada waktu yang sama sehingga pada satu ketika, al-Zuhli menyindir: "Sesiapa yang terlibat dengan kes lafaz tidak halal menyertai majlis kami." Muslim pun mengambil jubah luarannya yang berada di atas serban, terus berdiri dan berjalan keluar dari majlis itu di tengah – tengah khalayak ramai. Beliau kemudiannya mengutuskan satu tunggangan kepada al-Zuhli penuh dengan segala apa yang pernah ditulis daripada al-Zuhli. Belaan dan sokongan itu bukan dari kecenderungan peribadi, tetapi mereka tahu kebenarannya. Ulama – ulama Salaf al-Soleh sebelum mereka juga berpegang pada dasar akidah yang sama. Dan qias Imam al-Bukhari menyatakan hal seumpama itu apabila dibuat ujian begitu bid'ah hukumnya; adalah berdasarkan kenyataan Imam Malik, seorang imam besar yang mu'tabar dan diterima ramai kewibawaaannya ketika ditanya tentang istiwa' atau bagaimana Allah bersemayam di atas 'Arasy-Nya:"اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: Bersemayamnya Allah itu sedia maklum, bagaimana tidaklah diketahui, dan mempersoalkannya adalah satu bid'ah. Walaubagaimanapun, bertitik – tolak dari peristiwa itulah Imam al-Bukhari sentiasa dicerca, dihina, dicaci, dimaki, dikeji dan dicela dengan pelbagai tohmahan yang berat. Pernah sekumpulan masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Nisaa', surah keempat, ayat 76:Maksudnya: "...Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)...seolah – olah melabelkannya sebagai 'wali syaitan' dan pada masa yang sama mengkafirkannya seperti yang terdapat pada kandungan potongan ayat sebelum ayat di atas: Maksudnya: Orang – orang yang beriman berperang pada Jalan Allah. Manakala orang – orang yang kafir pula berperang pada Jalan Taghut (berhala atau apa – apa yang disembah selain Allah – secara langsung mensyirikkan Allah). Maka perangilah wali – wali syaitan. Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)Manakala sebahagian lain masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Fatir, surah ke-35, ayat 43: Maksudnya: "Walhal rencana jahat itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya." (Fatir: 43)…Mereka seolah – olah menyindir pedas Imam al-Bukhari dek ketegasannya berpegang kepada pendiriannya yang didakwa bertentangan dengan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal mengenai isu itu oleh al-Zuhli. Hal ini jelas apabila kita merujuk kepada keseluruhan ayat berkenaan ayat di atas: Maksudnya:43. Sambil menunjukkan sikap gah dan angkuh di muka bumi dan berusaha merancang rencana – rencana jahat (terhadap Rasul itu), walhal segala rencana jahat itu itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya. Oleh yang demikian tiadalah yang mereka tunggu melainkan kebinasaan mereka sendiri seperti resam yang terjadi kepada orang – orang kafir yang terdahulu kerana engkau akan mendapati tiada pertukaran berlaku terhadap "Sunnatullah" (undang-undang alam yang ditetapkan oleh Allah S.W.T.), dan engkau akan mendapati tiada perubahan berlaku sepanjang pelaksanaan "Sunnatullah" itu.44. (dan sebagai buktinya): tidakkah mereka mengembara di sekitar bumi? Jika mereka berbuat demikian, mereka akan menyaksikan (kesan – kesan sejarah) bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang terdahulu daripada mereka, sedangkan mereka yang terdahulu itu jauh lebih kuat daripada mereka (sekarang ini)? Justeru, jelaslah bahawa kekuasaan Allah tidak akan dapat dilemahkan atau dihalangi oleh sesuatupun sama ada di langit atau di bumi; Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Berkuasa.45. Dan jikalaulah Allah bersikap keras membalas setiap kesalahan manusia dengan segera mengazab mereka disebabkan oleh perbuatan – perbuatan jahat yang telah mereka lakukan, tentulah tiada satu makhluk pun berbaki tinggal bergerak di muka bumi; akan tetapi Dia Menangguhkannya kepada satu tempoh tertentu kerana Sesungguhnya Allah sentiasa Maha Memerhati keadaan semua hamba-hambaNya.(Fatir: 43-45)Sebahagian sahabat – sahabat Imam al-Bukhari yang mengetahui kebenaran adalah di pihaknya amat berang dengan reaksi masyarakat terhadap Imam al-Bukhari. Mereka arif bahawa doa Imam al-bukhari sangat mustajab oleh itu berkata kepadanya:"Kenapa tidak engkau mendoakan sahaja agar Allah memberi balasan setimpal terhadap orang yang menganiayai, memfitnah dan membuat tohmahan – tohmahan keji terhadapmu?"Beliau hanya menjawab dengan membacakan mereka hadis – hadis ini:{اصْبِرُوْا حَتَّى تَلَقَّوْنِي عَلَى الحَوْضِ}Maksudnya: "Bersabarlah kamu sehingga kamu bertemu denganku (Nabi Muhammad s.a.w.) di Kolam Airku." - Hadis riwayat al-Bukhari. {مَنْ دَعَا عَلَى ظَالِمِهِ فَقَدْ اِنْتَصَرَ}Maksudnya: "Sesiapa yang mendoakan orang yang telah menganiayainya maka dia telah mendapat kemenangan." - Hadis riwayat Al-Tirmizi. Sahabat – sahabat beliau tidak berpuas hati dengan tindakan beliau yang membiarkan sahaja ia berlaku. Mereka memprotes: "Tetapi mereka itu sudah melampau sehingga sanggup mengkafirkanmu, wahai al-Bukhari!"Sekali lagi beliau hanya menjawab dengan sepotong hadis:{إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ أَحَدُهُمَا}Maksudnya: "Apabila seorang lelaki berkata kepada saudara se-islamnya: "Wahai Si Kafir!", maka gelaran itu kembali kepada orang yang menggelarkannya (jika saudaranya itu nyata Muslim)." – Hadis riwayat Imam Malik. Seorang lagi yang juga datang menemui Imam al-Bukhari bertanyakan hal yang sama ialah Abu 'Amr al-Khaffaf. Beliau berbincang dan berbahas dengan beliau tentang pendapatnya tentang isu semasa yang sangat sensitif itu. Namun dia berlapang dada dengan timbal balik dari Imam al-Bukhari. Dia hairan kerana beliau tidak berpendapat seperti yang dikhabarkan oleh seseorang bahawa Imam al-Bukhari terlibat dengan kes lafziyyah.Imam al-Bukhari menegaskan kepadanya: Wahai Abu 'Amr, ingatlah apa yang ingin aku beritahu kepadamu ini terhadap dakwaan orang – orang dari Naysabur, Qumis, Rayy, Hamadzan, Helwan, Baghdad, Kufah, Madinah, Mekah dan Basrah yang ada mengatakan bahawa aku telah berkata: "Lafazku membaca al-Qur'an ini adalah makhluk, maka dia adalah penipu! Bahawa sesungguhnya aku tidak pernah sekali – kali berkata demikian!" Beliau kemudiannya menyambung: "إِلاَّ وَإِنِّي قُلْتُ أَفْعَالُ الْعِبَادِ مَخْلُوْقَةٌ"Maksudnya: "Kecuali aku ada berkata: Sesungguhnya perbuatan – perbuatan para hamba-Nya itu makhluk (atau dicipta oleh Allah S.W.T.)." Kata – kata inilah yang dipetik dan diputarbelitkan oleh musuhnya sehingga sanggup memfitnah anak muridnya sendiri bahkan menyebarkan tohmahan ini dengan menghantar surat ke serata pelusuk tempat memburuk – burukkan nama Imam al-Bukhari sehingga dipulaukan dan dibuang negeri. Hal ini dilaporkan oleh al-Hasan bin Muhammad bin Jabir: "Semasa Imam al-Bukhari tiba di Naisabur, al-Zuhli berkata kepada kami: "Pergilah kepada lelaki soleh itu dan dengarlah darinya mutiara – mutiara ilmu berharga." Maka orang ramai mula menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari. Sehingga sampai satu peringkat, ia menjejaskan bilangan hadirin ke majlisnya sendiri. Oleh yang demikian, dia mula berasa iri hati lalu mengkritik peribadi Imam al-Bukhari sebagai ahli Hadis." Oleh sebab itulah, Imam al-Bukhari enggan terlibat dengan perbincangan seumpama itu kerana ia boleh membuka pintu kepada fitnah kerana ilmu kalam bukan seperti ilmu lain, hanya segelintir sahaja yang mampu benar – benar menguasainya untuk memahami genre bahasa yang digunakan dalam ilmu itu secara tepat seperti yang dimaksudkan dan ia tidak selari dengan bahasa percakapan biasa. Orang yang jahil dengan mudah dapat diperdaya dengan gaya bahasa ilmu kalam yang boleh mengelirukan minda.Selain Abu 'Amr, hal yang sama dinafikan oleh Imam al-Bukhari kepada Muhammad bin Nasr al-Mirwizi dengan berkata:"مَنْ زَعَمَ أَنِّي قُلْتُ لَفْظِيْ بِالْقُرْآنِ مَخْلُوْقٌ فَهُوَ كَذَّابٌ، فَإِنِّي لَمْ أَقُلْهُ."Maksudnya: "Sesiapa yang mendakwa aku ada berkata bahawa 'lafazku membaca al-Qur'an itu makhluk', maka dia adalah penipu besar! Maka bahawa sesungguhnya, aku sekali – kali tidak pernah berkata demikian."Malahan al-Subki juga ada mengesahkan ketidaksahihan dakwaaan yang ditohmahkan kepada Imam al-Bukhari dengan komennya: "Bagaimana mereka boleh menyangka Imam al-Bukhari menyokong puak al-Mu'tazilah? Terdapat riwayat yang sahih daripada beliau yang diriwayatkan oleh al-Ferberi dan selainnya bahawa beliau pernah berkata: "Saya mengira seseorang itu jahil sekiranya dia tidak menghukumkan seorang jahmiy itu kafir." Beliau juga ada ditanya mengenai pendapatnya tentang iman setelah tersebar fitnah tersebut di kalangan orang ramai. Beliau dengan yakin dan tegas berkata: "Iman itu dengan perkataan dan perbuatan, boleh bertambah dan berkurang, manakala al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, dan sahabat – sahabat Nabi yang paling utama ialah Abu Bakar, 'Umar, 'Uthman dan Ali. Atas keimanan inilah aku hidup dan aku mati sehinggalah aku dibangkitkan kelak, Insha Allah Ta'ala." Fitnah ini juga telah membuatkan beliau disenaraihitamkan di kalangan sebahagian ahli Hadis yang sezaman dengannya. Selain al-Subki, Abu 'Amr Ahmad bin Nasr al-Khaffaf juga ada berkata: "Sesiapa yang mengata – ngata Imam al-Bukhari pada sesuatu, maka ke atasnya seribu (1000) laknat dariku!"Imam Muslim bin al-Hajjaj juga membela mahagurunya dengan berkata: "Tiada orang yang akan berasa marah kepadamu kecuali seorang yang dengki, aku bersaksi bahawasanya tiada seorang pun sepertimu di dunia ini." Diriwayatkan juga beliau sentiasa membaca ayat 160 dari Surah Ali 'Imran secara berulang kali pada waktu malam sepanjang ditimpa musibah berat ini:Maksudnya: Jikalau Allah (menentukan untuk) menolong kamu (mencapai kemenangan) nescaya tidak ada sesiapa pun yang akan dapat mengalahkan kamu; dan jika ia mengalahkan kamu, maka siapakah yang akan dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan yang demikian)? Dan (ingatlah), kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman itu sentiasa bertawakkal.(Ali Imran: 160) Seorang muridnya, Ahmad bin Salmah berkata bahawa dia ada berjumpa dengan al-Bukhari bertanyakan pendapat al-Bukhari tentang seorang lelaki yang sebelum ini diterima baik di Khurasan lebih – lebih lagi di Naysabur tetapi setelah fitnah ini berlarutan sukar bagi mereka ingin berkata sesuatu tentangnya. Imam al-Bukhari menarik janggutnya lalu membaca sepotong ayat al-Qur'an dari Ghafir, ayat 44:Maksudnya: "...dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); Sesungguhnya Allah Maha memerhatikan keadaan hamba-hambaNya".(Ghafir: 44)Kemudian Imam al-Bukhari berkata kepadanya:"Demi Allah engkau sangat mengetahui bahawa aku tidak pernah mengimpikan pangkat kebesaran atau kemasyhuran dengan hasrat untuk bersenang – senang atau menunjuk – nunjukkan keangkuhan dan bukan juga untuk memegang tahta di Naysabur. Cuma diriku enggan pulang ke tanah airku bagi mengelakkan ditindas oleh orang –orang yang berselisih pendapat denganku. Manakala orang lelaki ini pula (Muhammad bin Yahya al-Zuhli) mempunyai niat buruk dari perasaan hasadnya yang membuak terhadap apa yang Allah kurniakan kepadaku – tiada alasan selainnya. Baiklah, esok aku akan keluar untuk menyelesaikan perkara ini."Walaupun Ahmad bin Salmah telah memberitahu sekumpulan sahabatnya mengenai hajat Imam al-Bukhari berhijrah keluar dari Naysabur, namun, apabila tiba masanya, hanya dia seorang sahaja bersama Imam al-Bukhari beredar keluar dari negeri itu. Menurutnya, mereka terpaksa berhenti di pintu kota selama tiga (3) hari sebelum perkara itu dapat diselesaikan. Begitulah ketegasan Imam al-Bukhari terhadap kebenaran. Pernah Ahmad bin Sayyar, seorang daripada sahabatnya mencadangkan supaya beliau menarik balik kenyataan beliau dan menyembunyikan kebenaran sementara berada di bawah pemerintah yang menitahkan semua ulama menerima idelogi al-Muktazilah. Beliau tetap dengan pendiriannya lalu berkata: "Aku gerunkan neraka untuk aku menjawab sesuatu soalan dengan satu jawapan yang berbeza dengan hakikat kebenaran yang aku telah ketahui." Jawapan itu membuatkan Ahmad bin Sayyar beredar meninggalkannya dengan rasa kecewa. Begitulah reaksi kebanyakan ulama ketika itu yang dalam ketakutan kerana hukuman utama bagi penentang pendapat sultan kerajaan Abbasiyyah adalah hukum bunuh mandatori.Menurut Abdul Rahman bin Abu Hatim al-Razi, Imam al-Bukhari telah mengunjungi al-Rayy pada 250H setelah meninggalkan Naysabur. Bapanya telah berguru dengannya bersama Abu Zur'ah. Mereka kemudiannya telah membatalkan pengajian dengan Imam al-Bukhari setelah kedua – duanya mendapat sepucuk surat daripada Muhammad bin Yahya al-Zuhli yang memaklumkan tentang isu al-Qur'an makhluk yang terjadi di Naysabur. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: ASSALAMO ALAIKUM WA RAHMATULLAH WA BARKATOHU AHKAAM-E RAMZAN-UL MUBARAK *********************** ISLAMI SAAL KA 9 WA MAHINA RAMZAN-UL-MUBAR AK BE SHUMAR BARKATO AUR SA,AADATO KE SATH HUMARE BICH SAYA FIRGAN HONE WALA HAI , SAAL ME 1 BAAR TASHREEF LANE WALA YE MAHINA BE PANAH KHAIR O BARKAT KA MAHINA HA IS ME ALLAH TA'ALA KI RAHMATE KHOOB BARASTI HAI MAMOOLI KAAR E KHAIR PER BHI DHERO AJR O SAWAB ATA kIYA JATA HAI , IS MAHE MUA,AZZAM ME MOMIN KA RIZQ BADHA DIYA JATA HAI , NEKIYO KE SAWAB ME OR DINO kI BA NISBAT IZAFA kAR DIYA JATA HAI.ALLAH HUM SAB KO RAMDAN-UL-MUBAR AK ME KHOOB IBDAT KARNE KI TAUFIQ ATA KARE , ROZE KI FARZIYAT: ROZA BHI MISL NAMAZ KE FARZEAIN HAI ISKI FARZIYAT KA MUNKIR KAFIR HAI AUR BILA UJR CHORNE WALA SAKHT GUNAHGAR AUR DOZAKH KA SAZAWAAR HAI.JO BACCHE ROZA RAKH SAKTE HO UNKO RAKHAYA JAYE AUR QAVI MAZBOOT LADKE LADKIYO KO MAAR MAAR KAR RAKHAYA JAYE.PURE EK MAHNE RAMZAN KA ROZA FARZ HAI. (KANOON E SHARYAT PAGE 173) [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: "Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?"Dan bahkan mereka (Yahudi dan Nasrani ) telah dilaknat oleh Nabi mereka sendiri karena perbuatan mereka,"Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas" (Qs.Al Maidah:78)*Abdul Aziz Al Habsy [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Cuba bandingkan. Inilah dinamakan kemenangan mati syahid. Antara vvip padang masyar nanti. Sedangkan yg kafir tengoklah, kat dunia Allah dh tunjuk kehinaan mereka. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Seveceksin!! ama seveceksen hz Talha gibi seveceksin. nasıl mı? anlatayım.. Rümeysa ya aşıktır Talha. o zamanlar müslüman değil daha. yolda giderken bakıyor ki Rümeysa orda. duruyor. daha önce Rümeysa'ya dediklerini tekrarlıyor. "Seviyorum Rümeysa seni, evlen benimle".. : Rümeysa içten içe beğenmesine rağmen kabul etmiyor. neticede o bir kafir.. ama mert, karakterli biri...bir anda aklına Rasulullah... geliyor. dönüyor Talha'ya "O'na git" diyor. "kime?"diye soruyor Talha. Rümeysa "O'na, Hz Muhammed'e "diyor. koşuyor Talha,Rümeysa için, aşkı : için..kosuyor çatlarcasına. O'na kosuyor.. Rasulün kapısının önünde şimdi giriyor içeri. O'nu görünce çözülüyor dizlerinin bağı.. işte karşısında Allah Rasulu.. bir müddet sonra çıkıyor oradan. yine Rümeysa'yi görüyor. bu kez Rümeysa Soruyoona:"gittin mi? "evet diyor Talha. "aşık oldum ona, üzgünüm Rümeysa senden daha çok O'nu Seviyorum artık. üzgünüm."kuşlar gibi Rümeysa, nasıl seviniyor bak."teklifin geçerliyse hâlâ evlenelim" diyor. asrı saadette aşk olmaz diye kim demis [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Namaz Padho is se Pahle k Tumhari Namaz Padhi Jaye Kya shoqe Jamat hai Ibadat se hai Mohabbat, Masjid me Azan sunte hi Jate hai Namazi, Drte hai Qaza hone se mith te hai Ada per, Jaan Apni Namazon me Ladaten hai Namazi, Sajde ka Nishan Chand sa Roushan Hai jabeen per, Hoor baheshti ko Libhate hai Namazi, Kahta hai ye Darwaze per Darogaye Jannat, Hut jao k Firdouse me Jate hai Namazi, Ja baja Quran me Aye momino takeed hai, Susti mat krna Namazon me Agar tum ko samajh hai, Momin-o-Kafir me Agar Kuch hai to hai ye Farq, Yani Momin hai Namazi Aur Kafir Hai be Namaz, Sath koi bhi na dega Tumhara Hashar me, Han tumhen dain gi Namazen hi Sahara Hashar me, Baap Bete ka Na Beta Baap k Kaam aayega, Hashar me Pehle Namazon ka hi Paigam aaye ga. Zameen pe Sukoon ki Talash hai, Malik tera banda kitna udaas Hai, Kya khojta Rehta hai Insan Duniya me, Jb k har ek Masl'e ka hal Namaz Hai. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: kmarin malam saya ditanyai oleh tukang martabak, pertanyaan yg berkaitan dengan tauhid, "kenapa keturunan nabi adam ada yg kafir, padahal beliau seorang utusan tuhan??? saya merasa aneh dengan peranyaan semacam ini, krn yg bertanya adl penjual martabak, knp tdk bertanya ttg sembahyah, syarat2 sah puasa, yg membatalkan sembahyang, dll??? padahal pertanyaan semacam ini lebih bermanfaat utknya selaku orang awam, krn ilmu yg paling baik dipelajari ialah ilmu hal(ilmu yg berkaitan dengan ibadah sehari-hari)... namun demikian sy ttp menjwbnya..... jawabannya sama dengan jawaban dr pertanyaan: knp tukang becak melahirkan anak yg beprofesi sbg pegawai kantor??? knp anak ulama terkadang lebih jahat dr anak2 yg lain??? kita semua diberikan wewenang memilih(ikhtiyar) oleh allah, memilih diantara yg baik dan yg buruk, sebagaimana mafhum dr firman allah yg sdh populer: "allah swt tdk akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah diri mereka".... disinilah letak perbedaan diantara kt(ahlus-sunnah wal-jamaah) dengan kaum jabbariyah dan qadariyah. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al Qur'an Surat Al-Baqarah ayat :212) [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: SAFFAR - SYAIR SYIAR PENGINGKAR IKRAR Terbakar Ikrar Sebagai Pengingkar Tebarkan Syair Syiar Terkapar Distorsi Mimpi Pengejar Pasar Konsumsi Misi Bernazar Zakar Martir Si Kafir Tafsir Yang Murah Dan Berak Dan Muntah Bakarlah Ikrar Dan Syiar Terbakar Lobi Ilahi Ludahi Suci Melawan Rasi Rotasi Mimpi Hadist Yang Manis Dan Senjata Iblis Konsumsi Api Ambisi Tirani Nurani Benci Negeri Samiri Inilah Bumi Industri Mati Syair Syiar Sang Pengingkar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Memburu Surga Kulit Neraka Belukar Cinta Tuhan Dunia Oplosi Mimpi Surga Berlapis Berucap Sumpah Sebagai Sampah Hidangkan Dusta Tukarlah Dengan Do'a Kebiri Diri Aroma Konspirasi Kau Tukar Benar Dengan Perut Lapar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Gadai Iman Demi Sebuah Mahar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Belukar Cinta Tuhan Dunia Oplosi Mimpi Surga Berlapis Berucap Sumpah Sebagai Sampah Hidangkan Dusta Tukarlah Dengan Do'a Kebiri Diri Aroma Konspirasi Kau Tukar Benar Dengan Perut Lapar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Gadai Iman Demi Sebuah Mahar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Belukar Cinta Tuhan Dunia Oplosi Mimpi Surga Berlapis Berucap Sumpah Sebagai Sampah Hidangkan Dusta Tukarlah Dengan Do'a [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Ya Tuhanku,jadikanlah negeri ini,negeri yang aman sentosa,dan berikanlah rezeki dari berbagai jenis buah-buahan kepada penduduknya yan beriman kepada Allah dan di hari Akhirat.Allah berfirman:''Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,kemudian Aku memaksanya ke azab neraka.Itulah seburuk-buruk tempat kembali.'' (Al-Baqarah, 2:126) [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Kita mengaku islam, tapi berpakaian layaknya model di catwalk. KTP kita islam, tapi pola pikir laiknya mereka yang kafir. Agama di curiculum vitae kita tertulis islam, tapi "tindak-tanduk" kita seperti tak pernah diajari tawadhu'. Apa sebenarnya agama kita ini? [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Biz İslam istemiyoruz, sadece rahatlık istiyoruz. Bu yüzden, ne tür bir yönetimle yönetilirsek yönetilelim, Müslümanlar için farketmez; rahatımızı bozmadıkça, o yönetim şeklini bir şekilde İslamîleştirmesini(!) biliriz biz.Bizim ne burnumuz kanasın, ne paramız gitsin; dilediğimiz gibi örtünelim, dilediğimiz gibi düşünelim. Varsın mahallemizde fuhuş yuvaları ve meyhaneler olsun farketmez; yeter ki bizim rahatımızı bozmasınlar. Allah(cc) "indirdiğiyle hükmetmeyene kafir desin, zalim desin, fasık desin" önemli değil; biz onlara "adil, mücahid, Müslüman" deriz. Yeter ki bize dokunmasınlar. Yeter ki camilerin kapıları kapanmasın, yeter ki AVM'lerde podyum sevdamızı gidererek dilediğimiz örtü şekliyle cakamızı satabilelim.Sakal demeyin bize. Sakal'ı Peygamber öylesine bırakmıştı(!) Peygamber'in lükse düşkün olmaması, onun tevazusundandı(!) Durumu olsaydı, o döneminin en pahalı devesine binerdi(!) Peçe mi? Aman aman, o da ne öyle ! Allah(cc) "tanınmamanız için daha hayırlıdır" derken, yüzümüzü örtmemizi mi emrediyordu sanki? Hem Hanefî mezhebine göre el ve yüz kapatılmasa da olur. Nasıl olsa fitne ortamında da değiliz(?) Bakmayın böyle olduğumuza; cihad da yaparız biz gerekirse. Hele bir rahatımızı bozsunlar, bakın nasıl twitter'da örgütlenir de cihad ederiz biz. E artık cihad da çağa uygun olmalı. Bu zamanda kan akıtmakla cihad olmaz. Müslümanların kanları mı akıyor? Aaa nerede? Bakın hangimizin neresi kanıyor ki?Falan filan... İronik bir kitap bile yazabilirim bu kafayla. Ama ne gerek ? Ne, kimin umrunda ki ? Kim, neyin derdinde ki? Heh heeeeeyyy ! Federasyon Kupasını kim kazandı lan ??? [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Peritnya berjuang di jalan Allah...Fitnah di Naysabur Apabila Imam al-Bukhari berada di Naysabur, salah seorang daripada gurunya, Muhammad bin Yahya al-Zuhli menyeru warga Naysabur agar menuntut ilmu dengan Imam al-Bukhari. Maka ramailah yang menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari sehingga lengang pula majlis ilmu Muhammad Yahya al-Zuhli. Ini membuatkan dia berasa iri hati dengan Imam al-Bukhari sehingga mendakwa dia menerima sepucuk surat dari Baghdad mengkhabarkan bahawa Imam al-Bukhari telah terlibat dengan kes lafaz al-Qur'an itu makhluk dan sedang diperkatakan mengenainya. Oleh itu, dia menyeru orang ramai supaya mereka menjauhi beliau dan agar tidak menyertai majlis – majlisnya seperti yang difatwakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Seorang lelaki yang termakan hasutan al-Zuhli bertanyakan Imam al-Bukhari tentang masalah itu di satu majlis ilmunya: "Wahai Abu Abdullah, apa pendapatmu tentang lafaz al-Qur'an, adakah ia makhluk? Atau bukan makhluk?" Beliau pada mulanya enggan mengulas lanjut dan tidak berminat untuk menjawab soalan beracun tersebut. Namun, lelaki berkenaan terus bertanya sehingga kali yang ketiga kemudian Imam al-Bukhari berpaling kepadanya lalu menjawab: "اَلْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ وَأَفْعَالُ الْعِبَادُ مَخْلُوْقَةٌ وَالاِمْتِحَانُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: "Al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, perbuatan – perbuatan parahamba-Nya adalah makhluk dan ujian mengenainya adalah suatu bid'ah ."Lelaki itu mula memprotes pendapat Imam al-Bukhari dan melaungkan kepada hadirin: "Dia mengatakan lafaznya membaca al-Qur'an itu makhluk!" Lalu para hadirin turut merusuh dan melaung – laungkan kepadanya: "Tarik balik kata – katamu itu supaya kami boleh kembali menghadiri majlis – majlis ilmumu!" Imam al-Bukhari tetap dengan pendiriannya: "Aku tidak sekali – kali akan berbuat demikian melainkan engkau membawa kepadaku hujah yang lebih kuat daripada hujah yang aku pegang sekarang ini!" Beliau berhujah dengan satu nas dari hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Huzaifah bin al-Yaman: {إنَّ اللهَ يَصْنَعُ كُلَّ صَانِعٍ وَصُنْعَتِه}Maksudnya: Sesungguhnya Allahlah yang menjadikan setiap pembuatdan apa yang diperbuatnya.Beliau menerangkan bahawa apa yang dimaksudkan dengan perbuatan – perbuatan para hamba-Nya ialah pergerakan, suara, usaha, dan penulisan mereka adalah makhluk. Manakala, al-Qur'an yang dibacakan seperti yang disahkan di dalam mushaf atau tersimpan di dada para penghafal al-Qur'an pula adalah Kalam Allah, bukan makhluk sambil membacakan sepotong ayat 49, dari Surah al-Ankabut: Maksudnya: (Al-Quran itu datangnya dari Allah – tanpa syak) bahkan ia adalah ayat-ayat (keterangan) yang jelas lagi nyata, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu.(Al-Ankabut: 49)...Lantaran itu mereka semua meninggalkan Imam al-Bukhari kecuali dua orang muridnya sahaja tinggal setia bersamanya iaitu Muslim bin Hajjaj dan Ahmad bin Salmah. Mereka ini juga menghadiri majlis al-Zuhli pada waktu yang sama sehingga pada satu ketika, al-Zuhli menyindir: "Sesiapa yang terlibat dengan kes lafaz tidak halal menyertai majlis kami." Muslim pun mengambil jubah luarannya yang berada di atas serban, terus berdiri dan berjalan keluar dari majlis itu di tengah – tengah khalayak ramai. Beliau kemudiannya mengutuskan satu tunggangan kepada al-Zuhli penuh dengan segala apa yang pernah ditulis daripada al-Zuhli. Belaan dan sokongan itu bukan dari kecenderungan peribadi, tetapi mereka tahu kebenarannya. Ulama – ulama Salaf al-Soleh sebelum mereka juga berpegang pada dasar akidah yang sama. Dan qias Imam al-Bukhari menyatakan hal seumpama itu apabila dibuat ujian begitu bid'ah hukumnya; adalah berdasarkan kenyataan Imam Malik, seorang imam besar yang mu'tabar dan diterima ramai kewibawaaannya ketika ditanya tentang istiwa' atau bagaimana Allah bersemayam di atas 'Arasy-Nya:"اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: Bersemayamnya Allah itu sedia maklum, bagaimana tidaklah diketahui, dan mempersoalkannya adalah satu bid'ah. Walaubagaimanapun, bertitik – tolak dari peristiwa itulah Imam al-Bukhari sentiasa dicerca, dihina, dicaci, dimaki, dikeji dan dicela dengan pelbagai tohmahan yang berat. Pernah sekumpulan masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Nisaa', surah keempat, ayat 76:Maksudnya: "...Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)...seolah – olah melabelkannya sebagai 'wali syaitan' dan pada masa yang sama mengkafirkannya seperti yang terdapat pada kandungan potongan ayat sebelum ayat di atas: Maksudnya: Orang – orang yang beriman berperang pada Jalan Allah. Manakala orang – orang yang kafir pula berperang pada Jalan Taghut (berhala atau apa – apa yang disembah selain Allah – secara langsung mensyirikkan Allah). Maka perangilah wali – wali syaitan. Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)Manakala sebahagian lain masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Fatir, surah ke-35, ayat 43: Maksudnya: "Walhal rencana jahat itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya." (Fatir: 43)…Mereka seolah – olah menyindir pedas Imam al-Bukhari dek ketegasannya berpegang kepada pendiriannya yang didakwa bertentangan dengan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal mengenai isu itu oleh al-Zuhli. Hal ini jelas apabila kita merujuk kepada keseluruhan ayat berkenaan ayat di atas: Maksudnya:43. Sambil menunjukkan sikap gah dan angkuh di muka bumi dan berusaha merancang rencana – rencana jahat (terhadap Rasul itu), walhal segala rencana jahat itu itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya. Oleh yang demikian tiadalah yang mereka tunggu melainkan kebinasaan mereka sendiri seperti resam yang terjadi kepada orang – orang kafir yang terdahulu kerana engkau akan mendapati tiada pertukaran berlaku terhadap "Sunnatullah" (undang-undang alam yang ditetapkan oleh Allah S.W.T.), dan engkau akan mendapati tiada perubahan berlaku sepanjang pelaksanaan "Sunnatullah" itu.44. (dan sebagai buktinya): tidakkah mereka mengembara di sekitar bumi? Jika mereka berbuat demikian, mereka akan menyaksikan (kesan – kesan sejarah) bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang terdahulu daripada mereka, sedangkan mereka yang terdahulu itu jauh lebih kuat daripada mereka (sekarang ini)? Justeru, jelaslah bahawa kekuasaan Allah tidak akan dapat dilemahkan atau dihalangi oleh sesuatupun sama ada di langit atau di bumi; Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Berkuasa.45. Dan jikalaulah Allah bersikap keras membalas setiap kesalahan manusia dengan segera mengazab mereka disebabkan oleh perbuatan – perbuatan jahat yang telah mereka lakukan, tentulah tiada satu makhluk pun berbaki tinggal bergerak di muka bumi; akan tetapi Dia Menangguhkannya kepada satu tempoh tertentu kerana Sesungguhnya Allah sentiasa Maha Memerhati keadaan semua hamba-hambaNya.(Fatir: 43-45)Sebahagian sahabat – sahabat Imam al-Bukhari yang mengetahui kebenaran adalah di pihaknya amat berang dengan reaksi masyarakat terhadap Imam al-Bukhari. Mereka arif bahawa doa Imam al-bukhari sangat mustajab oleh itu berkata kepadanya:"Kenapa tidak engkau mendoakan sahaja agar Allah memberi balasan setimpal terhadap orang yang menganiayai, memfitnah dan membuat tohmahan – tohmahan keji terhadapmu?"Beliau hanya menjawab dengan membacakan mereka hadis – hadis ini:{اصْبِرُوْا حَتَّى تَلَقَّوْنِي عَلَى الحَوْضِ}Maksudnya: "Bersabarlah kamu sehingga kamu bertemu denganku (Nabi Muhammad s.a.w.) di Kolam Airku." - Hadis riwayat al-Bukhari. {مَنْ دَعَا عَلَى ظَالِمِهِ فَقَدْ اِنْتَصَرَ}Maksudnya: "Sesiapa yang mendoakan orang yang telah menganiayainya maka dia telah mendapat kemenangan." - Hadis riwayat Al-Tirmizi. Sahabat – sahabat beliau tidak berpuas hati dengan tindakan beliau yang membiarkan sahaja ia berlaku. Mereka memprotes: "Tetapi mereka itu sudah melampau sehingga sanggup mengkafirkanmu, wahai al-Bukhari!"Sekali lagi beliau hanya menjawab dengan sepotong hadis:{إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ أَحَدُهُمَا}Maksudnya: "Apabila seorang lelaki berkata kepada saudara se-islamnya: "Wahai Si Kafir!", maka gelaran itu kembali kepada orang yang menggelarkannya (jika saudaranya itu nyata Muslim)." – Hadis riwayat Imam Malik. Seorang lagi yang juga datang menemui Imam al-Bukhari bertanyakan hal yang sama ialah Abu 'Amr al-Khaffaf. Beliau berbincang dan berbahas dengan beliau tentang pendapatnya tentang isu semasa yang sangat sensitif itu. Namun dia berlapang dada dengan timbal balik dari Imam al-Bukhari. Dia hairan kerana beliau tidak berpendapat seperti yang dikhabarkan oleh seseorang bahawa Imam al-Bukhari terlibat dengan kes lafziyyah.Imam al-Bukhari menegaskan kepadanya: Wahai Abu 'Amr, ingatlah apa yang ingin aku beritahu kepadamu ini terhadap dakwaan orang – orang dari Naysabur, Qumis, Rayy, Hamadzan, Helwan, Baghdad, Kufah, Madinah, Mekah dan Basrah yang ada mengatakan bahawa aku telah berkata: "Lafazku membaca al-Qur'an ini adalah makhluk, maka dia adalah penipu! Bahawa sesungguhnya aku tidak pernah sekali – kali berkata demikian!" Beliau kemudiannya menyambung: "إِلاَّ وَإِنِّي قُلْتُ أَفْعَالُ الْعِبَادِ مَخْلُوْقَةٌ"Maksudnya: "Kecuali aku ada berkata: Sesungguhnya perbuatan – perbuatan para hamba-Nya itu makhluk (atau dicipta oleh Allah S.W.T.)." Kata – kata inilah yang dipetik dan diputarbelitkan oleh musuhnya sehingga sanggup memfitnah anak muridnya sendiri bahkan menyebarkan tohmahan ini dengan menghantar surat ke serata pelusuk tempat memburuk – burukkan nama Imam al-Bukhari sehingga dipulaukan dan dibuang negeri. Hal ini dilaporkan oleh al-Hasan bin Muhammad bin Jabir: "Semasa Imam al-Bukhari tiba di Naisabur, al-Zuhli berkata kepada kami: "Pergilah kepada lelaki soleh itu dan dengarlah darinya mutiara – mutiara ilmu berharga." Maka orang ramai mula menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari. Sehingga sampai satu peringkat, ia menjejaskan bilangan hadirin ke majlisnya sendiri. Oleh yang demikian, dia mula berasa iri hati lalu mengkritik peribadi Imam al-Bukhari sebagai ahli Hadis." Oleh sebab itulah, Imam al-Bukhari enggan terlibat dengan perbincangan seumpama itu kerana ia boleh membuka pintu kepada fitnah kerana ilmu kalam bukan seperti ilmu lain, hanya segelintir sahaja yang mampu benar – benar menguasainya untuk memahami genre bahasa yang digunakan dalam ilmu itu secara tepat seperti yang dimaksudkan dan ia tidak selari dengan bahasa percakapan biasa. Orang yang jahil dengan mudah dapat diperdaya dengan gaya bahasa ilmu kalam yang boleh mengelirukan minda.Selain Abu 'Amr, hal yang sama dinafikan oleh Imam al-Bukhari kepada Muhammad bin Nasr al-Mirwizi dengan berkata:"مَنْ زَعَمَ أَنِّي قُلْتُ لَفْظِيْ بِالْقُرْآنِ مَخْلُوْقٌ فَهُوَ كَذَّابٌ، فَإِنِّي لَمْ أَقُلْهُ."Maksudnya: "Sesiapa yang mendakwa aku ada berkata bahawa 'lafazku membaca al-Qur'an itu makhluk', maka dia adalah penipu besar! Maka bahawa sesungguhnya, aku sekali – kali tidak pernah berkata demikian."Malahan al-Subki juga ada mengesahkan ketidaksahihan dakwaaan yang ditohmahkan kepada Imam al-Bukhari dengan komennya: "Bagaimana mereka boleh menyangka Imam al-Bukhari menyokong puak al-Mu'tazilah? Terdapat riwayat yang sahih daripada beliau yang diriwayatkan oleh al-Ferberi dan selainnya bahawa beliau pernah berkata: "Saya mengira seseorang itu jahil sekiranya dia tidak menghukumkan seorang jahmiy itu kafir." Beliau juga ada ditanya mengenai pendapatnya tentang iman setelah tersebar fitnah tersebut di kalangan orang ramai. Beliau dengan yakin dan tegas berkata: "Iman itu dengan perkataan dan perbuatan, boleh bertambah dan berkurang, manakala al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, dan sahabat – sahabat Nabi yang paling utama ialah Abu Bakar, 'Umar, 'Uthman dan Ali. Atas keimanan inilah aku hidup dan aku mati sehinggalah aku dibangkitkan kelak, Insha Allah Ta'ala." Fitnah ini juga telah membuatkan beliau disenaraihitamkan di kalangan sebahagian ahli Hadis yang sezaman dengannya. Selain al-Subki, Abu 'Amr Ahmad bin Nasr al-Khaffaf juga ada berkata: "Sesiapa yang mengata – ngata Imam al-Bukhari pada sesuatu, maka ke atasnya seribu (1000) laknat dariku!"Imam Muslim bin al-Hajjaj juga membela mahagurunya dengan berkata: "Tiada orang yang akan berasa marah kepadamu kecuali seorang yang dengki, aku bersaksi bahawasanya tiada seorang pun sepertimu di dunia ini." Diriwayatkan juga beliau sentiasa membaca ayat 160 dari Surah Ali 'Imran secara berulang kali pada waktu malam sepanjang ditimpa musibah berat ini:Maksudnya: Jikalau Allah (menentukan untuk) menolong kamu (mencapai kemenangan) nescaya tidak ada sesiapa pun yang akan dapat mengalahkan kamu; dan jika ia mengalahkan kamu, maka siapakah yang akan dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan yang demikian)? Dan (ingatlah), kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman itu sentiasa bertawakkal.(Ali Imran: 160) Seorang muridnya, Ahmad bin Salmah berkata bahawa dia ada berjumpa dengan al-Bukhari bertanyakan pendapat al-Bukhari tentang seorang lelaki yang sebelum ini diterima baik di Khurasan lebih – lebih lagi di Naysabur tetapi setelah fitnah ini berlarutan sukar bagi mereka ingin berkata sesuatu tentangnya. Imam al-Bukhari menarik janggutnya lalu membaca sepotong ayat al-Qur'an dari Ghafir, ayat 44:Maksudnya: "...dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); Sesungguhnya Allah Maha memerhatikan keadaan hamba-hambaNya".(Ghafir: 44)Kemudian Imam al-Bukhari berkata kepadanya:"Demi Allah engkau sangat mengetahui bahawa aku tidak pernah mengimpikan pangkat kebesaran atau kemasyhuran dengan hasrat untuk bersenang – senang atau menunjuk – nunjukkan keangkuhan dan bukan juga untuk memegang tahta di Naysabur. Cuma diriku enggan pulang ke tanah airku bagi mengelakkan ditindas oleh orang –orang yang berselisih pendapat denganku. Manakala orang lelaki ini pula (Muhammad bin Yahya al-Zuhli) mempunyai niat buruk dari perasaan hasadnya yang membuak terhadap apa yang Allah kurniakan kepadaku – tiada alasan selainnya. Baiklah, esok aku akan keluar untuk menyelesaikan perkara ini."Walaupun Ahmad bin Salmah telah memberitahu sekumpulan sahabatnya mengenai hajat Imam al-Bukhari berhijrah keluar dari Naysabur, namun, apabila tiba masanya, hanya dia seorang sahaja bersama Imam al-Bukhari beredar keluar dari negeri itu. Menurutnya, mereka terpaksa berhenti di pintu kota selama tiga (3) hari sebelum perkara itu dapat diselesaikan. Begitulah ketegasan Imam al-Bukhari terhadap kebenaran. Pernah Ahmad bin Sayyar, seorang daripada sahabatnya mencadangkan supaya beliau menarik balik kenyataan beliau dan menyembunyikan kebenaran sementara berada di bawah pemerintah yang menitahkan semua ulama menerima idelogi al-Muktazilah. Beliau tetap dengan pendiriannya lalu berkata: "Aku gerunkan neraka untuk aku menjawab sesuatu soalan dengan satu jawapan yang berbeza dengan hakikat kebenaran yang aku telah ketahui." Jawapan itu membuatkan Ahmad bin Sayyar beredar meninggalkannya dengan rasa kecewa. Begitulah reaksi kebanyakan ulama ketika itu yang dalam ketakutan kerana hukuman utama bagi penentang pendapat sultan kerajaan Abbasiyyah adalah hukum bunuh mandatori.Menurut Abdul Rahman bin Abu Hatim al-Razi, Imam al-Bukhari telah mengunjungi al-Rayy pada 250H setelah meninggalkan Naysabur. Bapanya telah berguru dengannya bersama Abu Zur'ah. Mereka kemudiannya telah membatalkan pengajian dengan Imam al-Bukhari setelah kedua – duanya mendapat sepucuk surat daripada Muhammad bin Yahya al-Zuhli yang memaklumkan tentang isu al-Qur'an makhluk yang terjadi di Naysabur. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: 8 (Delapan) Hal Keutamaan dalam Berjilbab/Hijab- [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: These animals have to undergo a lot of suffering. Their suffering has increased since the time these banias have started causing drought and famine forcing people to use these animals for farming. In the Satya-yuga there was no famine and foodgrains, nutrients, fruits and vegetables grew on their own without people taking recourse to farming. Had there been no diabolism of the banias, the Satya-yuga would have continued. There would be no dearth of water which alone was enough for food etc. to grow. But ever since the banias have started practising diabolism the crops of foodgrains and nutritive fruits and vegetables have been damaged forcing people to harness animals. People have to sow the seeds because without that they cannot get the yield which was not the case in the earlier times when things grew on their own and animals had not to be troubled. Only the cows, the buffaloes and the goats were used for milk and no animals was put to trouble. Now these seven or eight species of animals have to suffer in order to feed their owners. They are being used all over the world. While only seven or eight species of animals are harassed by the people for earning their livelihood, the banias in their diabolic ritual torture as many as eighty-four lakh species of living beings. But you, people of the world, say that in Swarga and Naraka one has to undergo eighty four lakh yonis (live the lives of as many creatures) and the consequent suffering. The fact is that eighty four lakh living beings have to undergo torture in the sinful ritual of the banias. Now you can decide which is worse – their torturing so many living beings or seven or eight species of animals being trouble in the world? These unscrupulous banias are performing this sinful rite at a secret place across the seas. Similar ritual was performed by Ravana who had set up Lanka, a secret place for this ritual, across the seas. The secret place of the banias is inaccessible to persons of any other community. They have circulated a myth that there is a place where exist the Swarga and the Naraka, as Ravana had done. It is this Mother Earth which is both Swarga and Naraka. During Ravana's time, Shanishchara was tormented by Ravana. Shanishchara discovered that Ravana was performing the mystic ritual and so he told Ravana that his wisdom or intellect had been captivated by his diabolism. Vibhishana, who was hearing Shanishchara's conversation with Ravana thought that if he did not tell the truth about Ravana's sinful practice, he along with his children would be doomed. Let Ravana face the consequence if he didn't mend his ways – he thought. Ravana had circulated diabolic texts presenting them as sacred scriptures. Tormented by Ravana, Shanishchara thoroughly understood the secret of Ravana's sinful ritual which he disclosed to the people of the world, who came to know that Ravana had set up Lanka, a secret place of his swarga-Naraka or in other words his diabolism. It was Vibhishana who had shown Shanishchara, the hidden island of Lanka. Ravana was practising diabolism but telling people about the magnificence of his swarga. The secret of Ravana's diabolism was known only to Vibhishana and other members of his clan. Others were completely unaware of it. Shanishchara who had been subjected to torture, exposed Ravana's misdeeds and got his diabolic operation dismantled at the hands of the people of the world. Thus the world could he saved from total destruction. I Sadhu Anoop Das, was captivated by the banias, who practised diabolism against me. Along with my body, they captivated my mind as well. I have fully understood the secret of the sinful act of the banias. I have written about it. As Shanishchara had warned Ravana, I too go to the places where there is a gathering of the bania community and tell them candidly following in the footsteps of Ravana, Hiranyakashipu and others, you are practising diabolism which has caused drought and famine on Earth. With this sinful practice you have tormented me and so I have come to know the secret of your designs. The world and its people – the poor and the rich, the kings and the monarchs, the Sadhu and faqirs are completely in the dark about your misdeeds. You are honest in their eyes whereas the fact is that you are secretly indulging in a sinful activity with the active support of your own men. I exhort you to tell the truth about the sinful activity being pursued by your community so that like Vibhishana you will remain unharmed. Like Ravana, Hiranyakashipu and others you too have set up your swarga and Naraka for performing diabolic ritual. You too have circulated diabolic texts and astrological literature to confound the people." I warned them not to torment the people of the world by their diabolic practices. I told them, "You've tormented me finding me poor and helpless. I have now discovered what all your secret designs are. I've written about it. It is in your interest to abandon this practice during my life time. You will be spared of evil consequences. The world is ignorant of your sinful practice. If you do not heed my advice and continue to confound the people of the world – the Sadhus and faqirs, the rich and the poor, they will finish off you along with your children. If you will not do so now when I am alive, then you will never abandon it because people at large are not aware of your sins." When I question them, they plead ignorance saying that it must be the doing of some dishonest people. I confront them with these questions, "Who has circulated these astrological writings and books of diabolic content? Who has set up Kundis of pus and blood? Who has spread stories about them? Who has caused epidemics resulting in death of a large number of men and animals." I told them categorically, "It is you who make people ill by your magical power and then suggest to them that gods are responsible for their problems. You are following in the footsteps of Ravana and causing untimely death among human beings as well as mute animals. These happenings have already been predicted in the almanacs six months in advance. Who has circulated these almanacs? I am completely in captivity of your diabolism. So I know that your community has set off this diabolic practice. You are advised to abandon the practice during my lifetime confessing your sins to the kings and the common people of the world so that you are saved. Otherwise you have to suffer the consequences of your misdeeds which I am going to expose. People love their children. Nobody wants that any harm should befall his children. But you, the banias, are planning to annihilate large sections of population and capture political and economic power of the world, when there will be very few people belonging to other communities left who will be far outnumbered by your own people. Ravana had also nurtured the ambition of ruling the entire world but he was killed before he could achieve his target. Like Shanishchara, I too warn you in the name of God not to go ahead with your diabolic plan and spare the children of the world. Abandon this practice during my lifetime in your own interest." Instead of listening to my well-intentioned advice patiently, they get wild with rage and start abusing me. They heckle me, "Go and plead before the king." Undaunted, I frequent the place where the saudagars, mahajans assemble and exhort them to desist from their sinful practice. I give them my book and ask them to read it. After listening to me and having understood the content of my book, they begin to tell people that the baba (old man) has gone crazy and he is writing books full of nonsensical things and that these books are worthless. So, you—the people of the world—should know that the saudagars-mahajans assemble in various conferences and fairs with the purpose of finalising their plan of action by mutual consultation. All that they discuss in these meetings is whether in that year they should cause famine or epidemics. Or should they dethrone a ruler? Will it be more appropriate to perform a sinful ritual which may create disharmony and chaos in the world? These are the items in their agenda and to discuss them they meet on occasions such as trade fairs. Through almanacs or other astrological calendars they forecast these calamities six months and sometimes twelve months in advance. Then they send message to their men who execute the sinful ritual. And calamities befall the world as planned by the banias. This is to be noted that in the fairs or gatherings where the banias assemble, no epidemics break out. Despite the fact that people belonging to the bania community meet there in thousands, no disease of any kind is found there. Whereas in other fairs and festivals where the Hindus and the Muslims assemble, epidemics break-out resulting in untimely death of thousands of people. For example, the fairs and religious festivals at Hardwar, Kashi, Prayag, Dwarika and Pushkar (the famous animal fair where horses, camels, oxen etc. are bought and sold). Likewise the religious festivals of the Muslims at Ajmer, Mecca and several other places attract a large number of Muslims. In all these gatherings, these unscrupulous bania-mahajans cause epidemics by their diabolic power. Thousands of people die at a very young age. To the Muslim, they suggest that those who die in Ajmer, Mecca etc. are lucky people. To the Hindu, they suggest, that death in any of these places of pilgrimage is the best thing that can happen to a devotee. So death in a place of pilgrimage is welcomed by people, who think so under the diabolic influence of the banias. They do not think that the devotees visit these holy places for remembering God. Why should there be diseases and epidemics in these places? Rather there should be all possible comforts there. If any disease breaks out, it should immediately disappear because people go there for offering their prayers to God who is kind to all. But these mahajans cause epidemics by their diabolic power in order to drastically reduce the population so that with their sheer strength they could rule the world. Doctors practising different systems of medicine come forward to treat the patients. Earlier, when there was enough money with the people, these medical practitioners gave treatment free of charge and spent from their own pockets to buy medicines for their patients. They wanted that their charity should benefit the world. But now the situation has changed. Ever since the mahajans have started practising diabolic rite, thereby causing famine in the world, they have emptied the coffers of the people of the world. So when some patient is cured of illness, the doctor treating him demands his fee from the patient and there is no harm in it. When these unscrupulous elements find that the treatment given by the doctors, vaidya and hakims (practitioners of Indian systems of medicine) will not let anybody die prematurely, they make the medical treatment ineffective by their diabolic power. When they cause epidemics in different countries only a few, who are not made the target of their sinful rite, survive and a large number of people die because of the effect of diabolism. Then they tell people that the treatment given by the medical practitioners is totally ineffective. The doctors, on their part, are completely at a loss to find that the treatment given and the medicine prescribed by them, which earlier cured the diseases successfully, are not working now. It is for us to think why the medicines, which earlier cured the ailment, are not giving relief to the patient. But the mahajans, like Ravana, make the treatment ineffective by means of their diabolic power. Practitioners of different systems of medicine are completely in the dark about the sinister game of these mahajans. If their game continued, the doctors will lose their practice which is the source of their livelihood. They (the mahajans) fear that if the medical treatment will cure the diseases, the population of the world will not come down drastically. They will become the supreme power in the world, when it will have very few people. To achieve this, they tamper with the efficacy of drugs and medicines. Brothers! Nobody is immortal in this world. Everybody has to die at old age. But by their devilry they cause premature death to a large number of people so that the population is reduced to the minimum. The purpose of my writing this book is to make you people aware that the people who are made the target of their secret rite, do not get any relief, whatever treatment is given to them with whatever medicine. If a doctor after diagnosing a patient gives him some medicine to cure his disease, they create many other diseases in him. Once they stop the sinful rite targeted against a person, he is saved. Fearing that the world will come to know about their devilry, they spare some people and let the medicines work on them. Otherwise, they would destroy the whole world. They think that people will stop suspecting them. They'll everything to slash the population. They'll destroy the thinking faculty of the people who will then fail to see through their designs. This is the reason why people call me a lunatic or an eccentric when I make them see reason. They think that I am needlessly defaming the bania community. In fact the people are not to blame for this. They are under the influence of diabolism and so they think I have gone mad. When the banias decide to destroy a king or any other person, they send a message to the place where their mystical rite is secretly performed instructing their men to act accordingly and also to corrupt the intellect of the people so that they will not heed Sadhu Anoop Das, who, they think, will go on crying in the wilderness and will die like that. Then there will be nobody around to mobilize people to dismantle their diabolic operation. Others do not know what the mystery is. But I was tormented by them, so I know what it is. Ravana had partially corrupted people's intellect. So when Shanishchara attempted to make people see reason, they immediately agreed. But people of this age do not seem to be convinced because their reasoning faculty has completely been drained by the banias. Some people who have not lost their thinking power completely do try to understand and say. "What Sadhu Anoop Das says seems to be true because Ravana had in the similar fashion destroyed the wisdom of the people by his diabolic power. Ravana too had caused premature deaths and also controlled the forces of affluence and rain." The people whom I explain the intricacies of the diabolic operation of the banias, try to understand a little bit but are not fully convinced. They do not know what that ritual exactly is. It is because they have not been physically tortured at their secret place where they could have witnessed the entire process. But even if they simply remember what I explain to them and tell others that what the baba says is true and that something should be done to counteract, the people at large can be saved. If someone else is found to be the victim of physical torture, details can be ascertained from him as well. But they avoid tormenting people in person for fear of being exposed. They trouble them by causing weird dreams. They would never like their sins to come to light. Their sins are of very serious nature. They want to destroy the whole world. I was tormented by them in person, that's how I have come to know about their sinful activity. The banias know this fact and they want that people should not take cognizance of what I've been propagating and wish my book had disappeared because then their secret operation will remain a mystery. So, if the banias are able to make my book disappear they will, slowly and gradually, ruin the whole world and establish their monopoly over the world because then people of other communities will be reduced to a microscopic minority. All the Hindus, Muslims and people of other faiths throughout the world are well advised to treat this book as valuable as their own life. They must read it thoroughly to know the facts. When their copy becomes old, they should get it reprinted and keep a sample copy with them. They should print a good number of copies for wide circulation so that the people of the world do keep in mind the nefarious activities of the banias and launch a united fight against the diabolic practices of these unscrupulous elements. The diabolic operation of the unscrupulous banias must be dismantled during my lifetime because afterwards it may not be possible. People do not know the mystery of their diabolism because they have not seen it. So dishonest they are that for fear of being exposed they do everything to confuse people. Earlier, they had cheated the rulers of the day by giving false statements under oath. This is borne out of by the fact that when the King had demolished their temples and disfigured the idols and wanted to kill their children, the banias swore in the name of cow and pig (sacred/profane symbolism). History bears testimony to this fact. This is how these outrageous people escape punishments by indulging in falsehood and perjury. If a serious attempt is made during my lifetime itself to do away with their sinful activity, you are most likely to succeed in your efforts and the banias too will be saved. Otherwise, afterwards it may never be possible. You people do not know the intricacy of their sinful act, but I know it because I was watching their mystical rite while they were tormenting me. Your wisdom is in their captivity and so they can mislead and confuse you easily. They will not tell you the secret of their activity nor will they give up their sinful practice. They may tell you a little bit about the eighty four lakh Kundis and the eighty four lakh living beings and also numerous concoctions associated with themselves and others only to confuse you. But they cannot bamboozle me by their falsehood, because I have witnessed their devilry. I intend to tell you all about it so that during my lifetime you will dismantle their diabolism. These banias will never knowingly torment anybody directly. In my case they did so unwittingly. If they ever do so knowingly, they will be exposed and the enraged people will finish them off. I was tormented directly by them and so I came to know about their sinister game which I have written about in this book. What you people call the Naraka (hell) having the pits filled with blood and pus, is in fact the diabolic operation of the banias which their own men are performing secretly in an island. This secret is known only to the people of their community. The influence of diabolism is so deep in the minds of the people that they cannot discriminate between vice and virtue. The sin of these saudagars is widespread. The purpose of my writing this book is to acquaint you with their activity which is outright sinful. But befuddled as people are, they think it is a religious activity. They do not realize that it is a most heinous crime. They do not think that a sin in any form is a sin and so is the case with a virtue. An individual indulging in black magic has little impact but a whole lot of people practising it, at the instance and guidance of the banias has spread this evil worldwide. This matter should be looked into. A judicious probe into this matter will reveal the magnitude of the sin of the saudagars. By causing famine and natural disasters they have created acute shortage of food and nutrition. It is an open secret how both human beings and other creatures are suffering. What can be a greater sin? The diabolic influence on the people has made them practitioners of black magic. These dubious magicians are venerated as gods. The world has been converted into a house of evil spirits. The gods of land, food and water do not degenerate the intellect of the people. In fact the people have been brainwashed and so they sacrifice animals to propitiate gods. It is all due to diabolic influence of the banias. Nutritive food makes a man's mind healthy. But the banias captivate the minds of the people by their diabolic power. God does not delude people. In his regime both a lion and a goat move together. But when the influence of devilry spreads, dissension and animosity takes the upper hand and people start indulging in injustice and atrocity. Many a time, the devils who were practising sinful mystical rites, were caught. After they were caught, their sinful activity abated and people regained their rational faculty. God has provided every human being with rational faculty but the banias by their diabolic power corrupt the minds of the people and get the animals sacrificed by indulging in falsehood. They have turned the brains of innumerable Sadhu, faqirs and others who are behaving like people of unsound mind and consuming human excreta for, as they claim, acquiring supernatural powers. Some of them are collecting human skulls and bones of dead animals. They live in a filthy atmosphere where bones are strewn all around. It is suggested to each of them that he has become an Auliya (saint). While the influence of diabolism makes him think so, others in the world know that the Sadhu has gone mad or some devout person has cursed him. Some think that he must have been propitiating some god or goddess and a small error in the process might have deranged him. This idea too comes to them under the diabolic influence. They begin to say that he has gone mad. He lives in this state for many days and people watch him drinking alcohol, which appears to them as milk because of the spell of diabolism. Similarly a piece of meat appears to them as a cake of gur (jiggery). The Sadhu or faqir does not know the secret of such miracles. He does not know how things change their colour. The thinks that God has endowed him with some power which has made such miracles (flesh appearing as jiggery) possible. He does not know that the kafir vidya (the science of the infidel) has done it. It hypnotizes people to whom a piece of meat appears as a cake of jiggery. Actually things remain as they are. Meat remains meat and alcohol remains alcohol. The influence of diabolism destroys their thinking power and things taste as they appear in colour and shape. The Sadhu is not to blame for this. Besides, these saudagars by practising diabolism make people seriously ill. Then a Sadhu, who has gone mad, thanks to their diabolism, gives a 'healing' touch and the seriously ill patient becomes all right. In fact the devils discontinue the diabolic rite on eighty four lakh Kundis against that patient and so he gets well and people think that the healing touch of the deranged Sadhu or faqir has cured him. Sometimes, they (the saudagars) cause death to someone at a very young age. Finding the bereaved parents crying, a deranged Sadhu, who has become so owing to diabolic influence, would 'bless' them saying that their son would come back to life. The secret rite against that child is stopped and so he is brought back to life. God has granted everybody full span of life. Those who die young are the victim of diabolism. Life of millions of people is cut short by the single ritual of diabolism. To fool the people of the world, they create 'miracles' in which the dead are bought back to life by the 'healing' touch of a deranged Sadhu. To divert the mind of the people from God Almighty, they have circulated stories of such miracles. The mystical ritual results in premature death of people. If this ritual is stopped against somebody, he comes back to life. People are greatly impressed by the supernatural power of that mad Sadhu, whom they call an Auliya. Wonder-struck at his power to revive the dead, some people become his followers. [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: kalaulah org2 kafir itu mengetahui apa yg akan menimpa mrk ketika mrk tidak dapat menahan atau mengelakkan api neraka dari muka dan belakang mereka dan mereka pula tidak diberi pertolongan (tentulah mrk segera beriman dan tidak berkata demikian)~~~~firman Allah swt...al quranulkarim... [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. Al Qur'an (QS.2:212) [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Kim küfür olan bir sözü söyler veya küfür olan bir ameli işlerse, ''kafir olmayı kastetmemiş olsa bile'' bu fiili sebebi ile tekfir edilir.Çünkü Allahu Teala'nın dilemedikleri dışındaki kimse küfrü kastetmez.İbn Teymiyye / Es-Sarimu'l-Meslul, 177-178,370 [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: Bugitan in lasa yan bang in ka'awnan hikapagsakutu' mu pa Allahu subhanahu wa ta'ala atawa kan hikasud mu pa api narkah jahannam sarta' pagtawbat kaw baba' yan pa kaymu in kabuhi' iban kakusug ballug-ballugan ". " Tumtuma bang mu hiynang in magbana atawa kan mag-asawa kafir tantu nagrida' nakaw sumud pa api narka' jahannam sarta' nagrida' nakaw sin agama nila nagkukufur , nagsasakutu' sarta' ikaw na in himinang tiranan hikalayu' kaymu sin ulung iban kasi sin Allahu subhanahu wa ta'ala ". " Sarta' timabang kaw ha agama nila nagpalindug saka'ula-ula atawa kan nagpakusug " wanauzubillahi minas shaytan nirrazim. Wallahu ahlam [1 Aktualisierung]
• Search Facebook kafir: gw lg mikir nih! katanya sunan kali jaga it wali? msk dia prn bertapa slma 40hr diam sj ampe lumutan gk sholat n gk puasa, pdhl mnurut ulama org yg meningglkan sholat itu dia tlh kafir,lah ini kok mlh disebut wali-_- [1 Aktualisierung]

