Information

Hier werden Nachrichten über den Salafismus veröffentlicht.
Was sind Salafisten?
Hier anschauen:
http://www.youtube.com/watch?v=l5HRdwsck10
(Alle Angaben ohne Gewähr)
Diese Seite richtet sich nicht gegen Muslime und den Islam.
Diese Seite soll über den Salafismus/Islamismus/Terrorismus informieren.
Es ist wichtig über Fanatiker aufzuklären, um den Frieden und die Freiheit zu sichern.
Wir wollen in Europa mit allen Menschen friedlich zusammen leben,
egal welche Herkunft, Nationalität und Religion.


::: DOKUS :::
(Achtung: Youtube ist überschwemmt mit Videos, die salafistischen/islamistischen Einfluss besitzen.
Deshalb: Schaut euch die Accounts genau an!)

1.
[DOKU] Wie Salafisten zum Terror verleiten - 2013
https://www.youtube.com/watch?v=uM2x-vgdrKM

2.
Pulverfass Deutschland - Doku über Probleme zwischen Salafisten und Rechtsradikalen
https://www.youtube.com/watch?v=H5nOuzXJOmY

3.
Salafisten, ein finsterer Verein (heute-show)
https://www.youtube.com/watch?v=Myq48smApKs

4.
Deutsche Salafisten drangsalieren weltliche Hilfsorganisationen in Syrien | REPORT MAINZ
https://www.youtube.com/watch?v=lCext-9pu9I

5.
DIE SALAFISTEN KOMMEN
https://www.youtube.com/watch?v=uWARKJSKOP4

6.
Best of 2013 Peter Scholl Latour EZP Salafisten wird durch Saudisches Geld verbreitet!!!
https://www.youtube.com/watch?v=FmV3Z6f1BQQ

7.
Frauen im Islam
https://www.youtube.com/watch?v=mb4G6tUbkD0


8.
Gülen Bewegung
http://de.wikipedia.org/wiki/Fethullah_G%C3%BClen#Deutschland
Gefahr für Deutschland - Gülen Bewegung versucht die Unterwanderung
http://www.youtube.com/watch?v=E9Q1jS7Rw9M

9.
Islamisten oder Demokraten - Die Islamische Milli Görüs / Millî Görüş / Milli Görüş
http://www.youtube.com/watch?v=EtWjumM5G88

10.
Die türkischen Graue Wölfe (Rechtsextremismus/Islamismus)
http://www.youtube.com/watch?v=_Z9LEc4qM1I

11.
Föderation der Türkisch-Demokratischen Idealistenvereine in Deutschland
(türkisch Almanya Demokratik Ülkücü Türk Dernekleri Federasyonu, ADÜTDF; kurz auch Türk Federasyon, dt. „Türkische Föderation“)
http://de.wikipedia.org/wiki/F%C3%B6deration_der_T%C3%BCrkisch-Demokratischen_Idealistenvereine_in_Deutschland



http://de.wikipedia.org/wiki/Salafismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Islamismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Mill%C3%AE_G%C3%B6r%C3%BC%C5%9F

http://boxvogel.blogspot.de

::: DOKUS ENDE :::


http://salafisten-salafismus.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafisten
http://islamismus-islamisten-salafisten.blogspot.com
http://islamisten-salafisten.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://islamismus-salafismus.blogspot.com
http://islamismus2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamismus
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafismus2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamisten
https://www.google.de/#q=salafisten
http://salafisten2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://islamisten2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafisten.blogspot.de
https://www.google.de/#q=salafisten
http://salafistenfacebook.blogspot.de
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafisteninyoutube.blogspot.de
https://www.google.de/#q=islamisten
http://salafismus.blogspot.de
https://www.google.de/#q=salafismus
http://salafismusinfacebook.blogspot.de
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafismusinyoutube.blogspot.de
http://scharia-strafen.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
https://www.google.de/#q=islamismus
http://quran-hoeren-karim-mp3-deutsch.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://mohammed-islam-koran-quran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
https://www.google.de/#q=islamisten
http://islam-symbol-gebet-moschee.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://islam-referat-entstehung-koran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamisten
http://scharia-in-deutschland-islam-koran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://scharia-steinigung-scharia-gesetze.blogspot.com
http://islamisten-islamismus.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://gebetszeiten-islam-akte-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
http://frauen-im-islam-koran-quran.blogspot.com
http://sehitlik-groesste-moschee-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
http://frauen-unter-der-scharia-politik.blogspot.com
http://koran-online-mp3-frauen-suren.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://was-bedeutet-salafismus.blogspot.com
http://quran-download-islamway-flash.blogspot.com
http://minarett-moschee-koeln.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://kaaba-blaue-moschee.blogspot.com
http://muenchen-moschee-gebetsruf-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamisten
http://koran-auf-deutsch-hoeren-pdf.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://islamismus-islamisten.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus

Übersicht für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 25 Themen

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

 allahu akbar - Social Mention: Mujahidin Al Shabaab Serbu Markas Polisi, 41 Musuh Tewas, Allahu Akbar! Mujahidin Harakah Shabaab al Mujahidin menewaskan sedikitnya 12 orang pada Selasa (19/11/2013) dalam serangan bom mobil dan serbuan terhadap sebuah kantor polisi dan pasukan UNISOM di Somalia, kata pihak berwenang seperti yang dikutip dari Harar24. Setidaknya empat orang Mujahid gugur syahid ketika polisi dan pasukan AU Somalia melakukan serangan balik terhadap kantor polisi di Beledweyne, terletak sekitar 200 km sebelah utara dari ibukota Somalia, Mogadishu. Kata Abdi Farah Laqanyo, gubernur wilayah Hiran. "Sebuah mobil penuh muatan bahan peledak menabrak pintu gerbang Kantor polisi dan meledak 'menjadi bola api besar ' sekitar pukul 11 pagi," kata Laqanyo. Penyerang kemudian memasuki kompleks kantor dan terlibat baku tembak dengan polisi dan pasukan AU Somalia. Kantor tersebut merupakan basis bagi tentara Djibouti sebagai bagian dari pasukan Kuffar penjaga perdamaian untuk Misi Uni Afrika di Somalia, yang dikenal sebagai AMISOM, dimana memberikan support bagi rezim pemerintah Somalia untuk memberagus Mujahidin al Shabaab. Sementara itu, Juru Bicara Operasi Militer Al Shabaab, Syaikh Abu Musab Abdiaziz mengatakan bahwa serangan itu menewaskan 18 tentara AMISOM dan 23 pasukan Somalia. Seorang saksi mata yang berjarak 200 meter dari lokasi mengatakan Mujahidin menyerang dengan menggunakan senapan serbu, senapan mesin dan roket RPG setelah mobil meledak. Gumpalan asap hitam menyelimuti langit di atas kantor polisi. [fadhil/ harar24] Sumber: Shoutussalam
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:30PM  

    allahu akbar - Social Mention
     
     
     
    Mujahidin Al Shabaab Serbu Markas Polisi, 41 Musuh Tewas, Allahu Akbar! Mujahidin Harakah Shabaab al Mujahidin menewaskan sedikitnya 12 orang pada Selasa (19/11/2013) dalam serangan bom mobil dan serbuan terhadap sebuah kantor polisi dan pasukan UNISOM di Somalia, kata pihak berwenang seperti yang dikutip dari Harar24. Setidaknya empat orang Mujahid gugur syahid ketika polisi dan pasukan AU Somalia melakukan serangan balik terhadap kantor polisi di Beledweyne, terletak sekitar 200 km sebelah utara dari ibukota Somalia, Mogadishu. Kata Abdi Farah Laqanyo, gubernur wilayah Hiran. "Sebuah mobil penuh muatan bahan peledak menabrak pintu gerbang Kantor polisi dan meledak 'menjadi bola api besar ' sekitar pukul 11 pagi," kata Laqanyo. Penyerang kemudian memasuki kompleks kantor dan terlibat baku tembak dengan polisi dan pasukan AU Somalia. Kantor tersebut merupakan basis bagi tentara Djibouti sebagai bagian dari pasukan Kuffar penjaga perdamaian untuk Misi Uni Afrika di Somalia, yang dikenal sebagai AMISOM, dimana memberikan support bagi rezim pemerintah Somalia untuk memberagus Mujahidin al Shabaab. Sementara itu, Juru Bicara Operasi Militer Al Shabaab, Syaikh Abu Musab Abdiaziz mengatakan bahwa serangan itu menewaskan 18 tentara AMISOM dan 23 pasukan Somalia. Seorang saksi mata yang berjarak 200 meter dari lokasi mengatakan Mujahidin menyerang dengan menggunakan senapan serbu, senapan mesin dan roket RPG setelah mobil meledak. Gumpalan asap hitam menyelimuti langit di atas kantor polisi. [fadhil/ harar24] Sumber: Shoutussalam
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=154195118116753&v=wall&story_fbid=185179235018341
    Nov 20th 2013, 22:23
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/DSHycW