 Search Facebook salafisten: Auch die Presse will das nicht drucken Vielen in unserem Land lebenden Nichtversteher halten all mein Geschreibsel Für Schwachsinn und rechtsradikales Denken. Und meine Gedanken über das Klima für dummes Propheten Geschwätz, Obwohl wenn man die Natur beobachtet Feststellen kann dass große Veränderungen sich auf der ganzen Welt bemerkbar machen, was scheinbar den Regierenden und den Medien keine Sorge bereitetDie deutsche Leitkultur. http://www.bergbaurentner.de/nie-wieder-krieg.html!!!!!!Treu, arbeitsam, hilfreich, zuverlässig, tolerant, verständnisvoll und ehrlich. Quäle nie ein Tier zum Scherz .Auch ist die Bergpredigt des Mannes Jesu, für mich Richtung weisend.-Alle diese Dinge lernte ich in einer Volksschule und in einem intakten Elternhaus-Das ist die Wahrheit .In Deutschland gab es auch ab 1935 ein Tierschutz Gesetz. Auch wurden sexuelle Praktiken mit Kindern was die Grünen erlauben möchten hart bestraft und Kinder Schändung Und sexuelle Gewalt noch härter.Nein ich bin kein Rechtsradikaler. Die Taten der jungen aufgehetzten Nazis.Gerd Willke Solche hinterlistigen Anschläge sind eines Deutschen nicht würdig .Alle Gewalttaten ob von Ausländern oder Deutschen müssen Hart bestraft werden. Und wenn schon Mord, dann gegen die Schuldigen. Auch sind viele Urteile unserer heutigen Richter für viele Deutsche nicht zu verstehen.Ein echter Deutscher hat es aber auch in den Genen (Die deutsche Seele)Was man aber in der heutigen Zeit als Behinderung einstufen muss. (Meine Erfahrung)Wir Deutschen wollen Frieden im Land. Keine Salafisten und anderer radikale Gruppen.Wir brauchen aber eine vernünftige Politik, welche die Interessen des deutschenVolkes vertritt und sich weniger um das Ausland groß hervor tut.Eine bessere Bekämpfung gegen Gewalt und Terror.Vor allem müssen die Städte mehr für den Schutz gegen Unwetter tun.Ich achte alle Menschen die an den einzigen Gott glauben. Aber wie sie glauben, ist mir egal.Jeder soll glauben wie und was Sie oder ER will. Wichtig ist für mich dass sie die Botschaftihrer Propheten verstanden haben und danach leben und nicht durch Terror und Gewalt alles.In den Schmutz ziehen, so das Hass und Gewalt wieder ihre Verbreitung finden. Alle Zugewanderte sollten froh sein dass sie hier leben dürfen. Auf Kosten der Alten die ein ganzes Leben schwer gearbeitet haben und um die sich der Staat wenig kümmert. Auch junge Deutsche haben noch keinen Grund zu morden und zu randalieren. Und Krawalle beim Lieblings Sport der Deutschen Fußball kann ich nicht nach vollziehen .Gerd Willke.Kupferstraße 95. 44532.Lünen Tel.02306/759142. http://www.bergbaurentner.de/unwetter.html http://www.bergbaurentner.de/die-finanzkrise.html http://www.bergbaurentner.de/willkes-gedanken.html Wenn ich mit der Presse, Politikern und Richtern reden könnte, brauchte ich nicht schreiben.Ein großer Fehler: Die Europäische Union und die Massen Einwanderung.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:25AM +0100  

Search Facebook salafisten
 
Search Facebook salafisten
 
Auch die Presse will das nicht drucken
Vielen in unserem Land lebenden Nichtversteher halten all mein Geschreibsel
Für Schwachsinn und rechtsradikales Denken. Und meine Gedanken über das
Klima für dummes Propheten Geschwätz, Obwohl wenn man die Natur beobachtet
Feststellen kann dass große Veränderungen sich auf der ganzen Welt bemerkbar
machen, was scheinbar den Regierenden und den Medien keine Sorge bereitet
Die deutsche Leitkultur. http://www.bergbaurentner.de/nie-wieder-krieg.html!!!!!!
Treu, arbeitsam, hilfreich, zuverlässig, tolerant, verständnisvoll und ehrlich. Quäle nie ein Tier zum Scherz .Auch ist die Bergpredigt des Mannes Jesu, für mich Richtung weisend.
-Alle diese Dinge lernte ich in einer Volksschule und in einem intakten Elternhaus-Das ist die Wahrheit .In Deutschland gab es auch ab 1935 ein Tierschutz Gesetz. Auch wurden sexuelle
Praktiken mit Kindern was die Grünen erlauben möchten hart bestraft und Kinder Schändung
Und sexuelle Gewalt noch härter.
Nein ich bin kein Rechtsradikaler. Die Taten der jungen aufgehetzten Nazis.
Gerd Willke Solche hinterlistigen Anschläge sind eines Deutschen nicht würdig .Alle Gewalttaten ob von Ausländern oder Deutschen müssen Hart bestraft werden. Und wenn schon Mord, dann gegen die Schuldigen. Auch sind viele Urteile unserer heutigen Richter für viele Deutsche nicht zu verstehen.
Ein echter Deutscher hat es aber auch in den Genen (Die deutsche Seele)
Was man aber in der heutigen Zeit als Behinderung einstufen muss. (Meine Erfahrung)
Wir Deutschen wollen Frieden im Land. Keine Salafisten und anderer radikale Gruppen.
Wir brauchen aber eine vernünftige Politik, welche die Interessen des deutschen
Volkes vertritt und sich weniger um das Ausland groß hervor tut.
Eine bessere Bekämpfung gegen Gewalt und Terror.
Vor allem müssen die Städte mehr für den Schutz gegen Unwetter tun.
Ich achte alle Menschen die an den einzigen Gott glauben. Aber wie sie glauben, ist mir egal.
Jeder soll glauben wie und was Sie oder ER will. Wichtig ist für mich dass sie die Botschaft
ihrer Propheten verstanden haben und danach leben und nicht durch Terror und Gewalt alles.
In den Schmutz ziehen, so das Hass und Gewalt wieder ihre Verbreitung finden.
Alle Zugewanderte sollten froh sein dass sie hier leben dürfen. Auf Kosten der Alten die ein ganzes Leben schwer gearbeitet haben und um die sich der Staat wenig kümmert.
Auch junge Deutsche haben noch keinen Grund zu morden und zu randalieren.
Und Krawalle beim Lieblings Sport der Deutschen Fußball kann ich nicht nach vollziehen .
Gerd Willke.Kupferstraße 95. 44532.Lünen
Tel.02306/759142. http://www.bergbaurentner.de/unwetter.html
http://www.bergbaurentner.de/die-finanzkrise.html
http://www.bergbaurentner.de/willkes-gedanken.html
Wenn ich mit der Presse, Politikern und Richtern reden könnte, brauchte ich nicht schreiben.
Ein großer Fehler: Die Europäische Union und die Massen Einwanderung.
http://graph.facebook.com/100001721502392/picture
Jul 1st 2013, 06:00
 
http://www.lokalkompass.de/luenen/ratgeber/doros-garten-journal-5-die-gruene-lust-ist-da-d294341.html
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/9R5rpk


 

 Search Facebook taghut: Renungan menjelang sore..!! ______ Pernahkah kita berpikir????..... Berapa orang yg meninggal dunia di kota kita selama satu Bulan..? Atau selama satu Tahun..? Atau bahkan setiap hari di seluruh penjuru bumi..? Ketetapan Allah Subhannahuwata'ala terus berjalan. Ada yg lahir kedunia dan sebagian lagi meninggal dunia. Suatu saat nanti..! Pasti kita akan mendapatkan giliran. Ini sebuah realita kehidupan yg tid...ak bisa dipungkiri. Namun sangat disayangkan, Banyak orang lupa atau melupakan Kematian..! Padahal Rasulullah telah memerintahkan: ''Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan,yaitu kematian. Karena kematian itu, jika diingat oleh orang yg sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa meringankan kesusahannya. Dan jika di ingat oleh orang yg sedang senang, maka akan bisa membatasi kebahagiaannya itu.'' (HR.ath-Thabrani dan al-Hakim). Allah Ta'ala berfirman: ''Kullu man 'alayhaa faa ni'' Semua yang dibumi itu akan binasa. (Qs.Ar-Rahman:26). ''Kullu Nafsin dzaa iqatul maut'' Tiap2 yang berjiwa akan merasakan Mati. (Qs.Ali Imran:185) semua makhluk bernyawa akan mengalami kematian. Ia merupakan hakikat, namun kita selalu berusaha lari darinya. Kematian merupakan hakikat,yg bisa menjungkalkan: -Keangkuhan orang2 yang sombong. -Penentangan orang2 yg menyimpang. -dan Kezaliman para Taghut yg mengangkat dirinya sebagai Tuhan yg harus dita'ati. ''Katakanlah: "Sesungguhnya kematian kamu yg lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kau akan kembali kepada Allah.. Yang mengetahui yang ghaib dan yg nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yg kamu kerjakan." (Qs.al-Jumu'ah:8). Ya,kematian itu pasti akan menemui kau.. Dimana saja kamu berada,kamu akan mati. Wahai orang2 Kuat.. Wahai orang2 kuat,nan muda usia.. Wahai orang2 cerdas dan jenius.. Wahai para pemimpin,pembesar.. Wahai orang fakir dan rakyat jelata.. Semua orang yg menangis (karena kematian orang yg dicintai). dia juga akan membuat orang lain menangis (ketika dia mati).. Semua pembawa berita kematian, Dia juga akan diberitakan kematiannya.. Semua harta simpanan akan binasa.. Semua yg disebut2 akan dilupakan.. Tak ada yg kekal selain Allah.. Jika ada orang yg merasa tinggi.. Maka Allah lebih Tinggi.. *Wahai saudaraku.. Kehidupanmu yg hakiki Akan mulai setelah kematianmu.. Persiapkanlah segala sesuatu Untuk bekal menjalani kehidupanmu yg sebenarnya..!

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:19AM +0100  

Search Facebook taghut
 
Search Facebook taghut
 
Renungan menjelang sore..!!
______
 
Pernahkah kita berpikir????.....
 
Berapa orang yg meninggal dunia di kota kita
selama satu Bulan..?
Atau selama satu Tahun..?
Atau bahkan setiap hari di seluruh penjuru bumi..?
 
Ketetapan Allah Subhannahuwata'ala terus berjalan.
Ada yg lahir kedunia dan sebagian lagi meninggal dunia.
 
Suatu saat nanti..!
Pasti kita akan mendapatkan giliran.
 
Ini sebuah realita kehidupan yg tid...ak bisa dipungkiri.
Namun sangat disayangkan,
Banyak orang lupa atau melupakan Kematian..!
 
Padahal Rasulullah telah memerintahkan:
 
''Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan,yaitu kematian.
Karena kematian itu, jika diingat oleh orang yg sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa meringankan kesusahannya. Dan jika di ingat oleh orang yg sedang senang, maka akan bisa membatasi kebahagiaannya itu.''
(HR.ath-Thabrani dan al-Hakim).
 
Allah Ta'ala berfirman:
''Kullu man 'alayhaa faa ni'' Semua yang dibumi itu akan binasa.
(Qs.Ar-Rahman:26).
 
''Kullu Nafsin dzaa iqatul maut'' Tiap2 yang berjiwa akan merasakan Mati.
(Qs.Ali Imran:185)
 
semua makhluk bernyawa akan mengalami kematian.
Ia merupakan hakikat, namun kita selalu berusaha lari darinya.
 
Kematian merupakan hakikat,yg bisa menjungkalkan:
 
-Keangkuhan orang2 yang sombong.
-Penentangan orang2 yg menyimpang.
-dan Kezaliman para Taghut yg mengangkat dirinya sebagai Tuhan yg harus dita'ati.
 
''Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian kamu yg lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kau akan kembali kepada Allah.. Yang mengetahui yang ghaib dan yg nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yg kamu kerjakan."
(Qs.al-Jumu'ah:8).
 
Ya,kematian itu pasti akan menemui kau..
Dimana saja kamu berada,kamu akan mati.
 
Wahai orang2 Kuat..
Wahai orang2 kuat,nan muda usia..
Wahai orang2 cerdas dan jenius..
Wahai para pemimpin,pembesar..
Wahai orang fakir dan rakyat jelata..
 
Semua orang yg menangis (karena kematian orang yg dicintai).
dia juga akan membuat orang lain menangis (ketika dia mati)..
 
Semua pembawa berita kematian,
Dia juga akan diberitakan kematiannya..
 
Semua harta simpanan akan binasa..
Semua yg disebut2 akan dilupakan..
 
Tak ada yg kekal selain Allah..
Jika ada orang yg merasa tinggi..
Maka Allah lebih Tinggi..
 
*Wahai saudaraku..
Kehidupanmu yg hakiki
Akan mulai setelah kematianmu..
 
Persiapkanlah segala sesuatu
Untuk bekal menjalani kehidupanmu yg sebenarnya..!
http://graph.facebook.com/100001993907966/picture
Jul 1st 2013, 05:47
 
Renungan menjelang sore..!!
______
 
Pernahkah kita berpikir????.....
 
Berapa orang yg meninggal dunia di kota kita
selama satu Bulan..?
Atau selama satu Tahun..?
Atau bahkan setiap hari di seluruh penjuru bumi..?
 
Ketetapan Allah Subhannahuwata'ala terus berjalan.
Ada yg lahir kedunia dan sebagian lagi meninggal dunia.
 
Suatu saat nanti..!
Pasti kita akan mendapatkan giliran.
 
Ini sebuah realita kehidupan yg tid...ak bisa dipungkiri.
Namun sangat disayangkan,
Banyak orang lupa atau melupakan Kematian..!
 
Padahal Rasulullah telah memerintahkan:
 
''Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan,yaitu kematian.
Karena kematian itu, jika diingat oleh orang yg sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa meringankan kesusahannya. Dan jika di ingat oleh orang yg sedang senang, maka akan bisa membatasi kebahagiaannya itu.''
(HR.ath-Thabrani dan al-Hakim).
 
Allah Ta'ala berfirman:
''Kullu man 'alayhaa faa ni'' Semua yang dibumi itu akan binasa.
(Qs.Ar-Rahman:26).
 
''Kullu Nafsin dzaa iqatul maut'' Tiap2 yang berjiwa akan merasakan Mati.
(Qs.Ali Imran:185)
 
semua makhluk bernyawa akan mengalami kematian.
Ia merupakan hakikat, namun kita selalu berusaha lari darinya.
 
Kematian merupakan hakikat,yg bisa menjungkalkan:
 
-Keangkuhan orang2 yang sombong.
-Penentangan orang2 yg menyimpang.
-dan Kezaliman para Taghut yg mengangkat dirinya sebagai Tuhan yg harus dita'ati.
 
''Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian kamu yg lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kau akan kembali kepada Allah.. Yang mengetahui yang ghaib dan yg nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yg kamu kerjakan."
(Qs.al-Jumu'ah:8).
 
Ya,kematian itu pasti akan menemui kau..
Dimana saja kamu berada,kamu akan mati.
 
Wahai orang2 Kuat..
Wahai orang2 kuat,nan muda usia..
Wahai orang2 cerdas dan jenius..
Wahai para pemimpin,pembesar..
Wahai orang fakir dan rakyat jelata..
 
Semua orang yg menangis (karena kematian orang yg dicintai).
dia juga akan membuat orang lain menangis (ketika dia mati)..
 
Semua pembawa berita kematian,
Dia juga akan diberitakan kematiannya..
 
Semua harta simpanan akan binasa..
Semua yg disebut2 akan dilupakan..
 
Tak ada yg kekal selain Allah..
Jika ada orang yg merasa tinggi..
Maka Allah lebih Tinggi..
 
*Wahai saudaraku..
Kehidupanmu yg hakiki
Akan mulai setelah kematianmu..
 
Persiapkanlah segala sesuatu
Untuk bekal menjalani kehidupanmu yg sebenarnya..!
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/1tMcmz


 

 Search Facebook taghut: WISDOM FROM AL-QUR'AN AL-KARIM[Prefatory Note: As a continuation of our presentation about the hypocrites, we will look at Surah al-Nisa, ayat 60-63 which also mentioned the Munafiqun in the Glorious Qur'an. In our earlier posts, we dealt with the description and characteristics of the Munafiqun in Surah al-Baqarah. In the following verses, we will see that Allah Almighty mentioned again the deceptive portrayal of the hypocrites.]أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُواْ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّـاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَـانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلالاً بَعِيداً - وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَآ أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَـافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً - فَكَيْفَ إِذَآ أَصَـابَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَآ إِلاَّ إِحْسَاناً وَتَوْفِيقاً - أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِى أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغاً Have you not seen (O Muhammad) those (hypocrites) who claim that they believe in that which has been sent down to you, and that which was sent down before you, and they wish to go for judgment (in their disputes) to the Evil One while they have been ordered to reject them. But Shaytan wishes to lead them far astray. And when it is said to them: "Come to what Allah has revealed and to the Messenger,'' you see the hypocrites turn away from you in disgust. How then, when a catastrophe befalls them because of what their hands have sent forth, they come to you swearing by Allah, "We meant no more than goodwill and conciliation!'' Those men -- Allah knows what is in their hearts; so keep clear of them, but admonish them, and speak to them an effective word to reach their inner selves. [Surah al-Nisa' 60-63][Postscript: In the foregoing ayat of Surah al-Nisa', we can glean the following lessons: 1) The hypocrites claim that they also believe in the revelation (the Glorious Qur'an) to the Holy Prophet (peace be upon him) and the previous revelations; 2) However, instead of taking the Glorious Qur'an as the final arbiter of their disputes, they prefer to go for judgment in other systems (referred to in the ayah as Taghut or the Evil One) even though these hypocrites were already warned about this; and this they do because they are misled by Satan; 3) Even if the hypocrites were told to believe in the revelation and the Messenger, they, out of disgust, prefer to turn away from that invitation of the Messenger of Allah; 4) But when a misfortune engulf them, they turn to the Prophet saying that they mean no evil but only goodwill and reconciliation; 5) The best way to deal with the Munafiqun is not to trust and take them in confidence but to show them the error of their foolishness and advise them and talk to them with reasonable words that would penetrate the inner recesses of their souls.] And Allah knows best.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:19AM +0100  

Search Facebook taghut
 
Search Facebook taghut
 
WISDOM FROM AL-QUR'AN AL-KARIM
 
[Prefatory Note: As a continuation of our presentation about the hypocrites, we will look at Surah al-Nisa, ayat 60-63 which also mentioned the Munafiqun in the Glorious Qur'an. In our earlier posts, we dealt with the description and characteristics of the Munafiqun in Surah al-Baqarah. In the following verses, we will see that Allah Almighty mentioned again the deceptive portrayal of the hypocrites.]
 
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُواْ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّـاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَـانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلالاً بَعِيداً - وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَآ أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَـافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً - فَكَيْفَ إِذَآ أَصَـابَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَآ إِلاَّ إِحْسَاناً وَتَوْفِيقاً - أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِى أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغاً
 
Have you not seen (O Muhammad) those (hypocrites) who claim that they believe in that which has been sent down to you, and that which was sent down before you, and they wish to go for judgment (in their disputes) to the Evil One while they have been ordered to reject them. But Shaytan wishes to lead them far astray. And when it is said to them: "Come to what Allah has revealed and to the Messenger,'' you see the hypocrites turn away from you in disgust. How then, when a catastrophe befalls them because of what their hands have sent forth, they come to you swearing by Allah, "We meant no more than goodwill and conciliation!'' Those men -- Allah knows what is in their hearts; so keep clear of them, but admonish them, and speak to them an effective word to reach their inner selves. [Surah al-Nisa' 60-63]
 
[Postscript: In the foregoing ayat of Surah al-Nisa', we can glean the following lessons: 1) The hypocrites claim that they also believe in the revelation (the Glorious Qur'an) to the Holy Prophet (peace be upon him) and the previous revelations; 2) However, instead of taking the Glorious Qur'an as the final arbiter of their disputes, they prefer to go for judgment in other systems (referred to in the ayah as Taghut or the Evil One) even though these hypocrites were already warned about this; and this they do because they are misled by Satan; 3) Even if the hypocrites were told to believe in the revelation and the Messenger, they, out of disgust, prefer to turn away from that invitation of the Messenger of Allah; 4) But when a misfortune engulf them, they turn to the Prophet saying that they mean no evil but only goodwill and reconciliation; 5) The best way to deal with the Munafiqun is not to trust and take them in confidence but to show them the error of their foolishness and advise them and talk to them with reasonable words that would penetrate the inner recesses of their souls.] And Allah knows best.
http://graph.facebook.com/100001298795862/picture
Jul 1st 2013, 06:12
 
WISDOM FROM AL-QUR'AN AL-KARIM
 
[Prefatory Note: As a continuation of our presentation about the hypocrites, we will look at Surah al-Nisa, ayat 60-63 which also mentioned the Munafiqun in the Glorious Qur'an. In our earlier posts, we dealt with the description and characteristics of the Munafiqun in Surah al-Baqarah. In the following verses, we will see that Allah Almighty mentioned again the deceptive portrayal of the hypocrites.]
 
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُواْ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّـاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَـانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلالاً بَعِيداً - وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَآ أَنزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَـافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً - فَكَيْفَ إِذَآ أَصَـابَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَآ إِلاَّ إِحْسَاناً وَتَوْفِيقاً - أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِى أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغاً
 
Have you not seen (O Muhammad) those (hypocrites) who claim that they believe in that which has been sent down to you, and that which was sent down before you, and they wish to go for judgment (in their disputes) to the Evil One while they have been ordered to reject them. But Shaytan wishes to lead them far astray. And when it is said to them: "Come to what Allah has revealed and to the Messenger,'' you see the hypocrites turn away from you in disgust. How then, when a catastrophe befalls them because of what their hands have sent forth, they come to you swearing by Allah, "We meant no more than goodwill and conciliation!'' Those men -- Allah knows what is in their hearts; so keep clear of them, but admonish them, and speak to them an effective word to reach their inner selves. [Surah al-Nisa' 60-63]
 
[Postscript: In the foregoing ayat of Surah al-Nisa', we can glean the following lessons: 1) The hypocrites claim that they also believe in the revelation (the Glorious Qur'an) to the Holy Prophet (peace be upon him) and the previous revelations; 2) However, instead of taking the Glorious Qur'an as the final arbiter of their disputes, they prefer to go for judgment in other systems (referred to in the ayah as Taghut or the Evil One) even though these hypocrites were already warned about this; and this they do because they are misled by Satan; 3) Even if the hypocrites were told to believe in the revelation and the Messenger, they, out of disgust, prefer to turn away from that invitation of the Messenger of Allah; 4) But when a misfortune engulf them, they turn to the Prophet saying that they mean no evil but only goodwill and reconciliation; 5) The best way to deal with the Munafiqun is not to trust and take them in confidence but to show them the error of their foolishness and advise them and talk to them with reasonable words that would penetrate the inner recesses of their souls.] And Allah knows best.
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/1tMcmz


 

 Search Facebook taghut: BUKTI KUAT QUR'AN KARANGAN MUHAMMAD Bukti quran 100% asli karangn muhamad dg mncotek kitab lain untuk isi quran: 1.Ide2 dan doktrin2 dalam quran - kata2 agama Yahudi dlm quran - pandangan tentang doktrin2 islam - hukum moral ibadah agama - pandangan hidup 2.Kisah2 dan legenda2 dlm quran Kata2 agama Yahudi dlm quran: 1.Tabut - kata yg berakhiran -ut merupakn kata asli agama Yahudi krn tiada kata Arab asli yg berakhiran -ut. 2.Torah (Taurat) - wahyu Ilahi bg kaum Yahudi. 3.Jannatu And - surga,taman eden. 4.Jahannam (Gehinnom) - neraka (berasal dari kata Lembah Hinnom tmpat munculnya penyembahan berhala,sehingga kmudian kata Hinnom di artikan sbg neraka). 5.Ahbar - guru. 6.Darasa - untuk mngerti misd asli naskah agama melalui penyelidikan yg persis dn seksama. 7.Rabbani - guru. 8.Sabt - hari peristirahatan (Sabbath). 9.Sakinat - kehadiran Tuhan. 10.Taghut - kesalahan. 11.Furqan - penebusan,penyelamatan. 12.Maun - pengungsi. 13.Masani - pengulangan. 14.Malakut - pemerintahan,hukum Tuhan. Penambilan kata2 Yahudi mrupakn BUKTI JELAS bhwa muhamad tdk sanggup mncari kata yg tepat dlm bahasa Arab. Selain itu,quran sarat dg kata2 Aramik dan Syria dan ini kg menyiratkan pencurian ide2 agama,misalnya: kata2 Swat (bencana),Madina,Masjid (tempat ibadah),Sultan,Sullam (tangga),Nabi dll.... Gmna tu slim,nabi ente tukang jiplak alias copypaste ajaran2 Yahudi lho.....!!!! Wkwkwkwkwkkkk......