     

 khilafah - Social Mention: Mengenal Penemu Angka Nol, Al-Khawarizmi Sebelumnya para ilmuwan menggunakan daftar yang membedakan satuan, puluhan, dan seterusnya. Jangan sepelekan angka nol. Bayangkan, apa jadinya jika deret angka hanya ada sembilan angka (1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9) saja tanpa nol? Tentu akan muncul permasalahan-permasalahan, misalnya, dari mana muncul angka puluhan, ratusan, ribuan, jutaan, atau puluhan juta? Nah, dengan adanya nol, semua permasalahan itu pun terpecahkan. Berkat angka nol, deret hitung menjadi semakin luas dan berfungsi sebagaimana mestinya. Selain fungsinya yang penting, angka nol juga mempunyai sejarah panjang. Dari manakah sebenarnya angka ini berasal? Dan, siapa pula penemunya? Mungkin banyak yang mengira, ilmuwan Eropalah penemunya. Sejatinya, angka nol justru ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Dia adalah Abu Ja'far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Ia lahir di Khawarizmi (sekarang Khiva), Uzbekistan, pada 194 H/780 M. Tak banyak informasi yang menjelaskan secara mendalam mengenai sosok dan riwayat hidup Al-Khawarizmi. Tetapi, sejarah singkatnya terdapat dalam kitab Al-Fihrist Ibn an- Nadim, yang juga menjelaskan karya-karya tulisnya. Di situ disebutkan, Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara tahun 813 hingga 833. Setelah Islam masuk ke Persia dan Baghdad menjadi pusat ilmu serta perdagangan, banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India mendatangi kota tersebut, termasuk Al-Khawarizmi. Di sana, ia menjadi bagian dari para ilmuwan yang bekerja di Bayt al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, khalifah ketujuh Dinasti Abbasiyah. Oleh guru besar studi Islam Temple University AS, Mahmoud Ayoub, Bayt al-Hikmah disebut sebagai institusi pendidikan tinggi pertama di dunia Islam dan juga Barat. Di lembaga ini, AlKhawarizmi belajar ilmu alam dan matematika, juga terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani. Dulu, sebelum Al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan menggunakan semacam daftar yang membedakan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Daftar yang dikenal sebagai abakus itu berfungsi menjaga setiap angka dalam bilangan agar tidak saling tertukar dari tempat atau posisi mereka dalam hitungan. Sistem tersebut berlaku hingga abad ke-12 M, ketika para ilmuwan Barat mulai memilih menggunakan raqm al-binji (angka Arab) dalam sistem bilangan mereka. Raqm albinji menggunakan angka "nol" yang diadopsi dari angka India, menghadirkan sistem penomoran desimal yang belum pernah digunakan sebelumnya. Nah, lewat buku pertamanya, AlMukhtasar fi Hisab al-Jabr wa alMuqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan), Al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol yang dalam bahasa Arab yang disebut shifr. Karya monumental itu juga membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh matematikawan Inggris, Fredrick Rosen, dan selanjutnya diedit dalam bahasa Arab pada 1939 oleh dua matematikawan Mesir, Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad. Sebelumnya, pada abad 12, karya tersebut juga diterjemahkan oleh seorang matematikawan asal Chester, Inggris, Robert (Latin: Robertus Castrensis), dengan judul Liber Algebras et Al-mucabola. Masih pada abad yang sama, buku berbahasa Latin itu kemudian diedit oleh matematikawan asal