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:19AM +0100  

Search Facebook taghut
 
Search Facebook taghut
 
BUKTI KUAT QUR'AN KARANGAN MUHAMMAD
 
Bukti quran 100% asli karangn muhamad dg mncotek kitab lain untuk isi quran:
 
1.Ide2 dan doktrin2 dalam quran
 
- kata2 agama Yahudi dlm quran
- pandangan tentang doktrin2 islam
- hukum moral ibadah agama
- pandangan hidup
 
2.Kisah2 dan legenda2 dlm quran
 
Kata2 agama Yahudi dlm quran:
 
1.Tabut - kata yg berakhiran -ut merupakn kata asli agama Yahudi krn tiada kata Arab asli yg berakhiran -ut.
2.Torah (Taurat) - wahyu Ilahi bg kaum Yahudi.
3.Jannatu And - surga,taman eden.
4.Jahannam (Gehinnom) - neraka (berasal dari kata Lembah Hinnom tmpat munculnya penyembahan berhala,sehingga kmudian kata Hinnom di artikan sbg neraka).
5.Ahbar - guru.
6.Darasa - untuk mngerti misd asli naskah agama melalui penyelidikan yg persis dn seksama.
7.Rabbani - guru.
8.Sabt - hari peristirahatan (Sabbath).
9.Sakinat - kehadiran Tuhan.
10.Taghut - kesalahan.
11.Furqan - penebusan,penyelamatan.
12.Maun - pengungsi.
13.Masani - pengulangan.
14.Malakut - pemerintahan,hukum Tuhan.
 
Penambilan kata2 Yahudi mrupakn BUKTI JELAS bhwa muhamad tdk sanggup mncari kata yg tepat dlm bahasa Arab.
 
Selain itu,quran sarat dg kata2 Aramik dan Syria dan ini kg menyiratkan pencurian ide2 agama,misalnya: kata2 Swat (bencana),Madina,Masjid (tempat ibadah),Sultan,Sullam (tangga),Nabi dll....
 
Gmna tu slim,nabi ente tukang jiplak alias copypaste ajaran2 Yahudi lho.....!!!!
 
Wkwkwkwkwkkkk......
http://graph.facebook.com/100003013268891/picture
Jul 1st 2013, 05:50
 
BUKTI KUAT QUR'AN KARANGAN MUHAMMAD
 
Bukti quran 100% asli karangn muhamad dg mncotek kitab lain untuk isi quran:
 
1.Ide2 dan doktrin2 dalam quran
 
- kata2 agama Yahudi dlm quran
- pandangan tentang doktrin2 islam
- hukum moral ibadah agama
- pandangan hidup
 
2.Kisah2 dan legenda2 dlm quran
 
Kata2 agama Yahudi dlm quran:
 
1.Tabut - kata yg berakhiran -ut merupakn kata asli agama Yahudi krn tiada kata Arab asli yg berakhiran -ut.
2.Torah (Taurat) - wahyu Ilahi bg kaum Yahudi.
3.Jannatu And - surga,taman eden.
4.Jahannam (Gehinnom) - neraka (berasal dari kata Lembah Hinnom tmpat munculnya penyembahan berhala,sehingga kmudian kata Hinnom di artikan sbg neraka).
5.Ahbar - guru.
6.Darasa - untuk mngerti misd asli naskah agama melalui penyelidikan yg persis dn seksama.
7.Rabbani - guru.
8.Sabt - hari peristirahatan (Sabbath).
9.Sakinat - kehadiran Tuhan.
10.Taghut - kesalahan.
11.Furqan - penebusan,penyelamatan.
12.Maun - pengungsi.
13.Masani - pengulangan.
14.Malakut - pemerintahan,hukum Tuhan.
 
Penambilan kata2 Yahudi mrupakn BUKTI JELAS bhwa muhamad tdk sanggup mncari kata yg tepat dlm bahasa Arab.
 
Selain itu,quran sarat dg kata2 Aramik dan Syria dan ini kg menyiratkan pencurian ide2 agama,misalnya: kata2 Swat (bencana),Madina,Masjid (tempat ibadah),Sultan,Sullam (tangga),Nabi dll....
 
Gmna tu slim,nabi ente tukang jiplak alias copypaste ajaran2 Yahudi lho.....!!!!
 
Wkwkwkwkwkkkk......
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/1tMcmz


 

 Search Facebook taghut: Aku ingin bebas, Seperti burung di angkasa, Jiwa yang merdeka, Dari belenggu jahiliyyah, Dan taghut yang berdusta.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:19AM +0100  

Search Facebook taghut
 
Search Facebook taghut
 
Aku ingin bebas,
Seperti burung di angkasa,
Jiwa yang merdeka,
Dari belenggu jahiliyyah,
Dan taghut yang berdusta.
http://graph.facebook.com/119073514819269/picture
Jul 1st 2013, 06:11
 
Aku ingin bebas,
Seperti burung di angkasa,
Jiwa yang merdeka,
Dari belenggu jahiliyyah,
Dan taghut yang berdusta.
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/1tMcmz


 

 Search Facebook taghut: Peritnya berjuang di jalan Allah...Fitnah di Naysabur Apabila Imam al-Bukhari berada di Naysabur, salah seorang daripada gurunya, Muhammad bin Yahya al-Zuhli menyeru warga Naysabur agar menuntut ilmu dengan Imam al-Bukhari. Maka ramailah yang menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari sehingga lengang pula majlis ilmu Muhammad Yahya al-Zuhli. Ini membuatkan dia berasa iri hati dengan Imam al-Bukhari sehingga mendakwa dia menerima sepucuk surat dari Baghdad mengkhabarkan bahawa Imam al-Bukhari telah terlibat dengan kes lafaz al-Qur'an itu makhluk dan sedang diperkatakan mengenainya. Oleh itu, dia menyeru orang ramai supaya mereka menjauhi beliau dan agar tidak menyertai majlis – majlisnya seperti yang difatwakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Seorang lelaki yang termakan hasutan al-Zuhli bertanyakan Imam al-Bukhari tentang masalah itu di satu majlis ilmunya: "Wahai Abu Abdullah, apa pendapatmu tentang lafaz al-Qur'an, adakah ia makhluk? Atau bukan makhluk?" Beliau pada mulanya enggan mengulas lanjut dan tidak berminat untuk menjawab soalan beracun tersebut. Namun, lelaki berkenaan terus bertanya sehingga kali yang ketiga kemudian Imam al-Bukhari berpaling kepadanya lalu menjawab: "اَلْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ وَأَفْعَالُ الْعِبَادُ مَخْلُوْقَةٌ وَالاِمْتِحَانُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: "Al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, perbuatan – perbuatan parahamba-Nya adalah makhluk dan ujian mengenainya adalah suatu bid'ah ."Lelaki itu mula memprotes pendapat Imam al-Bukhari dan melaungkan kepada hadirin: "Dia mengatakan lafaznya membaca al-Qur'an itu makhluk!" Lalu para hadirin turut merusuh dan melaung – laungkan kepadanya: "Tarik balik kata – katamu itu supaya kami boleh kembali menghadiri majlis – majlis ilmumu!" Imam al-Bukhari tetap dengan pendiriannya: "Aku tidak sekali – kali akan berbuat demikian melainkan engkau membawa kepadaku hujah yang lebih kuat daripada hujah yang aku pegang sekarang ini!" Beliau berhujah dengan satu nas dari hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Huzaifah bin al-Yaman: {إنَّ اللهَ يَصْنَعُ كُلَّ صَانِعٍ وَصُنْعَتِه}Maksudnya: Sesungguhnya Allahlah yang menjadikan setiap pembuatdan apa yang diperbuatnya.Beliau menerangkan bahawa apa yang dimaksudkan dengan perbuatan – perbuatan para hamba-Nya ialah pergerakan, suara, usaha, dan penulisan mereka adalah makhluk. Manakala, al-Qur'an yang dibacakan seperti yang disahkan di dalam mushaf atau tersimpan di dada para penghafal al-Qur'an pula adalah Kalam Allah, bukan makhluk sambil membacakan sepotong ayat 49, dari Surah al-Ankabut: Maksudnya: (Al-Quran itu datangnya dari Allah – tanpa syak) bahkan ia adalah ayat-ayat (keterangan) yang jelas lagi nyata, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu.(Al-Ankabut: 49)...Lantaran itu mereka semua meninggalkan Imam al-Bukhari kecuali dua orang muridnya sahaja tinggal setia bersamanya iaitu Muslim bin Hajjaj dan Ahmad bin Salmah. Mereka ini juga menghadiri majlis al-Zuhli pada waktu yang sama sehingga pada satu ketika, al-Zuhli menyindir: "Sesiapa yang terlibat dengan kes lafaz tidak halal menyertai majlis kami." Muslim pun mengambil jubah luarannya yang berada di atas serban, terus berdiri dan berjalan keluar dari majlis itu di tengah – tengah khalayak ramai. Beliau kemudiannya mengutuskan satu tunggangan kepada al-Zuhli penuh dengan segala apa yang pernah ditulis daripada al-Zuhli. Belaan dan sokongan itu bukan dari kecenderungan peribadi, tetapi mereka tahu kebenarannya. Ulama – ulama Salaf al-Soleh sebelum mereka juga berpegang pada dasar akidah yang sama. Dan qias Imam al-Bukhari menyatakan hal seumpama itu apabila dibuat ujian begitu bid'ah hukumnya; adalah berdasarkan kenyataan Imam Malik, seorang imam besar yang mu'tabar dan diterima ramai kewibawaaannya ketika ditanya tentang istiwa' atau bagaimana Allah bersemayam di atas 'Arasy-Nya:"اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: Bersemayamnya Allah itu sedia maklum, bagaimana tidaklah diketahui, dan mempersoalkannya adalah satu bid'ah. Walaubagaimanapun, bertitik – tolak dari peristiwa itulah Imam al-Bukhari sentiasa dicerca, dihina, dicaci, dimaki, dikeji dan dicela dengan pelbagai tohmahan yang berat. Pernah sekumpulan masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Nisaa', surah keempat, ayat 76:Maksudnya: "...Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)...seolah – olah melabelkannya sebagai 'wali syaitan' dan pada masa yang sama mengkafirkannya seperti yang terdapat pada kandungan potongan ayat sebelum ayat di atas: Maksudnya: Orang – orang yang beriman berperang pada Jalan Allah. Manakala orang – orang yang kafir pula berperang pada Jalan Taghut (berhala atau apa – apa yang disembah selain Allah – secara langsung mensyirikkan Allah). Maka perangilah wali – wali syaitan. Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)Manakala sebahagian lain masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Fatir, surah ke-35, ayat 43: Maksudnya: "Walhal rencana jahat itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya." (Fatir: 43)…Mereka seolah – olah menyindir pedas Imam al-Bukhari dek ketegasannya berpegang kepada pendiriannya yang didakwa bertentangan dengan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal mengenai isu itu oleh al-Zuhli. Hal ini jelas apabila kita merujuk kepada keseluruhan ayat berkenaan ayat di atas: Maksudnya:43. Sambil menunjukkan sikap gah dan angkuh di muka bumi dan berusaha merancang rencana – rencana jahat (terhadap Rasul itu), walhal segala rencana jahat itu itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya. Oleh yang demikian tiadalah yang mereka tunggu melainkan kebinasaan mereka sendiri seperti resam yang terjadi kepada orang – orang kafir yang terdahulu kerana engkau akan mendapati tiada pertukaran berlaku terhadap "Sunnatullah" (undang-undang alam yang ditetapkan oleh Allah S.W.T.), dan engkau akan mendapati tiada perubahan berlaku sepanjang pelaksanaan "Sunnatullah" itu.44. (dan sebagai buktinya): tidakkah mereka mengembara di sekitar bumi? Jika mereka berbuat demikian, mereka akan menyaksikan (kesan – kesan sejarah) bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang terdahulu daripada mereka, sedangkan mereka yang terdahulu itu jauh lebih kuat daripada mereka (sekarang ini)? Justeru, jelaslah bahawa kekuasaan Allah tidak akan dapat dilemahkan atau dihalangi oleh sesuatupun sama ada di langit atau di bumi; Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Berkuasa.45. Dan jikalaulah Allah bersikap keras membalas setiap kesalahan manusia dengan segera mengazab mereka disebabkan oleh perbuatan – perbuatan jahat yang telah mereka lakukan, tentulah tiada satu makhluk pun berbaki tinggal bergerak di muka bumi; akan tetapi Dia Menangguhkannya kepada satu tempoh tertentu kerana Sesungguhnya Allah sentiasa Maha Memerhati keadaan semua hamba-hambaNya.(Fatir: 43-45)Sebahagian sahabat – sahabat Imam al-Bukhari yang mengetahui kebenaran adalah di pihaknya amat berang dengan reaksi masyarakat terhadap Imam al-Bukhari. Mereka arif bahawa doa Imam al-bukhari sangat mustajab oleh itu berkata kepadanya:"Kenapa tidak engkau mendoakan sahaja agar Allah memberi balasan setimpal terhadap orang yang menganiayai, memfitnah dan membuat tohmahan – tohmahan keji terhadapmu?"Beliau hanya menjawab dengan membacakan mereka hadis – hadis ini:{اصْبِرُوْا حَتَّى تَلَقَّوْنِي عَلَى الحَوْضِ}Maksudnya: "Bersabarlah kamu sehingga kamu bertemu denganku (Nabi Muhammad s.a.w.) di Kolam Airku." - Hadis riwayat al-Bukhari. {مَنْ دَعَا عَلَى ظَالِمِهِ فَقَدْ اِنْتَصَرَ}Maksudnya: "Sesiapa yang mendoakan orang yang telah menganiayainya maka dia telah mendapat kemenangan." - Hadis riwayat Al-Tirmizi. Sahabat – sahabat beliau tidak berpuas hati dengan tindakan beliau yang membiarkan sahaja ia berlaku. Mereka memprotes: "Tetapi mereka itu sudah melampau sehingga sanggup mengkafirkanmu, wahai al-Bukhari!"Sekali lagi beliau hanya menjawab dengan sepotong hadis:{إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ أَحَدُهُمَا}Maksudnya: "Apabila seorang lelaki berkata kepada saudara se-islamnya: "Wahai Si Kafir!", maka gelaran itu kembali kepada orang yang menggelarkannya (jika saudaranya itu nyata Muslim)." – Hadis riwayat Imam Malik. Seorang lagi yang juga datang menemui Imam al-Bukhari bertanyakan hal yang sama ialah Abu 'Amr al-Khaffaf. Beliau berbincang dan berbahas dengan beliau tentang pendapatnya tentang isu semasa yang sangat sensitif itu. Namun dia berlapang dada dengan timbal balik dari Imam al-Bukhari. Dia hairan kerana beliau tidak berpendapat seperti yang dikhabarkan oleh seseorang bahawa Imam al-Bukhari terlibat dengan kes lafziyyah.Imam al-Bukhari menegaskan kepadanya: Wahai Abu 'Amr, ingatlah apa yang ingin aku beritahu kepadamu ini terhadap dakwaan orang – orang dari Naysabur, Qumis, Rayy, Hamadzan, Helwan, Baghdad, Kufah, Madinah, Mekah dan Basrah yang ada mengatakan bahawa aku telah berkata: "Lafazku membaca al-Qur'an ini adalah makhluk, maka dia adalah penipu! Bahawa sesungguhnya aku tidak pernah sekali – kali berkata demikian!" Beliau kemudiannya menyambung: "إِلاَّ وَإِنِّي قُلْتُ أَفْعَالُ الْعِبَادِ مَخْلُوْقَةٌ"Maksudnya: "Kecuali aku ada berkata: Sesungguhnya perbuatan – perbuatan para hamba-Nya itu makhluk (atau dicipta oleh Allah S.W.T.)." Kata – kata inilah yang dipetik dan diputarbelitkan oleh musuhnya sehingga sanggup memfitnah anak muridnya sendiri bahkan menyebarkan tohmahan ini dengan menghantar surat ke serata pelusuk tempat memburuk – burukkan nama Imam al-Bukhari sehingga dipulaukan dan dibuang negeri. Hal ini dilaporkan oleh al-Hasan bin Muhammad bin Jabir: "Semasa Imam al-Bukhari tiba di Naisabur, al-Zuhli berkata kepada kami: "Pergilah kepada lelaki soleh itu dan dengarlah darinya mutiara – mutiara ilmu berharga." Maka orang ramai mula menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari. Sehingga sampai satu peringkat, ia menjejaskan bilangan hadirin ke majlisnya sendiri. Oleh yang demikian, dia mula berasa iri hati lalu mengkritik peribadi Imam al-Bukhari sebagai ahli Hadis." Oleh sebab itulah, Imam al-Bukhari enggan terlibat dengan perbincangan seumpama itu kerana ia boleh membuka pintu kepada fitnah kerana ilmu kalam bukan seperti ilmu lain, hanya segelintir sahaja yang mampu benar – benar menguasainya untuk memahami genre bahasa yang digunakan dalam ilmu itu secara tepat seperti yang dimaksudkan dan ia tidak selari dengan bahasa percakapan biasa. Orang yang jahil dengan mudah dapat diperdaya dengan gaya bahasa ilmu kalam yang boleh mengelirukan minda.Selain Abu 'Amr, hal yang sama dinafikan oleh Imam al-Bukhari kepada Muhammad bin Nasr al-Mirwizi dengan berkata:"مَنْ زَعَمَ أَنِّي قُلْتُ لَفْظِيْ بِالْقُرْآنِ مَخْلُوْقٌ فَهُوَ كَذَّابٌ، فَإِنِّي لَمْ أَقُلْهُ."Maksudnya: "Sesiapa yang mendakwa aku ada berkata bahawa 'lafazku membaca al-Qur'an itu makhluk', maka dia adalah penipu besar! Maka bahawa sesungguhnya, aku sekali – kali tidak pernah berkata demikian."Malahan al-Subki juga ada mengesahkan ketidaksahihan dakwaaan yang ditohmahkan kepada Imam al-Bukhari dengan komennya: "Bagaimana mereka boleh menyangka Imam al-Bukhari menyokong puak al-Mu'tazilah? Terdapat riwayat yang sahih daripada beliau yang diriwayatkan oleh al-Ferberi dan selainnya bahawa beliau pernah berkata: "Saya mengira seseorang itu jahil sekiranya dia tidak menghukumkan seorang jahmiy itu kafir." Beliau juga ada ditanya mengenai pendapatnya tentang iman setelah tersebar fitnah tersebut di kalangan orang ramai. Beliau dengan yakin dan tegas berkata: "Iman itu dengan perkataan dan perbuatan, boleh bertambah dan berkurang, manakala al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, dan sahabat – sahabat Nabi yang paling utama ialah Abu Bakar, 'Umar, 'Uthman dan Ali. Atas keimanan inilah aku hidup dan aku mati sehinggalah aku dibangkitkan kelak, Insha Allah Ta'ala." Fitnah ini juga telah membuatkan beliau disenaraihitamkan di kalangan sebahagian ahli Hadis yang sezaman dengannya. Selain al-Subki, Abu 'Amr Ahmad bin Nasr al-Khaffaf juga ada berkata: "Sesiapa yang mengata – ngata Imam al-Bukhari pada sesuatu, maka ke atasnya seribu (1000) laknat dariku!"Imam Muslim bin al-Hajjaj juga membela mahagurunya dengan berkata: "Tiada orang yang akan berasa marah kepadamu kecuali seorang yang dengki, aku bersaksi bahawasanya tiada seorang pun sepertimu di dunia ini." Diriwayatkan juga beliau sentiasa membaca ayat 160 dari Surah Ali 'Imran secara berulang kali pada waktu malam sepanjang ditimpa musibah berat ini:Maksudnya: Jikalau Allah (menentukan untuk) menolong kamu (mencapai kemenangan) nescaya tidak ada sesiapa pun yang akan dapat mengalahkan kamu; dan jika ia mengalahkan kamu, maka siapakah yang akan dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan yang demikian)? Dan (ingatlah), kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman itu sentiasa bertawakkal.(Ali Imran: 160) Seorang muridnya, Ahmad bin Salmah berkata bahawa dia ada berjumpa dengan al-Bukhari bertanyakan pendapat al-Bukhari tentang seorang lelaki yang sebelum ini diterima baik di Khurasan lebih – lebih lagi di Naysabur tetapi setelah fitnah ini berlarutan sukar bagi mereka ingin berkata sesuatu tentangnya. Imam al-Bukhari menarik janggutnya lalu membaca sepotong ayat al-Qur'an dari Ghafir, ayat 44:Maksudnya: "...dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); Sesungguhnya Allah Maha memerhatikan keadaan hamba-hambaNya".(Ghafir: 44)Kemudian Imam al-Bukhari berkata kepadanya:"Demi Allah engkau sangat mengetahui bahawa aku tidak pernah mengimpikan pangkat kebesaran atau kemasyhuran dengan hasrat untuk bersenang – senang atau menunjuk – nunjukkan keangkuhan dan bukan juga untuk memegang tahta di Naysabur. Cuma diriku enggan pulang ke tanah airku bagi mengelakkan ditindas oleh orang –orang yang berselisih pendapat denganku. Manakala orang lelaki ini pula (Muhammad bin Yahya al-Zuhli) mempunyai niat buruk dari perasaan hasadnya yang membuak terhadap apa yang Allah kurniakan kepadaku – tiada alasan selainnya. Baiklah, esok aku akan keluar untuk menyelesaikan perkara ini."Walaupun Ahmad bin Salmah telah memberitahu sekumpulan sahabatnya mengenai hajat Imam al-Bukhari berhijrah keluar dari Naysabur, namun, apabila tiba masanya, hanya dia seorang sahaja bersama Imam al-Bukhari beredar keluar dari negeri itu. Menurutnya, mereka terpaksa berhenti di pintu kota selama tiga (3) hari sebelum perkara itu dapat diselesaikan. Begitulah ketegasan Imam al-Bukhari terhadap kebenaran. Pernah Ahmad bin Sayyar, seorang daripada sahabatnya mencadangkan supaya beliau menarik balik kenyataan beliau dan menyembunyikan kebenaran sementara berada di bawah pemerintah yang menitahkan semua ulama menerima idelogi al-Muktazilah. Beliau tetap dengan pendiriannya lalu berkata: "Aku gerunkan neraka untuk aku menjawab sesuatu soalan dengan satu jawapan yang berbeza dengan hakikat kebenaran yang aku telah ketahui." Jawapan itu membuatkan Ahmad bin Sayyar beredar meninggalkannya dengan rasa kecewa. Begitulah reaksi kebanyakan ulama ketika itu yang dalam ketakutan kerana hukuman utama bagi penentang pendapat sultan kerajaan Abbasiyyah adalah hukum bunuh mandatori.Menurut Abdul Rahman bin Abu Hatim al-Razi, Imam al-Bukhari telah mengunjungi al-Rayy pada 250H setelah meninggalkan Naysabur. Bapanya telah berguru dengannya bersama Abu Zur'ah. Mereka kemudiannya telah membatalkan pengajian dengan Imam al-Bukhari setelah kedua – duanya mendapat sepucuk surat daripada Muhammad bin Yahya al-Zuhli yang memaklumkan tentang isu al-Qur'an makhluk yang terjadi di Naysabur.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:19AM +0100  

Search Facebook taghut
 
Search Facebook taghut
 
Peritnya berjuang di jalan Allah...
Fitnah di Naysabur
 
Apabila Imam al-Bukhari berada di Naysabur, salah seorang daripada gurunya, Muhammad bin Yahya al-Zuhli menyeru warga Naysabur agar menuntut ilmu dengan Imam al-Bukhari. Maka ramailah yang menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari sehingga lengang pula majlis ilmu Muhammad Yahya al-Zuhli. Ini membuatkan dia berasa iri hati dengan Imam al-Bukhari sehingga mendakwa dia menerima sepucuk surat dari Baghdad mengkhabarkan bahawa Imam al-Bukhari telah terlibat dengan kes lafaz al-Qur'an itu makhluk dan sedang diperkatakan mengenainya. Oleh itu, dia menyeru orang ramai supaya mereka menjauhi beliau dan agar tidak menyertai majlis – majlisnya seperti yang difatwakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal.
 
Seorang lelaki yang termakan hasutan al-Zuhli bertanyakan Imam al-Bukhari tentang masalah itu di satu majlis ilmunya: "Wahai Abu Abdullah, apa pendapatmu tentang lafaz al-Qur'an, adakah ia makhluk? Atau bukan makhluk?"
 
Beliau pada mulanya enggan mengulas lanjut dan tidak berminat untuk menjawab soalan beracun tersebut. Namun, lelaki berkenaan terus bertanya sehingga kali yang ketiga kemudian Imam al-Bukhari berpaling kepadanya lalu menjawab:
 
"اَلْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ وَأَفْعَالُ الْعِبَادُ مَخْلُوْقَةٌ وَالاِمْتِحَانُ بِدْعَةٌ."
Maksudnya: "Al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, perbuatan – perbuatan para
hamba-Nya adalah makhluk dan ujian mengenainya adalah suatu bid'ah ."
 
Lelaki itu mula memprotes pendapat Imam al-Bukhari dan melaungkan kepada hadirin: "Dia mengatakan lafaznya membaca al-Qur'an itu makhluk!" Lalu para hadirin turut merusuh dan melaung – laungkan kepadanya: "Tarik balik kata – katamu itu supaya kami boleh kembali menghadiri majlis – majlis ilmumu!"
 
Imam al-Bukhari tetap dengan pendiriannya: "Aku tidak sekali – kali akan berbuat demikian melainkan engkau membawa kepadaku hujah yang lebih kuat daripada hujah yang aku pegang sekarang ini!"
 
Beliau berhujah dengan satu nas dari hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Huzaifah bin al-Yaman:
 
{إنَّ اللهَ يَصْنَعُ كُلَّ صَانِعٍ وَصُنْعَتِه}
 
Maksudnya: Sesungguhnya Allahlah yang menjadikan
setiap pembuatdan apa yang diperbuatnya.
 
Beliau menerangkan bahawa apa yang dimaksudkan dengan perbuatan – perbuatan para hamba-Nya ialah pergerakan, suara, usaha, dan penulisan mereka adalah makhluk. Manakala, al-Qur'an yang dibacakan seperti yang disahkan di dalam mushaf atau tersimpan di dada para penghafal al-Qur'an pula adalah Kalam Allah, bukan makhluk sambil membacakan sepotong ayat 49, dari Surah al-Ankabut:

Maksudnya: (Al-Quran itu datangnya dari Allah – tanpa syak) bahkan ia adalah ayat-ayat (keterangan) yang jelas lagi nyata, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu.
(Al-Ankabut: 49)
 
...Lantaran itu mereka semua meninggalkan Imam al-Bukhari kecuali dua orang muridnya sahaja tinggal setia bersamanya iaitu Muslim bin Hajjaj dan Ahmad bin Salmah.
 
Mereka ini juga menghadiri majlis al-Zuhli pada waktu yang sama sehingga pada satu ketika, al-Zuhli menyindir: "Sesiapa yang terlibat dengan kes lafaz tidak halal menyertai majlis kami." Muslim pun mengambil jubah luarannya yang berada di atas serban, terus berdiri dan berjalan keluar dari majlis itu di tengah – tengah khalayak ramai. Beliau kemudiannya mengutuskan satu tunggangan kepada al-Zuhli penuh dengan segala apa yang pernah ditulis daripada al-Zuhli.
 
Belaan dan sokongan itu bukan dari kecenderungan peribadi, tetapi mereka tahu kebenarannya. Ulama – ulama Salaf al-Soleh sebelum mereka juga berpegang pada dasar akidah yang sama. Dan qias Imam al-Bukhari menyatakan hal seumpama itu apabila dibuat ujian begitu bid'ah hukumnya; adalah berdasarkan kenyataan Imam Malik, seorang imam besar yang mu'tabar dan diterima ramai kewibawaaannya ketika ditanya tentang istiwa' atau bagaimana Allah bersemayam di atas 'Arasy-Nya:
 
"اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ."
Maksudnya: Bersemayamnya Allah itu sedia maklum, bagaimana tidaklah diketahui, dan mempersoalkannya adalah satu bid'ah.
 
Walaubagaimanapun, bertitik – tolak dari peristiwa itulah Imam al-Bukhari sentiasa dicerca, dihina, dicaci, dimaki, dikeji dan dicela dengan pelbagai tohmahan yang berat. Pernah sekumpulan masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Nisaa', surah keempat, ayat 76:
 
Maksudnya: "...Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah."
(Al-Nisa': 76)
 
...seolah – olah melabelkannya sebagai 'wali syaitan' dan pada masa yang sama mengkafirkannya seperti yang terdapat pada kandungan potongan ayat sebelum ayat di atas:
 
Maksudnya: Orang – orang yang beriman berperang pada Jalan Allah. Manakala orang – orang yang kafir pula berperang pada Jalan Taghut (berhala atau apa – apa yang disembah selain Allah – secara langsung mensyirikkan Allah). Maka perangilah wali – wali syaitan. Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah."
(Al-Nisa': 76)
 
Manakala sebahagian lain masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Fatir, surah ke-35, ayat 43:
 
Maksudnya: "Walhal rencana jahat itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya."
(Fatir: 43)
 
…Mereka seolah – olah menyindir pedas Imam al-Bukhari dek ketegasannya berpegang kepada pendiriannya yang didakwa bertentangan dengan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal mengenai isu itu oleh al-Zuhli. Hal ini jelas apabila kita merujuk kepada keseluruhan ayat berkenaan ayat di atas:
 
Maksudnya:
43. Sambil menunjukkan sikap gah dan angkuh di muka bumi dan berusaha merancang rencana – rencana jahat (terhadap Rasul itu), walhal segala rencana jahat itu itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya. Oleh yang demikian tiadalah yang mereka tunggu melainkan kebinasaan mereka sendiri seperti resam yang terjadi kepada orang – orang kafir yang terdahulu kerana engkau akan mendapati tiada pertukaran berlaku terhadap "Sunnatullah" (undang-undang alam yang ditetapkan oleh Allah S.W.T.), dan engkau akan mendapati tiada perubahan berlaku sepanjang pelaksanaan "Sunnatullah" itu.
 
44. (dan sebagai buktinya): tidakkah mereka mengembara di sekitar bumi? Jika mereka berbuat demikian, mereka akan menyaksikan (kesan – kesan sejarah) bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang terdahulu daripada mereka, sedangkan mereka yang terdahulu itu jauh lebih kuat daripada mereka (sekarang ini)? Justeru, jelaslah bahawa kekuasaan Allah tidak akan dapat dilemahkan atau dihalangi oleh sesuatupun sama ada di langit atau di bumi; Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Berkuasa.
 
45. Dan jikalaulah Allah bersikap keras membalas setiap kesalahan manusia dengan segera mengazab mereka disebabkan oleh perbuatan – perbuatan jahat yang telah mereka lakukan, tentulah tiada satu makhluk pun berbaki tinggal bergerak di muka bumi; akan tetapi Dia Menangguhkannya kepada satu tempoh tertentu kerana Sesungguhnya Allah sentiasa Maha Memerhati keadaan semua hamba-hambaNya.
(Fatir: 43-45)
 
Sebahagian sahabat – sahabat Imam al-Bukhari yang mengetahui kebenaran adalah di pihaknya amat berang dengan reaksi masyarakat terhadap Imam al-Bukhari. Mereka arif bahawa doa Imam al-bukhari sangat mustajab oleh itu berkata kepadanya:
"Kenapa tidak engkau mendoakan sahaja agar Allah memberi balasan setimpal terhadap orang yang menganiayai, memfitnah dan membuat tohmahan – tohmahan keji terhadapmu?"
 
Beliau hanya menjawab dengan membacakan mereka hadis – hadis ini:
 
{اصْبِرُوْا حَتَّى تَلَقَّوْنِي عَلَى الحَوْضِ}
Maksudnya: "Bersabarlah kamu sehingga kamu bertemu denganku (Nabi Muhammad s.a.w.) di Kolam Airku." - Hadis riwayat al-Bukhari.
 
{مَنْ دَعَا عَلَى ظَالِمِهِ فَقَدْ اِنْتَصَرَ}
Maksudnya: "Sesiapa yang mendoakan orang yang telah menganiayainya maka dia
telah mendapat kemenangan."
- Hadis riwayat Al-Tirmizi.
 
Sahabat – sahabat beliau tidak berpuas hati dengan tindakan beliau yang membiarkan sahaja ia berlaku. Mereka memprotes: "Tetapi mereka itu sudah melampau sehingga sanggup mengkafirkanmu, wahai al-Bukhari!"
 
Sekali lagi beliau hanya menjawab dengan sepotong hadis:
 
{إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ أَحَدُهُمَا}
Maksudnya: "Apabila seorang lelaki berkata kepada saudara se-islamnya: "Wahai Si Kafir!", maka gelaran itu kembali kepada orang yang menggelarkannya (jika saudaranya itu nyata Muslim)." – Hadis riwayat Imam Malik.
 
Seorang lagi yang juga datang menemui Imam al-Bukhari bertanyakan hal yang sama ialah Abu 'Amr al-Khaffaf. Beliau berbincang dan berbahas dengan beliau tentang pendapatnya tentang isu semasa yang sangat sensitif itu. Namun dia berlapang dada dengan timbal balik dari Imam al-Bukhari. Dia hairan kerana beliau tidak berpendapat seperti yang dikhabarkan oleh seseorang bahawa Imam al-Bukhari terlibat dengan kes lafziyyah.
 
Imam al-Bukhari menegaskan kepadanya: Wahai Abu 'Amr, ingatlah apa yang ingin aku beritahu kepadamu ini terhadap dakwaan orang – orang dari Naysabur, Qumis, Rayy, Hamadzan, Helwan, Baghdad, Kufah, Madinah, Mekah dan Basrah yang ada mengatakan bahawa aku telah berkata: "Lafazku membaca al-Qur'an ini adalah makhluk, maka dia adalah penipu! Bahawa sesungguhnya aku tidak pernah sekali – kali berkata demikian!"
 

Beliau kemudiannya menyambung:

"إِلاَّ وَإِنِّي قُلْتُ أَفْعَالُ الْعِبَادِ مَخْلُوْقَةٌ"
Maksudnya: "Kecuali aku ada berkata: Sesungguhnya perbuatan – perbuatan para hamba-Nya itu makhluk (atau dicipta oleh Allah S.W.T.)."
 
Kata – kata inilah yang dipetik dan diputarbelitkan oleh musuhnya sehingga sanggup memfitnah anak muridnya sendiri bahkan menyebarkan tohmahan ini dengan menghantar surat ke serata pelusuk tempat memburuk – burukkan nama Imam al-Bukhari sehingga dipulaukan dan dibuang negeri. Hal ini dilaporkan oleh al-Hasan bin Muhammad bin Jabir: "Semasa Imam al-Bukhari tiba di Naisabur, al-Zuhli berkata kepada kami: "Pergilah kepada lelaki soleh itu dan dengarlah darinya mutiara – mutiara ilmu berharga." Maka orang ramai mula menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari. Sehingga sampai satu peringkat, ia menjejaskan bilangan hadirin ke majlisnya sendiri. Oleh yang demikian, dia mula berasa iri hati lalu mengkritik peribadi Imam al-Bukhari sebagai ahli Hadis."
 
Oleh sebab itulah, Imam al-Bukhari enggan terlibat dengan perbincangan seumpama itu kerana ia boleh membuka pintu kepada fitnah kerana ilmu kalam bukan seperti ilmu lain, hanya segelintir sahaja yang mampu benar – benar menguasainya untuk memahami genre bahasa yang digunakan dalam ilmu itu secara tepat seperti yang dimaksudkan dan ia tidak selari dengan bahasa percakapan biasa. Orang yang jahil dengan mudah dapat diperdaya dengan gaya bahasa ilmu kalam yang boleh mengelirukan minda.
 
Selain Abu 'Amr, hal yang sama dinafikan oleh Imam al-Bukhari kepada Muhammad bin Nasr al-Mirwizi dengan berkata:
 
"مَنْ زَعَمَ أَنِّي قُلْتُ لَفْظِيْ بِالْقُرْآنِ مَخْلُوْقٌ فَهُوَ كَذَّابٌ، فَإِنِّي لَمْ أَقُلْهُ."
Maksudnya: "Sesiapa yang mendakwa aku ada berkata bahawa 'lafazku membaca al-Qur'an itu makhluk', maka dia adalah penipu besar! Maka bahawa sesungguhnya, aku sekali – kali tidak pernah berkata demikian."
 
Malahan al-Subki juga ada mengesahkan ketidaksahihan dakwaaan yang ditohmahkan kepada Imam al-Bukhari dengan komennya: "Bagaimana mereka boleh menyangka Imam al-Bukhari menyokong puak al-Mu'tazilah? Terdapat riwayat yang sahih daripada beliau yang diriwayatkan oleh al-Ferberi dan selainnya bahawa beliau pernah berkata: "Saya mengira seseorang itu jahil sekiranya dia tidak menghukumkan seorang jahmiy itu kafir."
 
Beliau juga ada ditanya mengenai pendapatnya tentang iman setelah tersebar fitnah tersebut di kalangan orang ramai. Beliau dengan yakin dan tegas berkata: "Iman itu dengan perkataan dan perbuatan, boleh bertambah dan berkurang, manakala al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, dan sahabat – sahabat Nabi yang paling utama ialah Abu Bakar, 'Umar, 'Uthman dan Ali. Atas keimanan inilah aku hidup dan aku mati sehinggalah aku dibangkitkan kelak, Insha Allah Ta'ala." Fitnah ini juga telah membuatkan beliau disenaraihitamkan di kalangan sebahagian ahli Hadis yang sezaman dengannya.
 
Selain al-Subki, Abu 'Amr Ahmad bin Nasr al-Khaffaf juga ada berkata: "Sesiapa yang mengata – ngata Imam al-Bukhari pada sesuatu, maka ke atasnya seribu (1000) laknat dariku!"
 
Imam Muslim bin al-Hajjaj juga membela mahagurunya dengan berkata: "Tiada orang yang akan berasa marah kepadamu kecuali seorang yang dengki, aku bersaksi bahawasanya tiada seorang pun sepertimu di dunia ini."

Diriwayatkan juga beliau sentiasa membaca ayat 160 dari Surah Ali 'Imran secara berulang kali pada waktu malam sepanjang ditimpa musibah berat ini:
 
Maksudnya: Jikalau Allah (menentukan untuk) menolong kamu (mencapai kemenangan) nescaya tidak ada sesiapa pun yang akan dapat mengalahkan kamu; dan jika ia mengalahkan kamu, maka siapakah yang akan dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan yang demikian)? Dan (ingatlah), kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman itu sentiasa bertawakkal.
(Ali Imran: 160)

Seorang muridnya, Ahmad bin Salmah berkata bahawa dia ada berjumpa dengan al-Bukhari bertanyakan pendapat al-Bukhari tentang seorang lelaki yang sebelum ini diterima baik di Khurasan lebih – lebih lagi di Naysabur tetapi setelah fitnah ini berlarutan sukar bagi mereka ingin berkata sesuatu tentangnya. Imam al-Bukhari menarik janggutnya lalu membaca sepotong ayat al-Qur'an dari Ghafir, ayat 44:
 
Maksudnya: "...dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); Sesungguhnya Allah Maha memerhatikan keadaan hamba-hambaNya".
(Ghafir: 44)
 
Kemudian Imam al-Bukhari berkata kepadanya:
"Demi Allah engkau sangat mengetahui bahawa aku tidak pernah mengimpikan pangkat kebesaran atau kemasyhuran dengan hasrat untuk bersenang – senang atau menunjuk – nunjukkan keangkuhan dan bukan juga untuk memegang tahta di Naysabur. Cuma diriku enggan pulang ke tanah airku bagi mengelakkan ditindas oleh orang –orang yang berselisih pendapat denganku. Manakala orang lelaki ini pula (Muhammad bin Yahya al-Zuhli) mempunyai niat buruk dari perasaan hasadnya yang membuak terhadap apa yang Allah kurniakan kepadaku – tiada alasan selainnya. Baiklah, esok aku akan keluar untuk menyelesaikan perkara ini."
 
Walaupun Ahmad bin Salmah telah memberitahu sekumpulan sahabatnya mengenai hajat Imam al-Bukhari berhijrah keluar dari Naysabur, namun, apabila tiba masanya, hanya dia seorang sahaja bersama Imam al-Bukhari beredar keluar dari negeri itu. Menurutnya, mereka terpaksa berhenti di pintu kota

 

 Search Facebook kafir: ASSALAMO ALAIKUM WA RAHMATULLAH WA BARKATOHU AHKAAM-E RAMZAN-UL MUBARAK *********************** ISLAMI SAAL KA 9 WA MAHINA RAMZAN-UL-MUBAR AK BE SHUMAR BARKATO AUR SA,AADATO KE SATH HUMARE BICH SAYA FIRGAN HONE WALA HAI , SAAL ME 1 BAAR TASHREEF LANE WALA YE MAHINA BE PANAH KHAIR O BARKAT KA MAHINA HA IS ME ALLAH TA'ALA KI RAHMATE KHOOB BARASTI HAI MAMOOLI KAAR E KHAIR PER BHI DHERO AJR O SAWAB ATA kIYA JATA HAI , IS MAHE MUA,AZZAM ME MOMIN KA RIZQ BADHA DIYA JATA HAI , NEKIYO KE SAWAB ME OR DINO kI BA NISBAT IZAFA kAR DIYA JATA HAI.ALLAH HUM SAB KO RAMDAN-UL-MUBAR AK ME KHOOB IBDAT KARNE KI TAUFIQ ATA KARE , ROZE KI FARZIYAT: ROZA BHI MISL NAMAZ KE FARZEAIN HAI ISKI FARZIYAT KA MUNKIR KAFIR HAI AUR BILA UJR CHORNE WALA SAKHT GUNAHGAR AUR DOZAKH KA SAZAWAAR HAI.JO BACCHE ROZA RAKH SAKTE HO UNKO RAKHAYA JAYE AUR QAVI MAZBOOT LADKE LADKIYO KO MAAR MAAR KAR RAKHAYA JAYE.PURE EK MAHNE RAMZAN KA ROZA FARZ HAI. (KANOON E SHARYAT PAGE 173)

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
ASSALAMO ALAIKUM WA RAHMATULLAH WA BARKATOHU
 
AHKAAM-E RAMZAN-UL MUBARAK
***********************
 
ISLAMI SAAL KA 9 WA MAHINA RAMZAN-UL-MUBAR AK BE SHUMAR BARKATO AUR SA,AADATO KE SATH HUMARE BICH SAYA FIRGAN HONE WALA HAI , SAAL ME 1 BAAR TASHREEF LANE WALA YE MAHINA BE PANAH KHAIR O BARKAT KA MAHINA HA IS ME ALLAH TA'ALA KI RAHMATE KHOOB BARASTI HAI MAMOOLI KAAR E KHAIR PER BHI DHERO AJR O SAWAB ATA kIYA JATA HAI , IS MAHE MUA,AZZAM ME MOMIN KA RIZQ BADHA DIYA JATA HAI , NEKIYO KE SAWAB ME OR DINO kI BA NISBAT IZAFA kAR DIYA JATA HAI.ALLAH HUM SAB KO RAMDAN-UL-MUBAR AK ME KHOOB IBDAT KARNE KI TAUFIQ ATA KARE ,
ROZE KI FARZIYAT:
ROZA BHI MISL NAMAZ KE FARZEAIN HAI ISKI FARZIYAT KA MUNKIR KAFIR HAI AUR BILA UJR CHORNE WALA SAKHT GUNAHGAR AUR DOZAKH KA
SAZAWAAR HAI.JO BACCHE ROZA RAKH SAKTE HO UNKO RAKHAYA JAYE AUR QAVI MAZBOOT LADKE LADKIYO KO MAAR MAAR KAR RAKHAYA JAYE.PURE EK MAHNE RAMZAN KA ROZA FARZ HAI.
(KANOON E SHARYAT PAGE 173)
http://graph.facebook.com/152807534909962/picture
Jul 1st 2013, 06:25
 
ASSALAMO ALAIKUM WA RAHMATULLAH WA BARKATOHU
 
AHKAAM-E RAMZAN-UL MUBARAK
***********************
 
ISLAMI SAAL KA 9 WA MAHINA RAMZAN-UL-MUBAR AK BE SHUMAR BARKATO AUR SA,AADATO KE SATH HUMARE BICH SAYA FIRGAN HONE WALA HAI , SAAL ME 1 BAAR TASHREEF LANE WALA YE MAHINA BE PANAH KHAIR O BARKAT KA MAHINA HA IS ME ALLAH TA'ALA KI RAHMATE KHOOB BARASTI HAI MAMOOLI KAAR E KHAIR PER BHI DHERO AJR O SAWAB ATA kIYA JATA HAI , IS MAHE MUA,AZZAM ME MOMIN KA RIZQ BADHA DIYA JATA HAI , NEKIYO KE SAWAB ME OR DINO kI BA NISBAT IZAFA kAR DIYA JATA HAI.ALLAH HUM SAB KO RAMDAN-UL-MUBAR AK ME KHOOB IBDAT KARNE KI TAUFIQ ATA KARE ,
ROZE KI FARZIYAT:
ROZA BHI MISL NAMAZ KE FARZEAIN HAI ISKI FARZIYAT KA MUNKIR KAFIR HAI AUR BILA UJR CHORNE WALA SAKHT GUNAHGAR AUR DOZAKH KA
SAZAWAAR HAI.JO BACCHE ROZA RAKH SAKTE HO UNKO RAKHAYA JAYE AUR QAVI MAZBOOT LADKE LADKIYO KO MAAR MAAR KAR RAKHAYA JAYE.PURE EK MAHNE RAMZAN KA ROZA FARZ HAI.
(KANOON E SHARYAT PAGE 173)
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: "Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?"Dan bahkan mereka (Yahudi dan Nasrani ) telah dilaknat oleh Nabi mereka sendiri karena perbuatan mereka,"Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas" (Qs.Al Maidah:78)*Abdul Aziz Al Habsy

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
"Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?"
 
Dan bahkan mereka (Yahudi dan Nasrani ) telah dilaknat oleh Nabi mereka sendiri karena perbuatan mereka,
 
"Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas" (Qs.Al Maidah:78)
 
*Abdul Aziz Al Habsy
http://graph.facebook.com/100002859864176/picture
Jul 1st 2013, 06:26
 
"Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?"
 
Dan bahkan mereka (Yahudi dan Nasrani ) telah dilaknat oleh Nabi mereka sendiri karena perbuatan mereka,
 
"Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas" (Qs.Al Maidah:78)
 
*Abdul Aziz Al Habsy
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Cuba bandingkan. Inilah dinamakan kemenangan mati syahid. Antara vvip padang masyar nanti. Sedangkan yg kafir tengoklah, kat dunia Allah dh tunjuk kehinaan mereka.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Cuba bandingkan. Inilah dinamakan kemenangan mati syahid. Antara vvip padang masyar nanti. Sedangkan yg kafir tengoklah, kat dunia Allah dh tunjuk kehinaan mereka.
http://graph.facebook.com/1592825119/picture
Jul 1st 2013, 06:26
 
Sekitar perjalanan haji
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Seveceksin!! ama seveceksen hz Talha gibi seveceksin. nasıl mı? anlatayım.. Rümeysa ya aşıktır Talha. o zamanlar müslüman değil daha. yolda giderken bakıyor ki Rümeysa orda. duruyor. daha önce Rümeysa'ya dediklerini tekrarlıyor. "Seviyorum Rümeysa seni, evlen benimle".. : Rümeysa içten içe beğenmesine rağmen kabul etmiyor. neticede o bir kafir.. ama mert, karakterli biri...bir anda aklına Rasulullah... geliyor. dönüyor Talha'ya "O'na git" diyor. "kime?"diye soruyor Talha. Rümeysa "O'na, Hz Muhammed'e "diyor. koşuyor Talha,Rümeysa için, aşkı : için..kosuyor çatlarcasına. O'na kosuyor.. Rasulün kapısının önünde şimdi giriyor içeri. O'nu görünce çözülüyor dizlerinin bağı.. işte karşısında Allah Rasulu.. bir müddet sonra çıkıyor oradan. yine Rümeysa'yi görüyor. bu kez Rümeysa Soruyoona:"gittin mi? "evet diyor Talha. "aşık oldum ona, üzgünüm Rümeysa senden daha çok O'nu Seviyorum artık. üzgünüm."kuşlar gibi Rümeysa, nasıl seviniyor bak."teklifin geçerliyse hâlâ evlenelim" diyor. asrı saadette aşk olmaz diye kim demis

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Seveceksin!! ama seveceksen hz Talha gibi seveceksin. nasıl mı? anlatayım.. Rümeysa ya aşıktır Talha. o zamanlar müslüman değil daha. yolda giderken bakıyor ki Rümeysa orda. duruyor. daha önce Rümeysa'ya dediklerini tekrarlıyor. "Seviyorum Rümeysa seni, evlen benimle"..
: Rümeysa içten içe beğenmesine rağmen kabul etmiyor. neticede o bir kafir.. ama mert, karakterli biri...bir anda aklına Rasulullah... geliyor. dönüyor Talha'ya "O'na git" diyor. "kime?"diye soruyor Talha. Rümeysa "O'na, Hz Muhammed'e "diyor. koşuyor Talha,Rümeysa için, aşkı
: için..kosuyor çatlarcasına. O'na kosuyor.. Rasulün kapısının önünde şimdi giriyor içeri. O'nu görünce çözülüyor dizlerinin bağı.. işte karşısında Allah Rasulu.. bir müddet sonra çıkıyor oradan. yine Rümeysa'yi görüyor. bu kez Rümeysa Soruyo
 
ona:"gittin mi? "evet diyor Talha. "aşık oldum ona, üzgünüm Rümeysa senden daha çok O'nu Seviyorum artık. üzgünüm."kuşlar gibi Rümeysa, nasıl seviniyor bak."teklifin geçerliyse hâlâ evlenelim" diyor. asrı saadette aşk olmaz diye kim demis
http://graph.facebook.com/100000581489131/picture
Jul 1st 2013, 06:27
 
Seveceksin!! ama seveceksen hz Talha gibi seveceksin. nasıl mı? anlatayım.. Rümeysa ya aşıktır Talha. o zamanlar müslüman değil daha. yolda giderken bakıyor ki Rümeysa orda. duruyor. daha önce Rümeysa'ya dediklerini tekrarlıyor. "Seviyorum Rümeysa seni, evlen benimle"..
: Rümeysa içten içe beğenmesine rağmen kabul etmiyor. neticede o bir kafir.. ama mert, karakterli biri...bir anda aklına Rasulullah... geliyor. dönüyor Talha'ya "O'na git" diyor. "kime?"diye soruyor Talha. Rümeysa "O'na, Hz Muhammed'e "diyor. koşuyor Talha,Rümeysa için, aşkı
: için..kosuyor çatlarcasına. O'na kosuyor.. Rasulün kapısının önünde şimdi giriyor içeri. O'nu görünce çözülüyor dizlerinin bağı.. işte karşısında Allah Rasulu.. bir müddet sonra çıkıyor oradan. yine Rümeysa'yi görüyor. bu kez Rümeysa Soruyo
 
ona:"gittin mi? "evet diyor Talha. "aşık oldum ona, üzgünüm Rümeysa senden daha çok O'nu Seviyorum artık. üzgünüm."kuşlar gibi Rümeysa, nasıl seviniyor bak."teklifin geçerliyse hâlâ evlenelim" diyor. asrı saadette aşk olmaz diye kim demis
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Namaz Padho is se Pahle k Tumhari Namaz Padhi Jaye Kya shoqe Jamat hai Ibadat se hai Mohabbat, Masjid me Azan sunte hi Jate hai Namazi, Drte hai Qaza hone se mith te hai Ada per, Jaan Apni Namazon me Ladaten hai Namazi, Sajde ka Nishan Chand sa Roushan Hai jabeen per, Hoor baheshti ko Libhate hai Namazi, Kahta hai ye Darwaze per Darogaye Jannat, Hut jao k Firdouse me Jate hai Namazi, Ja baja Quran me Aye momino takeed hai, Susti mat krna Namazon me Agar tum ko samajh hai, Momin-o-Kafir me Agar Kuch hai to hai ye Farq, Yani Momin hai Namazi Aur Kafir Hai be Namaz, Sath koi bhi na dega Tumhara Hashar me, Han tumhen dain gi Namazen hi Sahara Hashar me, Baap Bete ka Na Beta Baap k Kaam aayega, Hashar me Pehle Namazon ka hi Paigam aaye ga. Zameen pe Sukoon ki Talash hai, Malik tera banda kitna udaas Hai, Kya khojta Rehta hai Insan Duniya me, Jb k har ek Masl'e ka hal Namaz Hai.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Namaz Padho is se Pahle k Tumhari Namaz Padhi Jaye
 
Kya shoqe Jamat hai Ibadat se hai Mohabbat,
Masjid me Azan sunte hi Jate hai Namazi,
Drte hai Qaza hone se mith te hai Ada per,
Jaan Apni Namazon me Ladaten hai Namazi,
Sajde ka Nishan Chand sa Roushan Hai jabeen per,
Hoor baheshti ko Libhate hai Namazi,
Kahta hai ye Darwaze per Darogaye Jannat,
Hut jao k Firdouse me Jate hai Namazi,
Ja baja Quran me Aye momino takeed hai,
Susti mat krna Namazon me Agar tum ko samajh hai,
Momin-o-Kafir me Agar Kuch hai to hai ye Farq,
Yani Momin hai Namazi Aur Kafir Hai be Namaz,
Sath koi bhi na dega Tumhara Hashar me,
Han tumhen dain gi Namazen hi Sahara Hashar me,
Baap Bete ka Na Beta Baap k Kaam aayega,
Hashar me Pehle Namazon ka hi Paigam aaye ga.
 
Zameen pe Sukoon ki Talash hai,
 
Malik tera banda kitna udaas Hai,
Kya khojta Rehta hai Insan Duniya me,
Jb k har ek Masl'e ka hal Namaz Hai.
http://graph.facebook.com/174464976063005/picture
Jul 1st 2013, 06:26
 
Namaz Padho is se Pahle k Tumhari Namaz Padhi Jaye
 
Kya shoqe Jamat hai Ibadat se hai Mohabbat,
Masjid me Azan sunte hi Jate hai Namazi,
Drte hai Qaza hone se mith te hai Ada per,
Jaan Apni Namazon me Ladaten hai Namazi,
Sajde ka Nishan Chand sa Roushan Hai jabeen per,
Hoor baheshti ko Libhate hai Namazi,
Kahta hai ye Darwaze per Darogaye Jannat,
Hut jao k Firdouse me Jate hai Namazi,
Ja baja Quran me Aye momino takeed hai,
Susti mat krna Namazon me Agar tum ko samajh hai,
Momin-o-Kafir me Agar Kuch hai to hai ye Farq,
Yani Momin hai Namazi Aur Kafir Hai be Namaz,
Sath koi bhi na dega Tumhara Hashar me,
Han tumhen dain gi Namazen hi Sahara Hashar me,
Baap Bete ka Na Beta Baap k Kaam aayega,
Hashar me Pehle Namazon ka hi Paigam aaye ga.
 
Zameen pe Sukoon ki Talash hai,
 
Malik tera banda kitna udaas Hai,
Kya khojta Rehta hai Insan Duniya me,
Jb k har ek Masl'e ka hal Namaz Hai.
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: kmarin malam saya ditanyai oleh tukang martabak, pertanyaan yg berkaitan dengan tauhid, "kenapa keturunan nabi adam ada yg kafir, padahal beliau seorang utusan tuhan??? saya merasa aneh dengan peranyaan semacam ini, krn yg bertanya adl penjual martabak, knp tdk bertanya ttg sembahyah, syarat2 sah puasa, yg membatalkan sembahyang, dll??? padahal pertanyaan semacam ini lebih bermanfaat utknya selaku orang awam, krn ilmu yg paling baik dipelajari ialah ilmu hal(ilmu yg berkaitan dengan ibadah sehari-hari)... namun demikian sy ttp menjwbnya..... jawabannya sama dengan jawaban dr pertanyaan: knp tukang becak melahirkan anak yg beprofesi sbg pegawai kantor??? knp anak ulama terkadang lebih jahat dr anak2 yg lain??? kita semua diberikan wewenang memilih(ikhtiyar) oleh allah, memilih diantara yg baik dan yg buruk, sebagaimana mafhum dr firman allah yg sdh populer: "allah swt tdk akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah diri mereka".... disinilah letak perbedaan diantara kt(ahlus-sunnah wal-jamaah) dengan kaum jabbariyah dan qadariyah.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
kmarin malam saya ditanyai oleh tukang martabak, pertanyaan yg berkaitan dengan tauhid, "kenapa keturunan nabi adam ada yg kafir, padahal beliau seorang utusan tuhan???
saya merasa aneh dengan peranyaan semacam ini, krn yg bertanya adl penjual martabak, knp tdk bertanya ttg sembahyah, syarat2 sah puasa, yg membatalkan sembahyang, dll??? padahal pertanyaan semacam ini lebih bermanfaat utknya selaku orang awam, krn ilmu yg paling baik dipelajari ialah ilmu hal(ilmu yg berkaitan dengan ibadah sehari-hari)...
namun demikian sy ttp menjwbnya.....
jawabannya sama dengan jawaban dr pertanyaan: knp tukang becak melahirkan anak yg beprofesi sbg pegawai kantor??? knp anak ulama terkadang lebih jahat dr anak2 yg lain???
kita semua diberikan wewenang memilih(ikhtiyar) oleh allah, memilih diantara yg baik dan yg buruk, sebagaimana mafhum dr firman allah yg sdh populer: "allah swt tdk akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah diri mereka"....
disinilah letak perbedaan diantara kt(ahlus-sunnah wal-jamaah) dengan kaum jabbariyah dan qadariyah.
http://graph.facebook.com/100002648479182/picture
Jul 1st 2013, 06:27
 
kmarin malam saya ditanyai oleh tukang martabak, pertanyaan yg berkaitan dengan tauhid, "kenapa keturunan nabi adam ada yg kafir, padahal beliau seorang utusan tuhan???
saya merasa aneh dengan peranyaan semacam ini, krn yg bertanya adl penjual martabak, knp tdk bertanya ttg sembahyah, syarat2 sah puasa, yg membatalkan sembahyang, dll??? padahal pertanyaan semacam ini lebih bermanfaat utknya selaku orang awam, krn ilmu yg paling baik dipelajari ialah ilmu hal(ilmu yg berkaitan dengan ibadah sehari-hari)...
namun demikian sy ttp menjwbnya.....
jawabannya sama dengan jawaban dr pertanyaan: knp tukang becak melahirkan anak yg beprofesi sbg pegawai kantor??? knp anak ulama terkadang lebih jahat dr anak2 yg lain???
kita semua diberikan wewenang memilih(ikhtiyar) oleh allah, memilih diantara yg baik dan yg buruk, sebagaimana mafhum dr firman allah yg sdh populer: "allah swt tdk akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah diri mereka"....
disinilah letak perbedaan diantara kt(ahlus-sunnah wal-jamaah) dengan kaum jabbariyah dan qadariyah.
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al Qur'an Surat Al-Baqarah ayat :212)

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al Qur'an Surat Al-Baqarah ayat :212)
http://graph.facebook.com/100000564390306/picture
Jul 1st 2013, 06:27
 