New York, LC Karpinski. Versi keduanya, De Jebra et Almucabola, ditulis oleh Gerard da Cremona (11141187), matematikawan dan penerjemah asal Italia. Buku yang ditulis Gerard itu disebut-sebut lebih baik dan bahkan mengungguli buku Fredrick Rozen. Dengan demikian, meski telah diperkenalkan pada pertengahan pertama abad ke-9, angka nol baru dikenal dan digunakan oleh kalangan ilmuwan Barat dua setengah abad kemudian. Menyusul diperkenalkannya angka nol oleh AlKhawarizmi maka untuk pertama kalinya nol digunakan sebagai pemegang tempat dalam notasi berbasis posisi. Dunia perlu berterima kasih pada ilmuwan yang satu ini karena dengan angka nol yang diperkenalkannya, bilangan 2012 dan 212 dapat dibedakan. Pada abad ke-12, matematikawan Muslim asal Spanyol, Ibrahim ibn Meir ibn Ezra, menulis tiga risalah mengenai angka yang membawa simbol-simbol India dan pecahan desimal ke Eropa hingga mendapatkan perhatian dari sejumlah ilmuwan di sana. Risalah berjudul The Book of The Number itu menjelaskan tentang sistem desimal untuk bilangan bulat dengan nilai tempat dari kiri ke kanan. Ibn Ezra menggunakan nol dengan sebutan galgal (yang berarti roda atau lingkaran). Selanjutnya, pada 1247, matematikawan Cina, Ch'in Chiu-Shao, menulis Mathematical Treaties in Nine Sections yang menggunakan simbol O untuk nol. Dan pada 1303, Zhu Shijie menggunakan simbol yang sama untuk nol dalam karyanya Jade mirror of the Four Elements. Sistem angka tersebut selanjutnya juga berkembang di Eropa. Al-Khawarizmi, ilmuwan yang berada di balik penemuan besar matematika abad ke-9 itu, wafat di Baghdad pada sekitar 850 M. Sistem Angka India Pada sekitar 500 M, matematikawan India, Aryabhata, merancang sistem angka yang belum memiliki nol. Sistem tersebut adalah sebuah sistem posisional dan Aryabhata menggunakan kata `kha' untuk menyebut sebuah posisi, yang kemudian mungkin digunakan sebagai nama untuk nol. Penjelasan lain tentang nol pada masa yang sangat awal ini adalah keberadaan bukti yang menunjukkan penggunaan titik dalam naskah-naskah lama India untuk menunjukkan tempat kosong dalam notasi posisi tersebut. Menariknya, di dalam dokumen-dokumen tersebut juga ditemukan simbol titik yang menunjukkan sesuatu atau bilangan yang tidak diketahui, yang kini biasa digambarkan dengan simbol "x". Para ilmuwan dan matematikawan India pada periode selanjutnya memiliki sejumlah nama untuk nol dalam angka-angka posisional, tetapi tetap tidak memiliki simbol untuknya. Catatan pertama tentang penggunaan nol di India ditulis pada abad ke-9. Tertulis pada sebuah prasasti dari lempengan batu, catatan tersebut berisi keterangan yang menunjukkan tahun 876 M. Prasasti itu berkaitan dengan Kota Gwalior, 400 km sebelah selatan Delhi, di mana (menurut prasasti tersebut) orang-orang India membuat taman berukuran 187x270 hasta. Taman tersebut menghasilkan bunga yang dapat dirangkai hingga menjadi 50 karangan bunga setiap harinya untuk dipersembahkan ke kuil setempat. Dalam prasasti tersebut, baik angka 270 maupun 50, ditulis dalam bentuk hampir sama dengan angka yang kita kenal sekarang. Hanya, angka nol berukuran lebih kecil dan diletakkan sedikit lebih tinggi dari angka lainnya. Hingga titik itu, menurut JJ O'Connor and EF Robertson dalam artikel A History of Zero, perkembangan itu tidak menunjukkan bahwa nol serta-merta menjadi kandidat alami sebuah angka. Terlebih, sejak periode-periode sebelumnya, angka