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al Qur'an Surat Al-Baqarah ayat :212)
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: SAFFAR - SYAIR SYIAR PENGINGKAR IKRAR Terbakar Ikrar Sebagai Pengingkar Tebarkan Syair Syiar Terkapar Distorsi Mimpi Pengejar Pasar Konsumsi Misi Bernazar Zakar Martir Si Kafir Tafsir Yang Murah Dan Berak Dan Muntah Bakarlah Ikrar Dan Syiar Terbakar Lobi Ilahi Ludahi Suci Melawan Rasi Rotasi Mimpi Hadist Yang Manis Dan Senjata Iblis Konsumsi Api Ambisi Tirani Nurani Benci Negeri Samiri Inilah Bumi Industri Mati Syair Syiar Sang Pengingkar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Memburu Surga Kulit Neraka Belukar Cinta Tuhan Dunia Oplosi Mimpi Surga Berlapis Berucap Sumpah Sebagai Sampah Hidangkan Dusta Tukarlah Dengan Do'a Kebiri Diri Aroma Konspirasi Kau Tukar Benar Dengan Perut Lapar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Gadai Iman Demi Sebuah Mahar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Belukar Cinta Tuhan Dunia Oplosi Mimpi Surga Berlapis Berucap Sumpah Sebagai Sampah Hidangkan Dusta Tukarlah Dengan Do'a Kebiri Diri Aroma Konspirasi Kau Tukar Benar Dengan Perut Lapar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Gadai Iman Demi Sebuah Mahar Syair Syiar Pengingkar Ikrar Belukar Cinta Tuhan Dunia Oplosi Mimpi Surga Berlapis Berucap Sumpah Sebagai Sampah Hidangkan Dusta Tukarlah Dengan Do'a

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
SAFFAR - SYAIR SYIAR
PENGINGKAR IKRAR
Terbakar Ikrar Sebagai
Pengingkar
Tebarkan Syair Syiar
Terkapar
Distorsi Mimpi Pengejar
Pasar
Konsumsi Misi Bernazar
Zakar
Martir Si Kafir
Tafsir Yang Murah Dan
Berak
Dan Muntah
Bakarlah Ikrar Dan Syiar
Terbakar
Lobi Ilahi Ludahi Suci
Melawan Rasi Rotasi
Mimpi
Hadist Yang Manis Dan
Senjata Iblis
Konsumsi Api Ambisi
Tirani
Nurani Benci Negeri
Samiri
Inilah Bumi Industri Mati
Syair Syiar Sang
Pengingkar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Memburu Surga Kulit
Neraka
Belukar Cinta Tuhan
Dunia
Oplosi Mimpi Surga
Berlapis
Berucap Sumpah
Sebagai Sampah
Hidangkan Dusta
Tukarlah Dengan Do'a
Kebiri Diri Aroma
Konspirasi
Kau Tukar Benar
Dengan Perut Lapar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Gadai Iman Demi
Sebuah Mahar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Belukar Cinta Tuhan
Dunia
Oplosi Mimpi Surga
Berlapis
Berucap Sumpah
Sebagai Sampah
Hidangkan Dusta
Tukarlah Dengan Do'a
Kebiri Diri Aroma
Konspirasi
Kau Tukar Benar
Dengan Perut Lapar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Gadai Iman Demi
Sebuah Mahar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Belukar Cinta Tuhan
Dunia
Oplosi Mimpi Surga
Berlapis
Berucap Sumpah
Sebagai Sampah
Hidangkan Dusta
Tukarlah Dengan Do'a
http://graph.facebook.com/100004167874577/picture
Jul 1st 2013, 06:27
 
SAFFAR - SYAIR SYIAR
PENGINGKAR IKRAR
Terbakar Ikrar Sebagai
Pengingkar
Tebarkan Syair Syiar
Terkapar
Distorsi Mimpi Pengejar
Pasar
Konsumsi Misi Bernazar
Zakar
Martir Si Kafir
Tafsir Yang Murah Dan
Berak
Dan Muntah
Bakarlah Ikrar Dan Syiar
Terbakar
Lobi Ilahi Ludahi Suci
Melawan Rasi Rotasi
Mimpi
Hadist Yang Manis Dan
Senjata Iblis
Konsumsi Api Ambisi
Tirani
Nurani Benci Negeri
Samiri
Inilah Bumi Industri Mati
Syair Syiar Sang
Pengingkar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Memburu Surga Kulit
Neraka
Belukar Cinta Tuhan
Dunia
Oplosi Mimpi Surga
Berlapis
Berucap Sumpah
Sebagai Sampah
Hidangkan Dusta
Tukarlah Dengan Do'a
Kebiri Diri Aroma
Konspirasi
Kau Tukar Benar
Dengan Perut Lapar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Gadai Iman Demi
Sebuah Mahar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Belukar Cinta Tuhan
Dunia
Oplosi Mimpi Surga
Berlapis
Berucap Sumpah
Sebagai Sampah
Hidangkan Dusta
Tukarlah Dengan Do'a
Kebiri Diri Aroma
Konspirasi
Kau Tukar Benar
Dengan Perut Lapar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Gadai Iman Demi
Sebuah Mahar
Syair Syiar Pengingkar
Ikrar
Belukar Cinta Tuhan
Dunia
Oplosi Mimpi Surga
Berlapis
Berucap Sumpah
Sebagai Sampah
Hidangkan Dusta
Tukarlah Dengan Do'a
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Ya Tuhanku,jadikanlah negeri ini,negeri yang aman sentosa,dan berikanlah rezeki dari berbagai jenis buah-buahan kepada penduduknya yan beriman kepada Allah dan di hari Akhirat.Allah berfirman:''Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,kemudian Aku memaksanya ke azab neraka.Itulah seburuk-buruk tempat kembali.'' (Al-Baqarah, 2:126)

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:15AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Ya Tuhanku,jadikanlah negeri ini,negeri yang aman sentosa,dan berikanlah rezeki dari berbagai jenis buah-buahan kepada penduduknya yan beriman kepada Allah dan di hari Akhirat.Allah berfirman:''Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,kemudian Aku memaksanya ke azab neraka.Itulah seburuk-buruk tempat kembali.''
(Al-Baqarah, 2:126)
http://graph.facebook.com/125395544148754/picture
Jul 1st 2013, 06:27
 
Ya Tuhanku,jadikanlah negeri ini,negeri yang aman sentosa,dan berikanlah rezeki dari berbagai jenis buah-buahan kepada penduduknya yan beriman kepada Allah dan di hari Akhirat.Allah berfirman:''Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,kemudian Aku memaksanya ke azab neraka.Itulah seburuk-buruk tempat kembali.''
(Al-Baqarah, 2:126)
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Kita mengaku islam, tapi berpakaian layaknya model di catwalk. KTP kita islam, tapi pola pikir laiknya mereka yang kafir. Agama di curiculum vitae kita tertulis islam, tapi "tindak-tanduk" kita seperti tak pernah diajari tawadhu'. Apa sebenarnya agama kita ini?

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Kita mengaku islam, tapi berpakaian layaknya model di catwalk. KTP kita islam, tapi pola pikir laiknya mereka yang kafir. Agama di curiculum vitae kita tertulis islam, tapi "tindak-tanduk" kita seperti tak pernah diajari tawadhu'. Apa sebenarnya agama kita ini?
http://graph.facebook.com/100000734225388/picture
Jul 1st 2013, 06:28
 
Kita mengaku islam, tapi berpakaian layaknya model di catwalk. KTP kita islam, tapi pola pikir laiknya mereka yang kafir. Agama di curiculum vitae kita tertulis islam, tapi "tindak-tanduk" kita seperti tak pernah diajari tawadhu'. Apa sebenarnya agama kita ini?
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Biz İslam istemiyoruz, sadece rahatlık istiyoruz. Bu yüzden, ne tür bir yönetimle yönetilirsek yönetilelim, Müslümanlar için farketmez; rahatımızı bozmadıkça, o yönetim şeklini bir şekilde İslamîleştirmesini(!) biliriz biz.Bizim ne burnumuz kanasın, ne paramız gitsin; dilediğimiz gibi örtünelim, dilediğimiz gibi düşünelim. Varsın mahallemizde fuhuş yuvaları ve meyhaneler olsun farketmez; yeter ki bizim rahatımızı bozmasınlar. Allah(cc) "indirdiğiyle hükmetmeyene kafir desin, zalim desin, fasık desin" önemli değil; biz onlara "adil, mücahid, Müslüman" deriz. Yeter ki bize dokunmasınlar. Yeter ki camilerin kapıları kapanmasın, yeter ki AVM'lerde podyum sevdamızı gidererek dilediğimiz örtü şekliyle cakamızı satabilelim.Sakal demeyin bize. Sakal'ı Peygamber öylesine bırakmıştı(!) Peygamber'in lükse düşkün olmaması, onun tevazusundandı(!) Durumu olsaydı, o döneminin en pahalı devesine binerdi(!) Peçe mi? Aman aman, o da ne öyle ! Allah(cc) "tanınmamanız için daha hayırlıdır" derken, yüzümüzü örtmemizi mi emrediyordu sanki? Hem Hanefî mezhebine göre el ve yüz kapatılmasa da olur. Nasıl olsa fitne ortamında da değiliz(?) Bakmayın böyle olduğumuza; cihad da yaparız biz gerekirse. Hele bir rahatımızı bozsunlar, bakın nasıl twitter'da örgütlenir de cihad ederiz biz. E artık cihad da çağa uygun olmalı. Bu zamanda kan akıtmakla cihad olmaz. Müslümanların kanları mı akıyor? Aaa nerede? Bakın hangimizin neresi kanıyor ki?Falan filan... İronik bir kitap bile yazabilirim bu kafayla. Ama ne gerek ? Ne, kimin umrunda ki ? Kim, neyin derdinde ki? Heh heeeeeyyy ! Federasyon Kupasını kim kazandı lan ???

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Biz İslam istemiyoruz, sadece rahatlık istiyoruz. Bu yüzden, ne tür bir yönetimle yönetilirsek yönetilelim, Müslümanlar için farketmez; rahatımızı bozmadıkça, o yönetim şeklini bir şekilde İslamîleştirmesini(!) biliriz biz.
 
Bizim ne burnumuz kanasın, ne paramız gitsin; dilediğimiz gibi örtünelim, dilediğimiz gibi düşünelim. Varsın mahallemizde fuhuş yuvaları ve meyhaneler olsun farketmez; yeter ki bizim rahatımızı bozmasınlar. Allah(cc) "indirdiğiyle hükmetmeyene kafir desin, zalim desin, fasık desin" önemli değil; biz onlara "adil, mücahid, Müslüman" deriz. Yeter ki bize dokunmasınlar. Yeter ki camilerin kapıları kapanmasın, yeter ki AVM'lerde podyum sevdamızı gidererek dilediğimiz örtü şekliyle cakamızı satabilelim.
 
Sakal demeyin bize. Sakal'ı Peygamber öylesine bırakmıştı(!) Peygamber'in lükse düşkün olmaması, onun tevazusundandı(!) Durumu olsaydı, o döneminin en pahalı devesine binerdi(!) Peçe mi? Aman aman, o da ne öyle ! Allah(cc) "tanınmamanız için daha hayırlıdır" derken, yüzümüzü örtmemizi mi emrediyordu sanki? Hem Hanefî mezhebine göre el ve yüz kapatılmasa da olur. Nasıl olsa fitne ortamında da değiliz(?) Bakmayın böyle olduğumuza; cihad da yaparız biz gerekirse. Hele bir rahatımızı bozsunlar, bakın nasıl twitter'da örgütlenir de cihad ederiz biz. E artık cihad da çağa uygun olmalı. Bu zamanda kan akıtmakla cihad olmaz. Müslümanların kanları mı akıyor? Aaa nerede? Bakın hangimizin neresi kanıyor ki?
 
Falan filan... İronik bir kitap bile yazabilirim bu kafayla. Ama ne gerek ? Ne, kimin umrunda ki ? Kim, neyin derdinde ki? Heh heeeeeyyy ! Federasyon Kupasını kim kazandı lan ???
http://graph.facebook.com/100000368941244/picture
Jul 1st 2013, 06:28
 
Biz İslam istemiyoruz, sadece rahatlık istiyoruz. Bu yüzden, ne tür bir yönetimle yönetilirsek yönetilelim, Müslümanlar için farketmez; rahatımızı bozmadıkça, o yönetim şeklini bir şekilde İslamîleştirmesini(!) biliriz biz.
 
Bizim ne burnumuz kanasın, ne paramız gitsin; dilediğimiz gibi örtünelim, dilediğimiz gibi düşünelim. Varsın mahallemizde fuhuş yuvaları ve meyhaneler olsun farketmez; yeter ki bizim rahatımızı bozmasınlar. Allah(cc) "indirdiğiyle hükmetmeyene kafir desin, zalim desin, fasık desin" önemli değil; biz onlara "adil, mücahid, Müslüman" deriz. Yeter ki bize dokunmasınlar. Yeter ki camilerin kapıları kapanmasın, yeter ki AVM'lerde podyum sevdamızı gidererek dilediğimiz örtü şekliyle cakamızı satabilelim.
 
Sakal demeyin bize. Sakal'ı Peygamber öylesine bırakmıştı(!) Peygamber'in lükse düşkün olmaması, onun tevazusundandı(!) Durumu olsaydı, o döneminin en pahalı devesine binerdi(!) Peçe mi? Aman aman, o da ne öyle ! Allah(cc) "tanınmamanız için daha hayırlıdır" derken, yüzümüzü örtmemizi mi emrediyordu sanki? Hem Hanefî mezhebine göre el ve yüz kapatılmasa da olur. Nasıl olsa fitne ortamında da değiliz(?) Bakmayın böyle olduğumuza; cihad da yaparız biz gerekirse. Hele bir rahatımızı bozsunlar, bakın nasıl twitter'da örgütlenir de cihad ederiz biz. E artık cihad da çağa uygun olmalı. Bu zamanda kan akıtmakla cihad olmaz. Müslümanların kanları mı akıyor? Aaa nerede? Bakın hangimizin neresi kanıyor ki?
 
Falan filan... İronik bir kitap bile yazabilirim bu kafayla. Ama ne gerek ? Ne, kimin umrunda ki ? Kim, neyin derdinde ki? Heh heeeeeyyy ! Federasyon Kupasını kim kazandı lan ???
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Peritnya berjuang di jalan Allah...Fitnah di Naysabur Apabila Imam al-Bukhari berada di Naysabur, salah seorang daripada gurunya, Muhammad bin Yahya al-Zuhli menyeru warga Naysabur agar menuntut ilmu dengan Imam al-Bukhari. Maka ramailah yang menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari sehingga lengang pula majlis ilmu Muhammad Yahya al-Zuhli. Ini membuatkan dia berasa iri hati dengan Imam al-Bukhari sehingga mendakwa dia menerima sepucuk surat dari Baghdad mengkhabarkan bahawa Imam al-Bukhari telah terlibat dengan kes lafaz al-Qur'an itu makhluk dan sedang diperkatakan mengenainya. Oleh itu, dia menyeru orang ramai supaya mereka menjauhi beliau dan agar tidak menyertai majlis – majlisnya seperti yang difatwakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Seorang lelaki yang termakan hasutan al-Zuhli bertanyakan Imam al-Bukhari tentang masalah itu di satu majlis ilmunya: "Wahai Abu Abdullah, apa pendapatmu tentang lafaz al-Qur'an, adakah ia makhluk? Atau bukan makhluk?" Beliau pada mulanya enggan mengulas lanjut dan tidak berminat untuk menjawab soalan beracun tersebut. Namun, lelaki berkenaan terus bertanya sehingga kali yang ketiga kemudian Imam al-Bukhari berpaling kepadanya lalu menjawab: "اَلْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ وَأَفْعَالُ الْعِبَادُ مَخْلُوْقَةٌ وَالاِمْتِحَانُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: "Al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, perbuatan – perbuatan parahamba-Nya adalah makhluk dan ujian mengenainya adalah suatu bid'ah ."Lelaki itu mula memprotes pendapat Imam al-Bukhari dan melaungkan kepada hadirin: "Dia mengatakan lafaznya membaca al-Qur'an itu makhluk!" Lalu para hadirin turut merusuh dan melaung – laungkan kepadanya: "Tarik balik kata – katamu itu supaya kami boleh kembali menghadiri majlis – majlis ilmumu!" Imam al-Bukhari tetap dengan pendiriannya: "Aku tidak sekali – kali akan berbuat demikian melainkan engkau membawa kepadaku hujah yang lebih kuat daripada hujah yang aku pegang sekarang ini!" Beliau berhujah dengan satu nas dari hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Huzaifah bin al-Yaman: {إنَّ اللهَ يَصْنَعُ كُلَّ صَانِعٍ وَصُنْعَتِه}Maksudnya: Sesungguhnya Allahlah yang menjadikan setiap pembuatdan apa yang diperbuatnya.Beliau menerangkan bahawa apa yang dimaksudkan dengan perbuatan – perbuatan para hamba-Nya ialah pergerakan, suara, usaha, dan penulisan mereka adalah makhluk. Manakala, al-Qur'an yang dibacakan seperti yang disahkan di dalam mushaf atau tersimpan di dada para penghafal al-Qur'an pula adalah Kalam Allah, bukan makhluk sambil membacakan sepotong ayat 49, dari Surah al-Ankabut: Maksudnya: (Al-Quran itu datangnya dari Allah – tanpa syak) bahkan ia adalah ayat-ayat (keterangan) yang jelas lagi nyata, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu.(Al-Ankabut: 49)...Lantaran itu mereka semua meninggalkan Imam al-Bukhari kecuali dua orang muridnya sahaja tinggal setia bersamanya iaitu Muslim bin Hajjaj dan Ahmad bin Salmah. Mereka ini juga menghadiri majlis al-Zuhli pada waktu yang sama sehingga pada satu ketika, al-Zuhli menyindir: "Sesiapa yang terlibat dengan kes lafaz tidak halal menyertai majlis kami." Muslim pun mengambil jubah luarannya yang berada di atas serban, terus berdiri dan berjalan keluar dari majlis itu di tengah – tengah khalayak ramai. Beliau kemudiannya mengutuskan satu tunggangan kepada al-Zuhli penuh dengan segala apa yang pernah ditulis daripada al-Zuhli. Belaan dan sokongan itu bukan dari kecenderungan peribadi, tetapi mereka tahu kebenarannya. Ulama – ulama Salaf al-Soleh sebelum mereka juga berpegang pada dasar akidah yang sama. Dan qias Imam al-Bukhari menyatakan hal seumpama itu apabila dibuat ujian begitu bid'ah hukumnya; adalah berdasarkan kenyataan Imam Malik, seorang imam besar yang mu'tabar dan diterima ramai kewibawaaannya ketika ditanya tentang istiwa' atau bagaimana Allah bersemayam di atas 'Arasy-Nya:"اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ."Maksudnya: Bersemayamnya Allah itu sedia maklum, bagaimana tidaklah diketahui, dan mempersoalkannya adalah satu bid'ah. Walaubagaimanapun, bertitik – tolak dari peristiwa itulah Imam al-Bukhari sentiasa dicerca, dihina, dicaci, dimaki, dikeji dan dicela dengan pelbagai tohmahan yang berat. Pernah sekumpulan masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Nisaa', surah keempat, ayat 76:Maksudnya: "...Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)...seolah – olah melabelkannya sebagai 'wali syaitan' dan pada masa yang sama mengkafirkannya seperti yang terdapat pada kandungan potongan ayat sebelum ayat di atas: Maksudnya: Orang – orang yang beriman berperang pada Jalan Allah. Manakala orang – orang yang kafir pula berperang pada Jalan Taghut (berhala atau apa – apa yang disembah selain Allah – secara langsung mensyirikkan Allah). Maka perangilah wali – wali syaitan. Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah." (Al-Nisa': 76)Manakala sebahagian lain masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Fatir, surah ke-35, ayat 43: Maksudnya: "Walhal rencana jahat itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya." (Fatir: 43)…Mereka seolah – olah menyindir pedas Imam al-Bukhari dek ketegasannya berpegang kepada pendiriannya yang didakwa bertentangan dengan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal mengenai isu itu oleh al-Zuhli. Hal ini jelas apabila kita merujuk kepada keseluruhan ayat berkenaan ayat di atas: Maksudnya:43. Sambil menunjukkan sikap gah dan angkuh di muka bumi dan berusaha merancang rencana – rencana jahat (terhadap Rasul itu), walhal segala rencana jahat itu itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya. Oleh yang demikian tiadalah yang mereka tunggu melainkan kebinasaan mereka sendiri seperti resam yang terjadi kepada orang – orang kafir yang terdahulu kerana engkau akan mendapati tiada pertukaran berlaku terhadap "Sunnatullah" (undang-undang alam yang ditetapkan oleh Allah S.W.T.), dan engkau akan mendapati tiada perubahan berlaku sepanjang pelaksanaan "Sunnatullah" itu.44. (dan sebagai buktinya): tidakkah mereka mengembara di sekitar bumi? Jika mereka berbuat demikian, mereka akan menyaksikan (kesan – kesan sejarah) bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang terdahulu daripada mereka, sedangkan mereka yang terdahulu itu jauh lebih kuat daripada mereka (sekarang ini)? Justeru, jelaslah bahawa kekuasaan Allah tidak akan dapat dilemahkan atau dihalangi oleh sesuatupun sama ada di langit atau di bumi; Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Berkuasa.45. Dan jikalaulah Allah bersikap keras membalas setiap kesalahan manusia dengan segera mengazab mereka disebabkan oleh perbuatan – perbuatan jahat yang telah mereka lakukan, tentulah tiada satu makhluk pun berbaki tinggal bergerak di muka bumi; akan tetapi Dia Menangguhkannya kepada satu tempoh tertentu kerana Sesungguhnya Allah sentiasa Maha Memerhati keadaan semua hamba-hambaNya.(Fatir: 43-45)Sebahagian sahabat – sahabat Imam al-Bukhari yang mengetahui kebenaran adalah di pihaknya amat berang dengan reaksi masyarakat terhadap Imam al-Bukhari. Mereka arif bahawa doa Imam al-bukhari sangat mustajab oleh itu berkata kepadanya:"Kenapa tidak engkau mendoakan sahaja agar Allah memberi balasan setimpal terhadap orang yang menganiayai, memfitnah dan membuat tohmahan – tohmahan keji terhadapmu?"Beliau hanya menjawab dengan membacakan mereka hadis – hadis ini:{اصْبِرُوْا حَتَّى تَلَقَّوْنِي عَلَى الحَوْضِ}Maksudnya: "Bersabarlah kamu sehingga kamu bertemu denganku (Nabi Muhammad s.a.w.) di Kolam Airku." - Hadis riwayat al-Bukhari. {مَنْ دَعَا عَلَى ظَالِمِهِ فَقَدْ اِنْتَصَرَ}Maksudnya: "Sesiapa yang mendoakan orang yang telah menganiayainya maka dia telah mendapat kemenangan." - Hadis riwayat Al-Tirmizi. Sahabat – sahabat beliau tidak berpuas hati dengan tindakan beliau yang membiarkan sahaja ia berlaku. Mereka memprotes: "Tetapi mereka itu sudah melampau sehingga sanggup mengkafirkanmu, wahai al-Bukhari!"Sekali lagi beliau hanya menjawab dengan sepotong hadis:{إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ أَحَدُهُمَا}Maksudnya: "Apabila seorang lelaki berkata kepada saudara se-islamnya: "Wahai Si Kafir!", maka gelaran itu kembali kepada orang yang menggelarkannya (jika saudaranya itu nyata Muslim)." – Hadis riwayat Imam Malik. Seorang lagi yang juga datang menemui Imam al-Bukhari bertanyakan hal yang sama ialah Abu 'Amr al-Khaffaf. Beliau berbincang dan berbahas dengan beliau tentang pendapatnya tentang isu semasa yang sangat sensitif itu. Namun dia berlapang dada dengan timbal balik dari Imam al-Bukhari. Dia hairan kerana beliau tidak berpendapat seperti yang dikhabarkan oleh seseorang bahawa Imam al-Bukhari terlibat dengan kes lafziyyah.Imam al-Bukhari menegaskan kepadanya: Wahai Abu 'Amr, ingatlah apa yang ingin aku beritahu kepadamu ini terhadap dakwaan orang – orang dari Naysabur, Qumis, Rayy, Hamadzan, Helwan, Baghdad, Kufah, Madinah, Mekah dan Basrah yang ada mengatakan bahawa aku telah berkata: "Lafazku membaca al-Qur'an ini adalah makhluk, maka dia adalah penipu! Bahawa sesungguhnya aku tidak pernah sekali – kali berkata demikian!" Beliau kemudiannya menyambung: "إِلاَّ وَإِنِّي قُلْتُ أَفْعَالُ الْعِبَادِ مَخْلُوْقَةٌ"Maksudnya: "Kecuali aku ada berkata: Sesungguhnya perbuatan – perbuatan para hamba-Nya itu makhluk (atau dicipta oleh Allah S.W.T.)." Kata – kata inilah yang dipetik dan diputarbelitkan oleh musuhnya sehingga sanggup memfitnah anak muridnya sendiri bahkan menyebarkan tohmahan ini dengan menghantar surat ke serata pelusuk tempat memburuk – burukkan nama Imam al-Bukhari sehingga dipulaukan dan dibuang negeri. Hal ini dilaporkan oleh al-Hasan bin Muhammad bin Jabir: "Semasa Imam al-Bukhari tiba di Naisabur, al-Zuhli berkata kepada kami: "Pergilah kepada lelaki soleh itu dan dengarlah darinya mutiara – mutiara ilmu berharga." Maka orang ramai mula menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari. Sehingga sampai satu peringkat, ia menjejaskan bilangan hadirin ke majlisnya sendiri. Oleh yang demikian, dia mula berasa iri hati lalu mengkritik peribadi Imam al-Bukhari sebagai ahli Hadis." Oleh sebab itulah, Imam al-Bukhari enggan terlibat dengan perbincangan seumpama itu kerana ia boleh membuka pintu kepada fitnah kerana ilmu kalam bukan seperti ilmu lain, hanya segelintir sahaja yang mampu benar – benar menguasainya untuk memahami genre bahasa yang digunakan dalam ilmu itu secara tepat seperti yang dimaksudkan dan ia tidak selari dengan bahasa percakapan biasa. Orang yang jahil dengan mudah dapat diperdaya dengan gaya bahasa ilmu kalam yang boleh mengelirukan minda.Selain Abu 'Amr, hal yang sama dinafikan oleh Imam al-Bukhari kepada Muhammad bin Nasr al-Mirwizi dengan berkata:"مَنْ زَعَمَ أَنِّي قُلْتُ لَفْظِيْ بِالْقُرْآنِ مَخْلُوْقٌ فَهُوَ كَذَّابٌ، فَإِنِّي لَمْ أَقُلْهُ."Maksudnya: "Sesiapa yang mendakwa aku ada berkata bahawa 'lafazku membaca al-Qur'an itu makhluk', maka dia adalah penipu besar! Maka bahawa sesungguhnya, aku sekali – kali tidak pernah berkata demikian."Malahan al-Subki juga ada mengesahkan ketidaksahihan dakwaaan yang ditohmahkan kepada Imam al-Bukhari dengan komennya: "Bagaimana mereka boleh menyangka Imam al-Bukhari menyokong puak al-Mu'tazilah? Terdapat riwayat yang sahih daripada beliau yang diriwayatkan oleh al-Ferberi dan selainnya bahawa beliau pernah berkata: "Saya mengira seseorang itu jahil sekiranya dia tidak menghukumkan seorang jahmiy itu kafir." Beliau juga ada ditanya mengenai pendapatnya tentang iman setelah tersebar fitnah tersebut di kalangan orang ramai. Beliau dengan yakin dan tegas berkata: "Iman itu dengan perkataan dan perbuatan, boleh bertambah dan berkurang, manakala al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, dan sahabat – sahabat Nabi yang paling utama ialah Abu Bakar, 'Umar, 'Uthman dan Ali. Atas keimanan inilah aku hidup dan aku mati sehinggalah aku dibangkitkan kelak, Insha Allah Ta'ala." Fitnah ini juga telah membuatkan beliau disenaraihitamkan di kalangan sebahagian ahli Hadis yang sezaman dengannya. Selain al-Subki, Abu 'Amr Ahmad bin Nasr al-Khaffaf juga ada berkata: "Sesiapa yang mengata – ngata Imam al-Bukhari pada sesuatu, maka ke atasnya seribu (1000) laknat dariku!"Imam Muslim bin al-Hajjaj juga membela mahagurunya dengan berkata: "Tiada orang yang akan berasa marah kepadamu kecuali seorang yang dengki, aku bersaksi bahawasanya tiada seorang pun sepertimu di dunia ini." Diriwayatkan juga beliau sentiasa membaca ayat 160 dari Surah Ali 'Imran secara berulang kali pada waktu malam sepanjang ditimpa musibah berat ini:Maksudnya: Jikalau Allah (menentukan untuk) menolong kamu (mencapai kemenangan) nescaya tidak ada sesiapa pun yang akan dapat mengalahkan kamu; dan jika ia mengalahkan kamu, maka siapakah yang akan dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan yang demikian)? Dan (ingatlah), kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman itu sentiasa bertawakkal.(Ali Imran: 160) Seorang muridnya, Ahmad bin Salmah berkata bahawa dia ada berjumpa dengan al-Bukhari bertanyakan pendapat al-Bukhari tentang seorang lelaki yang sebelum ini diterima baik di Khurasan lebih – lebih lagi di Naysabur tetapi setelah fitnah ini berlarutan sukar bagi mereka ingin berkata sesuatu tentangnya. Imam al-Bukhari menarik janggutnya lalu membaca sepotong ayat al-Qur'an dari Ghafir, ayat 44:Maksudnya: "...dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); Sesungguhnya Allah Maha memerhatikan keadaan hamba-hambaNya".(Ghafir: 44)Kemudian Imam al-Bukhari berkata kepadanya:"Demi Allah engkau sangat mengetahui bahawa aku tidak pernah mengimpikan pangkat kebesaran atau kemasyhuran dengan hasrat untuk bersenang – senang atau menunjuk – nunjukkan keangkuhan dan bukan juga untuk memegang tahta di Naysabur. Cuma diriku enggan pulang ke tanah airku bagi mengelakkan ditindas oleh orang –orang yang berselisih pendapat denganku. Manakala orang lelaki ini pula (Muhammad bin Yahya al-Zuhli) mempunyai niat buruk dari perasaan hasadnya yang membuak terhadap apa yang Allah kurniakan kepadaku – tiada alasan selainnya. Baiklah, esok aku akan keluar untuk menyelesaikan perkara ini."Walaupun Ahmad bin Salmah telah memberitahu sekumpulan sahabatnya mengenai hajat Imam al-Bukhari berhijrah keluar dari Naysabur, namun, apabila tiba masanya, hanya dia seorang sahaja bersama Imam al-Bukhari beredar keluar dari negeri itu. Menurutnya, mereka terpaksa berhenti di pintu kota selama tiga (3) hari sebelum perkara itu dapat diselesaikan. Begitulah ketegasan Imam al-Bukhari terhadap kebenaran. Pernah Ahmad bin Sayyar, seorang daripada sahabatnya mencadangkan supaya beliau menarik balik kenyataan beliau dan menyembunyikan kebenaran sementara berada di bawah pemerintah yang menitahkan semua ulama menerima idelogi al-Muktazilah. Beliau tetap dengan pendiriannya lalu berkata: "Aku gerunkan neraka untuk aku menjawab sesuatu soalan dengan satu jawapan yang berbeza dengan hakikat kebenaran yang aku telah ketahui." Jawapan itu membuatkan Ahmad bin Sayyar beredar meninggalkannya dengan rasa kecewa. Begitulah reaksi kebanyakan ulama ketika itu yang dalam ketakutan kerana hukuman utama bagi penentang pendapat sultan kerajaan Abbasiyyah adalah hukum bunuh mandatori.Menurut Abdul Rahman bin Abu Hatim al-Razi, Imam al-Bukhari telah mengunjungi al-Rayy pada 250H setelah meninggalkan Naysabur. Bapanya telah berguru dengannya bersama Abu Zur'ah. Mereka kemudiannya telah membatalkan pengajian dengan Imam al-Bukhari setelah kedua – duanya mendapat sepucuk surat daripada Muhammad bin Yahya al-Zuhli yang memaklumkan tentang isu al-Qur'an makhluk yang terjadi di Naysabur.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Peritnya berjuang di jalan Allah...
Fitnah di Naysabur
 
Apabila Imam al-Bukhari berada di Naysabur, salah seorang daripada gurunya, Muhammad bin Yahya al-Zuhli menyeru warga Naysabur agar menuntut ilmu dengan Imam al-Bukhari. Maka ramailah yang menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari sehingga lengang pula majlis ilmu Muhammad Yahya al-Zuhli. Ini membuatkan dia berasa iri hati dengan Imam al-Bukhari sehingga mendakwa dia menerima sepucuk surat dari Baghdad mengkhabarkan bahawa Imam al-Bukhari telah terlibat dengan kes lafaz al-Qur'an itu makhluk dan sedang diperkatakan mengenainya. Oleh itu, dia menyeru orang ramai supaya mereka menjauhi beliau dan agar tidak menyertai majlis – majlisnya seperti yang difatwakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal.
 