adalah kata-kata yang mengacu pada sekumpulan objek. Permasalahan kemudian muncul ketika ilmuwan tertentu mencoba memperhitungkan nol dan angka angka negatif sebagai angka dalam interaksinya dengan operasi aritmatika, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Tiga orang matematikawan India, Brahmagupta, Mahavira, dan Bhaskara, berusaha menjawab permasalahan tersebut. Mereka mencoba menyelesaikannya dalam tiga buku berbeda yang menjadi karya penting di bidang matematika kala itu. Sementara itu, matematika India berkembang dengan pencarian status nol, sebuah kerajaan Islam, Dinasti Abbasiyah, berjaya. Kejayaan itu semakin lengkap dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa, yang diawali pada masa pemerintahan khalifah kelima Abbasiyah, Harun al-Rasyid. Dari kota Baghdad, Al-Rasyid memerintah kerajaan yang membentang luas dari Laut Tengah ke India itu. Ia membangun disiplin intelektual yang waktu itu belum berkembang di dunia Arab. Ketika ia wafat pada 809 M, dua putranya, yakni al-Amin dan alMa'mun, terlibat konflik bersenjata. Al-Ma'mun memenangi peperangan, sementara al-Amin tewas terbunuh pada 813 M. Al- Ma'mun lalu menjadi khalifah dan melanjutkan gerakan pembelajaran yang yang telah dilakukan ayahnya. Ia mendirikan sebuah akademi yang disebut Bayt al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan, di mana karya-karya filsafat dan ilmiah Yunani diterjemahkan. Dia juga membangun sebuah perpustakaan manuskrip sebagai tempat pengumpulan dan penyimpanan karya-karya penting Byzantium. Ia juga membangun sejumlah observatorium, tempat para astronom Muslim membangun pengetahuan dari apa yang mereka peroleh dari masyarakat pendahulu mereka. Ketika Al-Rasyid memimpin khilafah Abbasiyah, Al-Khawarizmi lahir. Selanjutnya, pada masa pemerintahan Al-Ma'mun, Al-Khawarizmi dan rekan-rekannya dari Banu Musa ikut ambil bagian di Bayt al-Hikmah. Di sana, Al-Khawarizmi menyumbangkan pikirannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Ia mendedikasikan dua naskahnya, sebuah risalah aljabar dan satu risalah astronomi, pada Khalifah al-Ma'mun. Risalah aljabar Hisab al-jabr w'alMuqabala menjadi karya terpenting Al-Khawarizmi yang menyumbangkan istilah "aljabar" bagi matematika. Al-Khawarizmi juga menulis sebuah risalah tentang angka Hindu-Arab. Teks Arab yang ditulisnya telah hilang, tetapi terjemahannya dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum berhasil memunculkan istilah matematika lainnya, "algoritma", yang berasal dari latinisasi nama AlKhawarizmi. Karya tersebut menjelaskan tentang sistem nilai tempat Hindu yang didasarkan pada angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0. GJ Toomer dalam Dictionary of Scientific Biography (New York, 19701990) mengatakan, "...sistem nilai tempat desimal merupakan temuan yang (kala itu) cukup baru di India dan karya Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali menjelaskannya secara sistematis. Jadi, meskipun sangat dasar, karya Al-Khawarizmi menjadi satu dari temuan penting yang akan terus berkembang..." Selain di bidang matematika, pengaruh naskah-naskah India bagi Al-Khawarizmi juga terlihat pada karyanya di bidang astronomi, Sindhind Zij. JJ O'Connor dan EF Robertson menjelaskan, naskah India yang menjadi dasar bagi karya tersebut merupakan satu pemberian dari sebuah misi politik India ke Istana Abbasiyah di Baghdad sekitar 770 M. Dari