Seorang lelaki yang termakan hasutan al-Zuhli bertanyakan Imam al-Bukhari tentang masalah itu di satu majlis ilmunya: "Wahai Abu Abdullah, apa pendapatmu tentang lafaz al-Qur'an, adakah ia makhluk? Atau bukan makhluk?"
 
Beliau pada mulanya enggan mengulas lanjut dan tidak berminat untuk menjawab soalan beracun tersebut. Namun, lelaki berkenaan terus bertanya sehingga kali yang ketiga kemudian Imam al-Bukhari berpaling kepadanya lalu menjawab:
 
"اَلْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوْقٍ وَأَفْعَالُ الْعِبَادُ مَخْلُوْقَةٌ وَالاِمْتِحَانُ بِدْعَةٌ."
Maksudnya: "Al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, perbuatan – perbuatan para
hamba-Nya adalah makhluk dan ujian mengenainya adalah suatu bid'ah ."
 
Lelaki itu mula memprotes pendapat Imam al-Bukhari dan melaungkan kepada hadirin: "Dia mengatakan lafaznya membaca al-Qur'an itu makhluk!" Lalu para hadirin turut merusuh dan melaung – laungkan kepadanya: "Tarik balik kata – katamu itu supaya kami boleh kembali menghadiri majlis – majlis ilmumu!"
 
Imam al-Bukhari tetap dengan pendiriannya: "Aku tidak sekali – kali akan berbuat demikian melainkan engkau membawa kepadaku hujah yang lebih kuat daripada hujah yang aku pegang sekarang ini!"
 
Beliau berhujah dengan satu nas dari hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Huzaifah bin al-Yaman:
 
{إنَّ اللهَ يَصْنَعُ كُلَّ صَانِعٍ وَصُنْعَتِه}
 
Maksudnya: Sesungguhnya Allahlah yang menjadikan
setiap pembuatdan apa yang diperbuatnya.
 
Beliau menerangkan bahawa apa yang dimaksudkan dengan perbuatan – perbuatan para hamba-Nya ialah pergerakan, suara, usaha, dan penulisan mereka adalah makhluk. Manakala, al-Qur'an yang dibacakan seperti yang disahkan di dalam mushaf atau tersimpan di dada para penghafal al-Qur'an pula adalah Kalam Allah, bukan makhluk sambil membacakan sepotong ayat 49, dari Surah al-Ankabut:

Maksudnya: (Al-Quran itu datangnya dari Allah – tanpa syak) bahkan ia adalah ayat-ayat (keterangan) yang jelas lagi nyata, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu.
(Al-Ankabut: 49)
 
...Lantaran itu mereka semua meninggalkan Imam al-Bukhari kecuali dua orang muridnya sahaja tinggal setia bersamanya iaitu Muslim bin Hajjaj dan Ahmad bin Salmah.
 
Mereka ini juga menghadiri majlis al-Zuhli pada waktu yang sama sehingga pada satu ketika, al-Zuhli menyindir: "Sesiapa yang terlibat dengan kes lafaz tidak halal menyertai majlis kami." Muslim pun mengambil jubah luarannya yang berada di atas serban, terus berdiri dan berjalan keluar dari majlis itu di tengah – tengah khalayak ramai. Beliau kemudiannya mengutuskan satu tunggangan kepada al-Zuhli penuh dengan segala apa yang pernah ditulis daripada al-Zuhli.
 
Belaan dan sokongan itu bukan dari kecenderungan peribadi, tetapi mereka tahu kebenarannya. Ulama – ulama Salaf al-Soleh sebelum mereka juga berpegang pada dasar akidah yang sama. Dan qias Imam al-Bukhari menyatakan hal seumpama itu apabila dibuat ujian begitu bid'ah hukumnya; adalah berdasarkan kenyataan Imam Malik, seorang imam besar yang mu'tabar dan diterima ramai kewibawaaannya ketika ditanya tentang istiwa' atau bagaimana Allah bersemayam di atas 'Arasy-Nya:
 
"اَلاِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَالْكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ."
Maksudnya: Bersemayamnya Allah itu sedia maklum, bagaimana tidaklah diketahui, dan mempersoalkannya adalah satu bid'ah.
 
Walaubagaimanapun, bertitik – tolak dari peristiwa itulah Imam al-Bukhari sentiasa dicerca, dihina, dicaci, dimaki, dikeji dan dicela dengan pelbagai tohmahan yang berat. Pernah sekumpulan masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Nisaa', surah keempat, ayat 76:
 
Maksudnya: "...Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah."
(Al-Nisa': 76)
 
...seolah – olah melabelkannya sebagai 'wali syaitan' dan pada masa yang sama mengkafirkannya seperti yang terdapat pada kandungan potongan ayat sebelum ayat di atas:
 
Maksudnya: Orang – orang yang beriman berperang pada Jalan Allah. Manakala orang – orang yang kafir pula berperang pada Jalan Taghut (berhala atau apa – apa yang disembah selain Allah – secara langsung mensyirikkan Allah). Maka perangilah wali – wali syaitan. Sesungguhnya tipu muslihat dan helah syaitan itu sangatlah lemah."
(Al-Nisa': 76)
 
Manakala sebahagian lain masyarakat membacakan kepadanya ayat al-Qur'an dari Surah al-Fatir, surah ke-35, ayat 43:
 
Maksudnya: "Walhal rencana jahat itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya."
(Fatir: 43)
 
…Mereka seolah – olah menyindir pedas Imam al-Bukhari dek ketegasannya berpegang kepada pendiriannya yang didakwa bertentangan dengan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal mengenai isu itu oleh al-Zuhli. Hal ini jelas apabila kita merujuk kepada keseluruhan ayat berkenaan ayat di atas:
 
Maksudnya:
43. Sambil menunjukkan sikap gah dan angkuh di muka bumi dan berusaha merancang rencana – rencana jahat (terhadap Rasul itu), walhal segala rencana jahat itu itu tidak akan menimpa melainkan ke atas orang yang merancangnya. Oleh yang demikian tiadalah yang mereka tunggu melainkan kebinasaan mereka sendiri seperti resam yang terjadi kepada orang – orang kafir yang terdahulu kerana engkau akan mendapati tiada pertukaran berlaku terhadap "Sunnatullah" (undang-undang alam yang ditetapkan oleh Allah S.W.T.), dan engkau akan mendapati tiada perubahan berlaku sepanjang pelaksanaan "Sunnatullah" itu.
 
44. (dan sebagai buktinya): tidakkah mereka mengembara di sekitar bumi? Jika mereka berbuat demikian, mereka akan menyaksikan (kesan – kesan sejarah) bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang terdahulu daripada mereka, sedangkan mereka yang terdahulu itu jauh lebih kuat daripada mereka (sekarang ini)? Justeru, jelaslah bahawa kekuasaan Allah tidak akan dapat dilemahkan atau dihalangi oleh sesuatupun sama ada di langit atau di bumi; Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Berkuasa.
 
45. Dan jikalaulah Allah bersikap keras membalas setiap kesalahan manusia dengan segera mengazab mereka disebabkan oleh perbuatan – perbuatan jahat yang telah mereka lakukan, tentulah tiada satu makhluk pun berbaki tinggal bergerak di muka bumi; akan tetapi Dia Menangguhkannya kepada satu tempoh tertentu kerana Sesungguhnya Allah sentiasa Maha Memerhati keadaan semua hamba-hambaNya.
(Fatir: 43-45)
 
Sebahagian sahabat – sahabat Imam al-Bukhari yang mengetahui kebenaran adalah di pihaknya amat berang dengan reaksi masyarakat terhadap Imam al-Bukhari. Mereka arif bahawa doa Imam al-bukhari sangat mustajab oleh itu berkata kepadanya:
"Kenapa tidak engkau mendoakan sahaja agar Allah memberi balasan setimpal terhadap orang yang menganiayai, memfitnah dan membuat tohmahan – tohmahan keji terhadapmu?"
 
Beliau hanya menjawab dengan membacakan mereka hadis – hadis ini:
 
{اصْبِرُوْا حَتَّى تَلَقَّوْنِي عَلَى الحَوْضِ}
Maksudnya: "Bersabarlah kamu sehingga kamu bertemu denganku (Nabi Muhammad s.a.w.) di Kolam Airku." - Hadis riwayat al-Bukhari.
 
{مَنْ دَعَا عَلَى ظَالِمِهِ فَقَدْ اِنْتَصَرَ}
Maksudnya: "Sesiapa yang mendoakan orang yang telah menganiayainya maka dia
telah mendapat kemenangan."
- Hadis riwayat Al-Tirmizi.
 
Sahabat – sahabat beliau tidak berpuas hati dengan tindakan beliau yang membiarkan sahaja ia berlaku. Mereka memprotes: "Tetapi mereka itu sudah melampau sehingga sanggup mengkafirkanmu, wahai al-Bukhari!"
 
Sekali lagi beliau hanya menjawab dengan sepotong hadis:
 
{إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيْهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ أَحَدُهُمَا}
Maksudnya: "Apabila seorang lelaki berkata kepada saudara se-islamnya: "Wahai Si Kafir!", maka gelaran itu kembali kepada orang yang menggelarkannya (jika saudaranya itu nyata Muslim)." – Hadis riwayat Imam Malik.
 
Seorang lagi yang juga datang menemui Imam al-Bukhari bertanyakan hal yang sama ialah Abu 'Amr al-Khaffaf. Beliau berbincang dan berbahas dengan beliau tentang pendapatnya tentang isu semasa yang sangat sensitif itu. Namun dia berlapang dada dengan timbal balik dari Imam al-Bukhari. Dia hairan kerana beliau tidak berpendapat seperti yang dikhabarkan oleh seseorang bahawa Imam al-Bukhari terlibat dengan kes lafziyyah.
 
Imam al-Bukhari menegaskan kepadanya: Wahai Abu 'Amr, ingatlah apa yang ingin aku beritahu kepadamu ini terhadap dakwaan orang – orang dari Naysabur, Qumis, Rayy, Hamadzan, Helwan, Baghdad, Kufah, Madinah, Mekah dan Basrah yang ada mengatakan bahawa aku telah berkata: "Lafazku membaca al-Qur'an ini adalah makhluk, maka dia adalah penipu! Bahawa sesungguhnya aku tidak pernah sekali – kali berkata demikian!"
 

Beliau kemudiannya menyambung:

"إِلاَّ وَإِنِّي قُلْتُ أَفْعَالُ الْعِبَادِ مَخْلُوْقَةٌ"
Maksudnya: "Kecuali aku ada berkata: Sesungguhnya perbuatan – perbuatan para hamba-Nya itu makhluk (atau dicipta oleh Allah S.W.T.)."
 
Kata – kata inilah yang dipetik dan diputarbelitkan oleh musuhnya sehingga sanggup memfitnah anak muridnya sendiri bahkan menyebarkan tohmahan ini dengan menghantar surat ke serata pelusuk tempat memburuk – burukkan nama Imam al-Bukhari sehingga dipulaukan dan dibuang negeri. Hal ini dilaporkan oleh al-Hasan bin Muhammad bin Jabir: "Semasa Imam al-Bukhari tiba di Naisabur, al-Zuhli berkata kepada kami: "Pergilah kepada lelaki soleh itu dan dengarlah darinya mutiara – mutiara ilmu berharga." Maka orang ramai mula menghadiri majlis – majlis ilmu Imam al-Bukhari. Sehingga sampai satu peringkat, ia menjejaskan bilangan hadirin ke majlisnya sendiri. Oleh yang demikian, dia mula berasa iri hati lalu mengkritik peribadi Imam al-Bukhari sebagai ahli Hadis."
 
Oleh sebab itulah, Imam al-Bukhari enggan terlibat dengan perbincangan seumpama itu kerana ia boleh membuka pintu kepada fitnah kerana ilmu kalam bukan seperti ilmu lain, hanya segelintir sahaja yang mampu benar – benar menguasainya untuk memahami genre bahasa yang digunakan dalam ilmu itu secara tepat seperti yang dimaksudkan dan ia tidak selari dengan bahasa percakapan biasa. Orang yang jahil dengan mudah dapat diperdaya dengan gaya bahasa ilmu kalam yang boleh mengelirukan minda.
 
Selain Abu 'Amr, hal yang sama dinafikan oleh Imam al-Bukhari kepada Muhammad bin Nasr al-Mirwizi dengan berkata:
 
"مَنْ زَعَمَ أَنِّي قُلْتُ لَفْظِيْ بِالْقُرْآنِ مَخْلُوْقٌ فَهُوَ كَذَّابٌ، فَإِنِّي لَمْ أَقُلْهُ."
Maksudnya: "Sesiapa yang mendakwa aku ada berkata bahawa 'lafazku membaca al-Qur'an itu makhluk', maka dia adalah penipu besar! Maka bahawa sesungguhnya, aku sekali – kali tidak pernah berkata demikian."
 
Malahan al-Subki juga ada mengesahkan ketidaksahihan dakwaaan yang ditohmahkan kepada Imam al-Bukhari dengan komennya: "Bagaimana mereka boleh menyangka Imam al-Bukhari menyokong puak al-Mu'tazilah? Terdapat riwayat yang sahih daripada beliau yang diriwayatkan oleh al-Ferberi dan selainnya bahawa beliau pernah berkata: "Saya mengira seseorang itu jahil sekiranya dia tidak menghukumkan seorang jahmiy itu kafir."
 
Beliau juga ada ditanya mengenai pendapatnya tentang iman setelah tersebar fitnah tersebut di kalangan orang ramai. Beliau dengan yakin dan tegas berkata: "Iman itu dengan perkataan dan perbuatan, boleh bertambah dan berkurang, manakala al-Qur'an itu Kalam Allah bukan makhluk, dan sahabat – sahabat Nabi yang paling utama ialah Abu Bakar, 'Umar, 'Uthman dan Ali. Atas keimanan inilah aku hidup dan aku mati sehinggalah aku dibangkitkan kelak, Insha Allah Ta'ala." Fitnah ini juga telah membuatkan beliau disenaraihitamkan di kalangan sebahagian ahli Hadis yang sezaman dengannya.
 
Selain al-Subki, Abu 'Amr Ahmad bin Nasr al-Khaffaf juga ada berkata: "Sesiapa yang mengata – ngata Imam al-Bukhari pada sesuatu, maka ke atasnya seribu (1000) laknat dariku!"
 
Imam Muslim bin al-Hajjaj juga membela mahagurunya dengan berkata: "Tiada orang yang akan berasa marah kepadamu kecuali seorang yang dengki, aku bersaksi bahawasanya tiada seorang pun sepertimu di dunia ini."

Diriwayatkan juga beliau sentiasa membaca ayat 160 dari Surah Ali 'Imran secara berulang kali pada waktu malam sepanjang ditimpa musibah berat ini:
 
Maksudnya: Jikalau Allah (menentukan untuk) menolong kamu (mencapai kemenangan) nescaya tidak ada sesiapa pun yang akan dapat mengalahkan kamu; dan jika ia mengalahkan kamu, maka siapakah yang akan dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan yang demikian)? Dan (ingatlah), kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman itu sentiasa bertawakkal.
(Ali Imran: 160)

Seorang muridnya, Ahmad bin Salmah berkata bahawa dia ada berjumpa dengan al-Bukhari bertanyakan pendapat al-Bukhari tentang seorang lelaki yang sebelum ini diterima baik di Khurasan lebih – lebih lagi di Naysabur tetapi setelah fitnah ini berlarutan sukar bagi mereka ingin berkata sesuatu tentangnya. Imam al-Bukhari menarik janggutnya lalu membaca sepotong ayat al-Qur'an dari Ghafir, ayat 44:
 
Maksudnya: "...dan aku sentiasa menyerahkan urusanku bulat-bulat kepada Allah (untuk memeliharaku); Sesungguhnya Allah Maha memerhatikan keadaan hamba-hambaNya".
(Ghafir: 44)
 
Kemudian Imam al-Bukhari berkata kepadanya:
"Demi Allah engkau sangat mengetahui bahawa aku tidak pernah mengimpikan pangkat kebesaran atau kemasyhuran dengan hasrat untuk bersenang – senang atau menunjuk – nunjukkan keangkuhan dan bukan juga untuk memegang tahta di Naysabur. Cuma diriku enggan pulang ke tanah airku bagi mengelakkan ditindas oleh orang –orang yang berselisih pendapat denganku. Manakala orang lelaki ini pula (Muhammad bin Yahya al-Zuhli) mempunyai niat buruk dari perasaan hasadnya yang membuak terhadap apa yang Allah kurniakan kepadaku – tiada alasan selainnya. Baiklah, esok aku akan keluar untuk menyelesaikan perkara ini."
 
Walaupun Ahmad bin Salmah telah memberitahu sekumpulan sahabatnya mengenai hajat Imam al-Bukhari berhijrah keluar dari Naysabur, namun, apabila tiba masanya, hanya dia seorang sahaja bersama Imam al-Bukhari beredar keluar dari negeri itu. Menurutnya, mereka terpaksa berhenti di pintu kota selama

 

 Search Facebook kafir: 8 (Delapan) Hal Keutamaan dalam Berjilbab/Hijab-

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
8 (Delapan) Hal Keutamaan dalam Berjilbab/Hijab-
http://graph.facebook.com/119507748258671/picture
Jul 1st 2013, 06:28
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya):
 
 
"Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (Q.S An-Nur: 31)
 
 
1.Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah Dan Rasul
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya): "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak pula bagi perempuan yang mu'minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata." (Q.S. Al-Ahzab: 36)
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya): "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (Q.S An-Nur: 31)
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya): "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah." (Q.S. Al-Ahzab: 33)
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yanga artinya): "Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (Q.S. Al-Ahzab: 53)
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya): "Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." (Q.S. Al-Ahzab: 59)
 
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Wanita itu aurat" maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
 
 
2.Hijab Itu 'Iffah (Kemuliaan)
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda 'Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya): "Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (Q.S. Al-Ahzab: 59)
 
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), "karena itu mereka tidak diganggu". Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah "karena itu mereka tidak diganggu" sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
 
 
3.Hijab Itu Kesucian
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya): "Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (Q.S. Al-Ahzab: 53)
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu'min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya): "Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya." (Q.S. Al-Ahzab: 32)
 
 
4.Hijab Itu Pelindung
 
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda (yang artinya): "Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan"
 
Sabda beliau yang lain (yang artinya): "Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya."
 
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
 
 
5.Hijab Itu Taqwa
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman(yang artinya): "Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik." (Q.S. Al-A'raaf: 26)
 
 
6.Hijab Itu Iman
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman (yang artinya):"Dan katakanlah kepada wanita yang beriman." (Q.S. An-Nur: 31).
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman (yang artinya): "Dan istri-istri orang beriman." (Q.S. Al-Ahzab: 59)
 
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu'minin, Aisyah radhiyallahu anha dengan pakaian tipis, beliau berkata: "Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu."
 
 
7.Hijab Itu Haya' (Rasa Malu)
 
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda (yang artinya): "Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu."
 
Sabda beliau yang lain (yang artinya):"Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga."
 
Sabda Rasul yang lain (yang artinya): "Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat."
 
 
8.Hijab Itu Perasaan Cemburu
 
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu 'anhu berkata: "Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang 'ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu."
 
Beberapa Syarat Hijab Yang Harus Terpenuhi:
 
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling kuat.
 
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
 
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
 
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
 
5. Tidak memakai wangi-wangian.
 
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
 
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
 
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
 
 
Jangan Berhias Terlalu Berlebihan(Tabarruj)
 
Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.
 
Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita itu, lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu'min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai "jalan tengah" yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.
 
 
Kami Dengar Dan Kami Taat
 
Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan. Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya:"Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya)." Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang." (Q.S. An-Nur: 47-48)
 
Firman Allah yang lain (yang artinya): "Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan." (Q.S. An-Nur: 51-52)
 
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: "Ketika kami bersama Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata: "Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka." Aisyah berkata: "Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya." (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak."
 
 
Dikutip dari Kitab "Al Hijab" Departemen Agama Arab Saudi, Penebit: Darul Qosim P.O. Box 6373 Riyadh 11442
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: These animals have to undergo a lot of suffering. Their suffering has increased since the time these banias have started causing drought and famine forcing people to use these animals for farming. In the Satya-yuga there was no famine and foodgrains, nutrients, fruits and vegetables grew on their own without people taking recourse to farming. Had there been no diabolism of the banias, the Satya-yuga would have continued. There would be no dearth of water which alone was enough for food etc. to grow. But ever since the banias have started practising diabolism the crops of foodgrains and nutritive fruits and vegetables have been damaged forcing people to harness animals. People have to sow the seeds because without that they cannot get the yield which was not the case in the earlier times when things grew on their own and animals had not to be troubled. Only the cows, the buffaloes and the goats were used for milk and no animals was put to trouble. Now these seven or eight species of animals have to suffer in order to feed their owners. They are being used all over the world. While only seven or eight species of animals are harassed by the people for earning their livelihood, the banias in their diabolic ritual torture as many as eighty-four lakh species of living beings. But you, people of the world, say that in Swarga and Naraka one has to undergo eighty four lakh yonis (live the lives of as many creatures) and the consequent suffering. The fact is that eighty four lakh living beings have to undergo torture in the sinful ritual of the banias. Now you can decide which is worse – their torturing so many living beings or seven or eight species of animals being trouble in the world? These unscrupulous banias are performing this sinful rite at a secret place across the seas. Similar ritual was performed by Ravana who had set up Lanka, a secret place for this ritual, across the seas. The secret place of the banias is inaccessible to persons of any other community. They have circulated a myth that there is a place where exist the Swarga and the Naraka, as Ravana had done. It is this Mother Earth which is both Swarga and Naraka. During Ravana's time, Shanishchara was tormented by Ravana. Shanishchara discovered that Ravana was performing the mystic ritual and so he told Ravana that his wisdom or intellect had been captivated by his diabolism. Vibhishana, who was hearing Shanishchara's conversation with Ravana thought that if he did not tell the truth about Ravana's sinful practice, he along with his children would be doomed. Let Ravana face the consequence if he didn't mend his ways – he thought. Ravana had circulated diabolic texts presenting them as sacred scriptures. Tormented by Ravana, Shanishchara thoroughly understood the secret of Ravana's sinful ritual which he disclosed to the people of the world, who came to know that Ravana had set up Lanka, a secret place of his swarga-Naraka or in other words his diabolism. It was Vibhishana who had shown Shanishchara, the hidden island of Lanka. Ravana was practising diabolism but telling people about the magnificence of his swarga. The secret of Ravana's diabolism was known only to Vibhishana and other members of his clan. Others were completely unaware of it. Shanishchara who had been subjected to torture, exposed Ravana's misdeeds and got his diabolic operation dismantled at the hands of the people of the world. Thus the world could he saved from total destruction. I Sadhu Anoop Das, was captivated by the banias, who practised diabolism against me. Along with my body, they captivated my mind as well. I have fully understood the secret of the sinful act of the banias. I have written about it. As Shanishchara had warned Ravana, I too go to the places where there is a gathering of the bania community and tell them candidly following in the footsteps of Ravana, Hiranyakashipu and others, you are practising diabolism which has caused drought and famine on Earth. With this sinful practice you have tormented me and so I have come to know the secret of your designs. The world and its people – the poor and the rich, the kings and the monarchs, the Sadhu and faqirs are completely in the dark about your misdeeds. You are honest in their eyes whereas the fact is that you are secretly indulging in a sinful activity with the active support of your own men. I exhort you to tell the truth about the sinful activity being pursued by your community so that like Vibhishana you will remain unharmed. Like Ravana, Hiranyakashipu and others you too have set up your swarga and Naraka for performing diabolic ritual. You too have circulated diabolic texts and astrological literature to confound the people." I warned them not to torment the people of the world by their diabolic practices. I told them, "You've tormented me finding me poor and helpless. I have now discovered what all your secret designs are. I've written about it. It is in your interest to abandon this practice during my life time. You will be spared of evil consequences. The world is ignorant of your sinful practice. If you do not heed my advice and continue to confound the people of the world – the Sadhus and faqirs, the rich and the poor, they will finish off you along with your children. If you will not do so now when I am alive, then you will never abandon it because people at large are not aware of your sins." When I question them, they plead ignorance saying that it must be the doing of some dishonest people. I confront them with these questions, "Who has circulated these astrological writings and books of diabolic content? Who has set up Kundis of pus and blood? Who has spread stories about them? Who has caused epidemics resulting in death of a large number of men and animals." I told them categorically, "It is you who make people ill by your magical power and then suggest to them that gods are responsible for their problems. You are following in the footsteps of Ravana and causing untimely death among human beings as well as mute animals. These happenings have already been predicted in the almanacs six months in advance. Who has circulated these almanacs? I am completely in captivity of your diabolism. So I know that your community has set off this diabolic practice. You are advised to abandon the practice during my lifetime confessing your sins to the kings and the common people of the world so that you are saved. Otherwise you have to suffer the consequences of your misdeeds which I am going to expose. People love their children. Nobody wants that any harm should befall his children. But you, the banias, are planning to annihilate large sections of population and capture political and economic power of the world, when there will be very few people belonging to other communities left who will be far outnumbered by your own people. Ravana had also nurtured the ambition of ruling the entire world but he was killed before he could achieve his target. Like Shanishchara, I too warn you in the name of God not to go ahead with your diabolic plan and spare the children of the world. Abandon this practice during my lifetime in your own interest." Instead of listening to my well-intentioned advice patiently, they get wild with rage and start abusing me. They heckle me, "Go and plead before the king." Undaunted, I frequent the place where the saudagars, mahajans assemble and exhort them to desist from their sinful practice. I give them my book and ask them to read it. After listening to me and having understood the content of my book, they begin to tell people that the baba (old man) has gone crazy and he is writing books full of nonsensical things and that these books are worthless. So, you—the people of the world—should know that the saudagars-mahajans assemble in various conferences and fairs with the purpose of finalising their plan of action by mutual consultation. All that they discuss in these meetings is whether in that year they should cause famine or epidemics. Or should they dethrone a ruler? Will it be more appropriate to perform a sinful ritual which may create disharmony and chaos in the world? These are the items in their agenda and to discuss them they meet on occasions such as trade fairs. Through almanacs or other astrological calendars they forecast these calamities six months and sometimes twelve months in advance. Then they send message to their men who execute the sinful ritual. And calamities befall the world as planned by the banias. This is to be noted that in the fairs or gatherings where the banias assemble, no epidemics break out. Despite the fact that people belonging to the bania community meet there in thousands, no disease of any kind is found there. Whereas in other fairs and festivals where the Hindus and the Muslims assemble, epidemics break-out resulting in untimely death of thousands of people. For example, the fairs and religious festivals at Hardwar, Kashi, Prayag, Dwarika and Pushkar (the famous animal fair where horses, camels, oxen etc. are bought and sold). Likewise the religious festivals of the Muslims at Ajmer, Mecca and several other places attract a large number of Muslims. In all these gatherings, these unscrupulous bania-mahajans cause epidemics by their diabolic power. Thousands of people die at a very young age. To the Muslim, they suggest that those who die in Ajmer, Mecca etc. are lucky people. To the Hindu, they suggest, that death in any of these places of pilgrimage is the best thing that can happen to a devotee. So death in a place of pilgrimage is welcomed by people, who think so under the diabolic influence of the banias. They do not think that the devotees visit these holy places for remembering God. Why should there be diseases and epidemics in these places? Rather there should be all possible comforts there. If any disease breaks out, it should immediately disappear because people go there for offering their prayers to God who is kind to all. But these mahajans cause epidemics by their diabolic power in order to drastically reduce the population so that with their sheer strength they could rule the world. Doctors practising different systems of medicine come forward to treat the patients. Earlier, when there was enough money with the people, these medical practitioners gave treatment free of charge and spent from their own pockets to buy medicines for their patients. They wanted that their charity should benefit the world. But now the situation has changed. Ever since the mahajans have started practising diabolic rite, thereby causing famine in the world, they have emptied the coffers of the people of the world. So when some patient is cured of illness, the doctor treating him demands his fee from the patient and there is no harm in it. When these unscrupulous elements find that the treatment given by the doctors, vaidya and hakims (practitioners of Indian systems of medicine) will not let anybody die prematurely, they make the medical treatment ineffective by their diabolic power. When they cause epidemics in different countries only a few, who are not made the target of their sinful rite, survive and a large number of people die because of the effect of diabolism. Then they tell people that the treatment given by the medical practitioners is totally ineffective. The doctors, on their part, are completely at a loss to find that the treatment given and the medicine prescribed by them, which earlier cured the diseases successfully, are not working now. It is for us to think why the medicines, which earlier cured the ailment, are not giving relief to the patient. But the mahajans, like Ravana, make the treatment ineffective by means of their diabolic power. Practitioners of different systems of medicine are completely in the dark about the sinister game of these mahajans. If their game continued, the doctors will lose their practice which is the source of their livelihood. They (the mahajans) fear that if the medical treatment will cure the diseases, the population of the world will not come down drastically. They will become the supreme power in the world, when it will have very few people. To achieve this, they tamper with the efficacy of drugs and medicines. Brothers! Nobody is immortal in this world. Everybody has to die at old age. But by their devilry they cause premature death to a large number of people so that the population is reduced to the minimum. The purpose of my writing this book is to make you people aware that the people who are made the target of their secret rite, do not get any relief, whatever treatment is given to them with whatever medicine. If a doctor after diagnosing a patient gives him some medicine to cure his disease, they create many other diseases in him. Once they stop the sinful rite targeted against a person, he is saved. Fearing that the world will come to know about their devilry, they spare some people and let the medicines work on them. Otherwise, they would destroy the whole world. They think that people will stop suspecting them. They'll everything to slash the population. They'll destroy the thinking faculty of the people who will then fail to see through their designs. This is the reason why people call me a lunatic or an eccentric when I make them see reason. They think that I am needlessly defaming the bania community. In fact the people are not to blame for this. They are under the influence of diabolism and so they think I have gone mad. When the banias decide to destroy a king or any other person, they send a message to the place where their mystical rite is secretly performed instructing their men to act accordingly and also to corrupt the intellect of the people so that they will not heed Sadhu Anoop Das, who, they think, will go on crying in the wilderness and will die like that. Then there will be nobody around to mobilize people to dismantle their diabolic operation. Others do not know what the mystery is. But I was tormented by them, so I know what it is. Ravana had partially corrupted people's intellect. So when Shanishchara attempted to make people see reason, they immediately agreed. But people of this age do not seem to be convinced because their reasoning faculty has completely been drained by the banias. Some people who have not lost their thinking power completely do try to understand and say. "What Sadhu Anoop Das says seems to be true because Ravana had in the similar fashion destroyed the wisdom of the people by his diabolic power. Ravana too had caused premature deaths and also controlled the forces of affluence and rain." The people whom I explain the intricacies of the diabolic operation of the banias, try to understand a little bit but are not fully convinced. They do not know what that ritual exactly is. It is because they have not been physically tortured at their secret place where they could have witnessed the entire process. But even if they simply remember what I explain to them and tell others that what the baba says is true and that something should be done to counteract, the people at large can be saved. If someone else is found to be the victim of physical torture, details can be ascertained from him as well. But they avoid tormenting people in person for fear of being exposed. They trouble them by causing weird dreams. They would never like their sins to come to light. Their sins are of very serious nature. They want to destroy the whole world. I was tormented by them in person, that's how I have come to know about their sinful activity. The banias know this fact and they want that people should not take cognizance of what I've been propagating and wish my book had disappeared because then their secret operation will remain a mystery. So, if the banias are able to make my book disappear they will, slowly and gradually, ruin the whole world and establish their monopoly over the world because then people of other communities will be reduced to a microscopic minority. All the Hindus, Muslims and people of other faiths throughout the world are well advised to treat this book as valuable as their own life. They must read it thoroughly to know the facts. When their copy becomes old, they should get it reprinted and keep a sample copy with them. They should print a good number of copies for wide circulation so that the people of the world do keep in mind the nefarious activities of the banias and launch a united fight against the diabolic practices of these unscrupulous elements. The diabolic operation of the unscrupulous banias must be dismantled during my lifetime because afterwards it may not be possible. People do not know the mystery of their diabolism because they have not seen it. So dishonest they are that for fear of being exposed they do everything to confuse people. Earlier, they had cheated the rulers of the day by giving false statements under oath. This is borne out of by the fact that when the King had demolished their temples and disfigured the idols and wanted to kill their children, the banias swore in the name of cow and pig (sacred/profane symbolism). History bears testimony to this fact. This is how these outrageous people escape punishments by indulging in falsehood and perjury. If a serious attempt is made during my lifetime itself to do away with their sinful activity, you are most likely to succeed in your efforts and the banias too will be saved. Otherwise, afterwards it may never be possible. You people do not know the intricacy of their sinful act, but I know it because I was watching their mystical rite while they were tormenting me. Your wisdom is in their captivity and so they can mislead and confuse you easily. They will not tell you the secret of their activity nor will they give up their sinful practice. They may tell you a little bit about the eighty four lakh Kundis and the eighty four lakh living beings and also numerous concoctions associated with themselves and others only to confuse you. But they cannot bamboozle me by their falsehood, because I have witnessed their devilry. I intend to tell you all about it so that during my lifetime you will dismantle their diabolism. These banias will never knowingly torment anybody directly. In my case they did so unwittingly. If they ever do so knowingly, they will be exposed and the enraged people will finish them off. I was tormented directly by them and so I came to know about their sinister game which I have written about in this book. What you people call the Naraka (hell) having the pits filled with blood and pus, is in fact the diabolic operation of the banias which their own men are performing secretly in an island. This secret is known only to the people of their community. The influence of diabolism is so deep in the minds of the people that they cannot discriminate between vice and virtue. The sin of these saudagars is widespread. The purpose of my writing this book is to acquaint you with their activity which is outright sinful. But befuddled as people are, they think it is a religious activity. They do not realize that it is a most heinous crime. They do not think that a sin in any form is a sin and so is the case with a virtue. An individual indulging in black magic has little impact but a whole lot of people practising it, at the instance and guidance of the banias has spread this evil worldwide. This matter should be looked into. A judicious probe into this matter will reveal the magnitude of the sin of the saudagars. By causing famine and natural disasters they have created acute shortage of food and nutrition. It is an open secret how both human beings and other creatures are suffering. What can be a greater sin? The diabolic influence on the people has made them practitioners of black magic. These dubious magicians are venerated as gods. The world has been converted into a house of evil spirits. The gods of land, food and water do not degenerate the intellect of the people. In fact the people have been brainwashed and so they sacrifice animals to propitiate gods. It is all due to diabolic influence of the banias. Nutritive food makes a man's mind healthy. But the banias captivate the minds of the people by their diabolic power. God does not delude people. In his regime both a lion and a goat move together. But when the influence of devilry spreads, dissension and animosity takes the upper hand and people start indulging in injustice and atrocity. Many a time, the devils who were practising sinful mystical rites, were caught. After they were caught, their sinful activity abated and people regained their rational faculty. God has provided every human being with rational faculty but the banias by their diabolic power corrupt the minds of the people and get the animals sacrificed by indulging in falsehood. They have turned the brains of innumerable Sadhu, faqirs and others who are behaving like people of unsound mind and consuming human excreta for, as they claim, acquiring supernatural powers. Some of them are collecting human skulls and bones of dead animals. They live in a filthy atmosphere where bones are strewn all around. It is suggested to each of them that he has become an Auliya (saint). While the influence of diabolism makes him think so, others in the world know that the Sadhu has gone mad or some devout person has cursed him. Some think that he must have been propitiating some god or goddess and a small error in the process might have deranged him. This idea too comes to them under the diabolic influence. They begin to say that he has gone mad. He lives in this state for many days and people watch him drinking alcohol, which appears to them as milk because of the spell of diabolism. Similarly a piece of meat appears to them as a cake of gur (jiggery). The Sadhu or faqir does not know the secret of such miracles. He does not know how things change their colour. The thinks that God has endowed him with some power which has made such miracles (flesh appearing as jiggery) possible. He does not know that the kafir vidya (the science of the infidel) has done it. It hypnotizes people to whom a piece of meat appears as a cake of jiggery. Actually things remain as they are. Meat remains meat and alcohol remains alcohol. The influence of diabolism destroys their thinking power and things taste as they appear in colour and shape. The Sadhu is not to blame for this. Besides, these saudagars by practising diabolism make people seriously ill. Then a Sadhu, who has gone mad, thanks to their diabolism, gives a 'healing' touch and the seriously ill patient becomes all right. In fact the devils discontinue the diabolic rite on eighty four lakh Kundis against that patient and so he gets well and people think that the healing touch of the deranged Sadhu or faqir has cured him. Sometimes, they (the saudagars) cause death to someone at a very young age. Finding the bereaved parents crying, a deranged Sadhu, who has become so owing to diabolic influence, would 'bless' them saying that their son would come back to life. The secret rite against that child is stopped and so he is brought back to life. God has granted everybody full span of life. Those who die young are the victim of diabolism. Life of millions of people is cut short by the single ritual of diabolism. To fool the people of the world, they create 'miracles' in which the dead are bought back to life by the 'healing' touch of a deranged Sadhu. To divert the mind of the people from God Almighty, they have circulated stories of such miracles. The mystical ritual results in premature death of people. If this ritual is stopped against somebody, he comes back to life. People are greatly impressed by the supernatural power of that mad Sadhu, whom they call an Auliya. Wonder-struck at his power to revive the dead, some people become his followers.

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
These animals have to undergo a lot of suffering. Their suffering has increased since the time these banias have started causing drought and famine forcing people to use these animals for farming. In the Satya-yuga there was no famine and foodgrains, nutrients, fruits and vegetables grew on their own without people taking recourse to farming. Had there been no diabolism of the banias, the Satya-yuga would have continued. There would be no dearth of water which alone was enough for food etc. to grow. But ever since the banias have started practising diabolism the crops of foodgrains and nutritive fruits and vegetables have been damaged forcing people to harness animals. People have to sow the seeds because without that they cannot get the yield which was not the case in the earlier times when things grew on their own and animals had not to be troubled. Only the cows, the buffaloes and the goats were used for milk and no animals was put to trouble. Now these seven or eight species of animals have to suffer in order to feed their owners. They are being used all over the world. While only seven or eight species of animals are harassed by the people for earning their livelihood, the banias in their diabolic ritual torture as many as eighty-four lakh species of living beings.
But you, people of the world, say that in Swarga and Naraka one has to undergo eighty four lakh yonis (live the lives of as many creatures) and the consequent suffering. The fact is that eighty four lakh living beings have to undergo torture in the sinful ritual of the banias. Now you can decide which is worse – their torturing so many living beings or seven or eight species of animals being trouble in the world? These unscrupulous banias are performing this sinful rite at a secret place across the seas. Similar ritual was performed by Ravana who had set up Lanka, a secret place for this ritual, across the seas. The secret place of the banias is inaccessible to persons of any other community. They have circulated a myth that there is a place where exist the Swarga and the Naraka, as Ravana had done.
It is this Mother Earth which is both Swarga and Naraka. During Ravana's time, Shanishchara was tormented by Ravana. Shanishchara discovered that Ravana was performing the mystic ritual and so he told Ravana that his wisdom or intellect had been captivated by his diabolism.
 
Vibhishana, who was hearing Shanishchara's conversation with Ravana thought that if he did not tell the truth about Ravana's sinful practice, he along with his children would be doomed. Let Ravana face the consequence if he didn't mend his ways – he thought. Ravana had circulated diabolic texts presenting them as sacred scriptures. Tormented by Ravana, Shanishchara thoroughly understood the secret of Ravana's sinful ritual which he disclosed to the people of the world, who came to know that Ravana had set up Lanka, a secret place of his swarga-Naraka or in other words his diabolism. It was Vibhishana who had shown Shanishchara, the hidden island of Lanka. Ravana was practising diabolism but telling people about the magnificence of his swarga. The secret of Ravana's diabolism was known only to Vibhishana and other members of his clan. Others were completely unaware of it. Shanishchara who had been subjected to torture, exposed Ravana's misdeeds and got his diabolic operation dismantled at the hands of the people of the world. Thus the world could he saved from total destruction.
I Sadhu Anoop Das, was captivated by the banias, who practised diabolism against me. Along with my body, they captivated my mind as well. I have fully understood the secret of the sinful act of the banias. I have written about it. As Shanishchara had warned Ravana, I too go to the places where there is a gathering of the bania community and tell them candidly following in the footsteps of Ravana, Hiranyakashipu and others, you are practising diabolism which has caused drought and famine on Earth. With this sinful practice you have tormented me and so I have come to know the secret of your designs.
The world and its people – the poor and the rich, the kings and the monarchs, the Sadhu and faqirs are completely in the dark about your misdeeds. You are honest in their eyes whereas the fact is that you are secretly indulging in a sinful activity with the active support of your own men. I exhort you to tell the truth about the sinful activity being pursued by your community so that like Vibhishana you will remain unharmed. Like Ravana, Hiranyakashipu and others you too have set up your swarga and Naraka for performing diabolic ritual. You too have circulated diabolic texts and astrological literature to confound the people."
 
I warned them not to torment the people of the world by their diabolic practices. I told them, "You've tormented me finding me poor and helpless. I have now discovered what all your secret designs are. I've written about it. It is in your interest to abandon this practice during my life time. You will be spared of evil consequences. The world is ignorant of your sinful practice. If you do not heed my advice and continue to confound the people of the world – the Sadhus and faqirs, the rich and the poor, they will finish off you along with your children. If you will not do so now when I am alive, then you will never abandon it because people at large are not aware of your sins."
When I question them, they plead ignorance saying that it must be the doing of some dishonest people. I confront them with these questions, "Who has circulated these astrological writings and books of diabolic content? Who has set up Kundis of pus and blood? Who has spread stories about them? Who has caused epidemics resulting in death of a large number of men and animals."
I told them categorically, "It is you who make people ill by your magical power and then suggest to them that gods are responsible for their problems. You are following in the footsteps of Ravana and causing untimely death among human beings as well as mute animals. These happenings have already been predicted in the almanacs six months in advance. Who has circulated these almanacs? I am completely in captivity of your diabolism. So I know that your community has set off this diabolic practice. You are advised to abandon the practice during my lifetime confessing your sins to the kings and the common people of the world so that you are saved. Otherwise you have to suffer the consequences of your misdeeds which I am going to expose. People love their children. Nobody wants that any harm should befall his children. But you, the banias, are planning to annihilate large sections of population and capture political and economic power of the world, when there will be very few people belonging to other communities left who will be far outnumbered by your own people. Ravana had also nurtured the ambition of ruling the entire world but he was killed before he could achieve his target. Like Shanishchara, I too warn you in the name of God not to go ahead with your diabolic plan and spare the children of the world. Abandon this practice during my lifetime in your own interest."
 
Instead of listening to my well-intentioned advice patiently, they get wild with rage and start abusing me. They heckle me, "Go and plead before the king." Undaunted, I frequent the place where the saudagars, mahajans assemble and exhort them to desist from their sinful practice. I give them my book and ask them to read it. After listening to me and having understood the content of my book, they begin to tell people that the baba (old man) has gone crazy and he is writing books full of nonsensical things and that these books are worthless.
So, you—the people of the world—should know that the saudagars-mahajans assemble in various conferences and fairs with the purpose of finalising their plan of action by mutual consultation. All that they discuss in these meetings is whether in that year they should cause famine or epidemics. Or should they dethrone a ruler? Will it be more appropriate to perform a sinful ritual which may create disharmony and chaos in the world? These are the items in their agenda and to discuss them they meet on occasions such as trade fairs. Through almanacs or other astrological calendars they forecast these calamities six months and sometimes twelve months in advance. Then they send message to their men who execute the sinful ritual. And calamities befall the world as planned by the banias. This is to be noted that in the fairs or gatherings where the banias assemble, no epidemics break out. Despite the fact that people belonging to the bania community meet there in thousands, no disease of any kind is found there.
Whereas in other fairs and festivals where the Hindus and the Muslims assemble, epidemics break-out resulting in untimely death of thousands of people. For example, the fairs and religious festivals at Hardwar, Kashi, Prayag, Dwarika and Pushkar (the famous animal fair where horses, camels, oxen etc. are bought and sold). Likewise the religious festivals of the Muslims at Ajmer, Mecca and several other places attract a large number of Muslims. In all these gatherings, these unscrupulous bania-mahajans cause epidemics by their diabolic power. Thousands of people die at a very young age. To the Muslim, they suggest that those who die in Ajmer, Mecca etc. are lucky people. To the Hindu, they suggest, that death in any of these places of pilgrimage is the best thing that can happen to a devotee.
 
So death in a place of pilgrimage is welcomed by people, who think so under the diabolic influence of the banias. They do not think that the devotees visit these holy places for remembering God. Why should there be diseases and epidemics in these places? Rather there should be all possible comforts there. If any disease breaks out, it should immediately disappear because people go there for offering their prayers to God who is kind to all. But these mahajans cause epidemics by their diabolic power in order to drastically reduce the population so that with their sheer strength they could rule the world. Doctors practising different systems of medicine come forward to treat the patients.
Earlier, when there was enough money with the people, these medical practitioners gave treatment free of charge and spent from their own pockets to buy medicines for their patients. They wanted that their charity should benefit the world. But now the situation has changed. Ever since the mahajans have started practising diabolic rite, thereby causing famine in the world, they have emptied the coffers of the people of the world. So when some patient is cured of illness, the doctor treating him demands his fee from the patient and there is no harm in it. When these unscrupulous elements find that the treatment given by the doctors, vaidya and hakims (practitioners of Indian systems of medicine) will not let anybody die prematurely, they make the medical treatment ineffective by their diabolic power. When they cause epidemics in different countries only a few, who are not made the target of their sinful rite, survive and a large number of people die because of the effect of diabolism. Then they tell people that the treatment given by the medical practitioners is totally ineffective.
The doctors, on their part, are completely at a loss to find that the treatment given and the medicine prescribed by them, which earlier cured the diseases successfully, are not working now. It is for us to think why the medicines, which earlier cured the ailment, are not giving relief to the patient. But the mahajans, like Ravana, make the treatment ineffective by means of their diabolic power. Practitioners of different systems of medicine are completely in the dark about the sinister game of these mahajans. If their game continued, the doctors will lose their practice which is the source of their livelihood. They (the mahajans) fear that if the medical treatment will cure the diseases, the population of the world will not come down drastically.
 
They will become the supreme power in the world, when it will have very few people. To achieve this, they tamper with the efficacy of drugs and medicines. Brothers! Nobody is immortal in this world. Everybody has to die at old age. But by their devilry they cause premature death to a large number of people so that the population is reduced to the minimum. The purpose of my writing this book is to make you people aware that the people who are made the target of their secret rite, do not get any relief, whatever treatment is given to them with whatever medicine. If a doctor after diagnosing a patient gives him some medicine to cure his disease, they create many other diseases in him. Once they stop the sinful rite targeted against a person, he is saved. Fearing that the world will come to know about their devilry, they spare some people and let the medicines work on them. Otherwise, they would destroy the whole world. They think that people will stop suspecting them. They'll everything to slash the population. They'll destroy the thinking faculty of the people who will then fail to see through their designs. This is the reason why people call me a lunatic or an eccentric when I make them see reason. They think that I am needlessly defaming the bania community. In fact the people are not to blame for this. They are under the influence of diabolism and so they think I have gone mad.
When the banias decide to destroy a king or any other person, they send a message to the place where their mystical rite is secretly performed instructing their men to act accordingly and also to corrupt the intellect of the people so that they will not heed Sadhu Anoop Das, who, they think, will go on crying in the wilderness and will die like that. Then there will be nobody around to mobilize people to dismantle their diabolic operation.
Others do not know what the mystery is. But I was tormented by them, so I know what it is. Ravana had partially corrupted people's intellect. So when Shanishchara attempted to make people see reason, they immediately agreed. But people of this age do not seem to be convinced because their reasoning faculty has completely been drained by the banias. Some people who have not lost their thinking power completely do try to understand and say. "What Sadhu Anoop Das says seems to be true because Ravana had in the similar fashion destroyed the wisdom of the people by his diabolic power. Ravana too had caused premature deaths and also controlled the forces of affluence and rain."
 
The people whom I explain the intricacies of the diabolic operation of the banias, try to understand a little bit but are not fully convinced. They do not know what that ritual exactly is. It is because they have not been physically tortured at their secret place where they could have witnessed the entire process. But even if they simply remember what I explain to them and tell others that what the baba says is true and that something should be done to counteract, the people at large can be saved. If someone else is found to be the victim of physical torture, details can be ascertained from him as well. But they avoid tormenting people in person for fear of being exposed. They trouble them by causing weird dreams.
They would never like their sins to come to light. Their sins are of very serious nature. They want to destroy the whole world. I was tormented by them in person, that's how I have come to know about their sinful activity. The banias know this fact and they want that people should not take cognizance of what I've been propagating and wish my book had disappeared because then their secret operation will remain a mystery. So, if the banias are able to make my book disappear they will, slowly and

 

 Search Facebook kafir: kalaulah org2 kafir itu mengetahui apa yg akan menimpa mrk ketika mrk tidak dapat menahan atau mengelakkan api neraka dari muka dan belakang mereka dan mereka pula tidak diberi pertolongan (tentulah mrk segera beriman dan tidak berkata demikian)~~~~firman Allah swt...al quranulkarim...

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
kalaulah org2 kafir itu mengetahui apa yg akan menimpa mrk ketika mrk tidak dapat menahan atau mengelakkan api neraka dari muka dan belakang mereka dan mereka pula tidak diberi pertolongan (tentulah mrk segera beriman dan tidak berkata demikian)~~~~firman Allah swt...al quranulkarim...
http://graph.facebook.com/100001933026307/picture
Jul 1st 2013, 06:29
 
kalaulah org2 kafir itu mengetahui apa yg akan menimpa mrk ketika mrk tidak dapat menahan atau mengelakkan api neraka dari muka dan belakang mereka dan mereka pula tidak diberi pertolongan (tentulah mrk segera beriman dan tidak berkata demikian)~~~~firman Allah swt...al quranulkarim...
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. Al Qur'an (QS.2:212)

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. Al Qur'an (QS.2:212)
http://graph.facebook.com/100000134941678/picture
Jul 1st 2013, 06:29
 
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. Al Qur'an (QS.2:212)
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Kim küfür olan bir sözü söyler veya küfür olan bir ameli işlerse, ''kafir olmayı kastetmemiş olsa bile'' bu fiili sebebi ile tekfir edilir.Çünkü Allahu Teala'nın dilemedikleri dışındaki kimse küfrü kastetmez.İbn Teymiyye / Es-Sarimu'l-Meslul, 177-178,370

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Kim küfür olan bir sözü söyler veya küfür olan bir ameli işlerse, ''kafir olmayı kastetmemiş olsa bile'' bu fiili sebebi ile tekfir edilir.
Çünkü Allahu Teala'nın dilemedikleri dışındaki kimse küfrü kastetmez.
 
İbn Teymiyye / Es-Sarimu'l-Meslul, 177-178,370
http://graph.facebook.com/100004752904945/picture
Jul 1st 2013, 06:29
 
Kim küfür olan bir sözü söyler veya küfür olan bir ameli işlerse, ''kafir olmayı kastetmemiş olsa bile'' bu fiili sebebi ile tekfir edilir.
Çünkü Allahu Teala'nın dilemedikleri dışındaki kimse küfrü kastetmez.
 
İbn Teymiyye / Es-Sarimu'l-Meslul, 177-178,370
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: Bugitan in lasa yan bang in ka'awnan hikapagsakutu' mu pa Allahu subhanahu wa ta'ala atawa kan hikasud mu pa api narkah jahannam sarta' pagtawbat kaw baba' yan pa kaymu in kabuhi' iban kakusug ballug-ballugan ". " Tumtuma bang mu hiynang in magbana atawa kan mag-asawa kafir tantu nagrida' nakaw sumud pa api narka' jahannam sarta' nagrida' nakaw sin agama nila nagkukufur , nagsasakutu' sarta' ikaw na in himinang tiranan hikalayu' kaymu sin ulung iban kasi sin Allahu subhanahu wa ta'ala ". " Sarta' timabang kaw ha agama nila nagpalindug saka'ula-ula atawa kan nagpakusug " wanauzubillahi minas shaytan nirrazim. Wallahu ahlam

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
Bugitan in lasa yan bang in ka'awnan hikapagsakutu' mu pa Allahu subhanahu wa ta'ala atawa kan hikasud mu pa api narkah jahannam sarta' pagtawbat kaw baba' yan pa kaymu in kabuhi' iban kakusug ballug-ballugan ".
 
" Tumtuma bang mu hiynang in magbana atawa kan mag-asawa kafir tantu nagrida' nakaw sumud pa api narka' jahannam sarta' nagrida' nakaw sin agama nila nagkukufur , nagsasakutu' sarta' ikaw na in himinang tiranan hikalayu' kaymu sin ulung iban kasi sin Allahu subhanahu wa ta'ala ".
 
" Sarta' timabang kaw ha agama nila nagpalindug saka'ula-ula atawa kan nagpakusug " wanauzubillahi minas shaytan nirrazim.
 
Wallahu ahlam
http://graph.facebook.com/100000790970368/picture
Jul 1st 2013, 06:30
 
Bugitan in lasa yan bang in ka'awnan hikapagsakutu' mu pa Allahu subhanahu wa ta'ala atawa kan hikasud mu pa api narkah jahannam sarta' pagtawbat kaw baba' yan pa kaymu in kabuhi' iban kakusug ballug-ballugan ".
 
" Tumtuma bang mu hiynang in magbana atawa kan mag-asawa kafir tantu nagrida' nakaw sumud pa api narka' jahannam sarta' nagrida' nakaw sin agama nila nagkukufur , nagsasakutu' sarta' ikaw na in himinang tiranan hikalayu' kaymu sin ulung iban kasi sin Allahu subhanahu wa ta'ala ".
 
" Sarta' timabang kaw ha agama nila nagpalindug saka'ula-ula atawa kan nagpakusug " wanauzubillahi minas shaytan nirrazim.
 
Wallahu ahlam
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

 Search Facebook kafir: gw lg mikir nih! katanya sunan kali jaga it wali? msk dia prn bertapa slma 40hr diam sj ampe lumutan gk sholat n gk puasa, pdhl mnurut ulama org yg meningglkan sholat itu dia tlh kafir,lah ini kok mlh disebut wali-_-

Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Jul 01 08:14AM +0100  

Search Facebook kafir
 
Search Facebook kafir
 
gw lg mikir nih! katanya sunan kali jaga it wali? msk dia prn bertapa slma 40hr diam sj ampe lumutan gk sholat n gk puasa, pdhl mnurut ulama org yg meningglkan sholat itu dia tlh kafir,lah ini kok mlh disebut wali-_-
http://graph.facebook.com/100004787406988/picture
Jul 1st 2013, 06:31
 
gw lg mikir nih! katanya sunan kali jaga it wali? msk dia prn bertapa slma 40hr diam sj ampe lumutan gk sholat n gk puasa, pdhl mnurut ulama org yg meningglkan sholat itu dia tlh kafir,lah ini kok mlh disebut wali-_-
 
 
 
You are receiving this email because you subscribed to this feed at http://blogtrottr.com
 
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
http://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/yrPM7w


 

Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie in Google Groups die Gruppe 76j4725235b235b891248jv1 abonniert haben.
Sie können Posts per E-Mail erstellen.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden, senden Sie eine leere Nachricht.
Für weitere Optionen besuchen Sie bitte diese Gruppe.

--
Sie haben diese Nachricht erhalten, weil Sie der Google Groups-Gruppe News2 beigetreten sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out