Matematika Hingga Astronomi Berawal dari matematika, Al-Khawarizmi memberi kontribusi bagi kemajuan banyak ilmu lain. Seperti satu dayungan yang melampaui beberapa pulau, sumbangan Al-Khawarizmi di bidang matematika berdampak positif bagi ilmu lainnya, seperti astronomi, geografi, bahkan komputer. Bahkan, selain menyumbangkan karya dan temuan monumental, ia juga menulis sejumlah karya kecil mengenai berbagai topik, seperti astrolabe, jam matahari, kalender Yahudi, juga sejarah politik berisi horoskop orang-orang penting. Mengenai ilmuwan Muslim yang satu ini, AA al'Daffa (1978) dalam The Muslim Contribution to Mathematics mengatakan, peringkat terdepan matematikawan sepanjang masa dipegang oleh Al-Khawarizmi. Dia, menurut al'Daffa, menyusun karya tertua tentang aritmatika dan aljabar yang merupakan sumber utama pengetahuan matematika selama berabad-abad. Hisab al-Jabr wa al-Muqabla dan Al-Jama' wa at-Tafriq bi Hisab alHind adalah dua karya terpenting Al-Khawarizmi di bidang matematika. Judul pertama banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat, penghitungan integrasi dan persamaan dengan 800 contoh berbeda, dan tanda negatif yang sebelumnya tidak dikenal bangsa Arab. Sedangkan, dalam AlJama' wa at-Tafriq, Al-Khawarizmi menjelaskan seluk-beluk kegunaan, termasuk angka nol, dalam kehidupan sehari-hari. Al-Khawarizmi juga memberikan sumbangan luar biasa bagi ilmu ukur sudut. Tabel ilmu ukur sudut al-Khawarizmi yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli Eropa memahami ilmu ini lebih jauh. Di luar matematika, Al-Khawarizmi dikenal sebagai astronom. Di bawah pemerintahan Khalifah Ma'mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran Bumi. Hasil pengukurannya hanya berselisih 2.877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang aktual, sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Di bidang yang sama, ia juga menyusun karya tentang penghitungan waktu berdasarkan bayangbayang matahari. Buku astronominya yang terkenal adalah Kitab Shurah al-Ardh (Buku Gambaran Bumi). Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya. Karyanya itu secara tidak langsung mengacu pada buku geografi yang disusun ilmuwan Yunani, Claudius Ptolomaeu, dengan sejumlah perbaikan di dalamnya. Penjelasan tentang koreksi tersebut terangkum dalam Zij as-Sindhind yang ditulis Al-Khawarizmi sebelum ia menulis Kitab Shurah alArdh. Tidak hanya itu, teori musik yang ditulis Al-Khawarizmi dalam salah satu buku matematikanya menunjukkan bahwa sang matematikawan adalah juga seorang adalah juga seorang ahli seni musik. Teori musiknya itu sampai ke Eropa dan dianggap sebagai pengenalan musik Arab ke dunia Latin. Teknologi modern Teknologi modern adalah bidang lain yang merasakan kebermanfaatan kontribusi Al-Khawarizmi. Seperti dipaparkan Dr Ibrahim B Syed (2011), aljabar dan algoritma memungkinkan pembangunan komputer dan pembuatan enkrip komputer dan pembuatan enkripsi. Menurutnya, industri teknologi modern tidak akan ada tanpa kontribusi matematikawan Muslim, seperti al-Khawarizmi. Dalam artikel berjudul "AlKhwarizmi: The Father of Algebra", Syed mengatakan bahwa pada abad ke-11, fondasi matematika Arab adalah salah satu yang terkuat di dunia. Dan, Al-Khawarizmi adalah salah seorang sarjana Muslim yang meletakkan dasar bagi renaisans dan revolusi Ilmiah Eropa. Para ahli matematika Muslim, termasuk Al-Khawarizmi, berhasil menemukan aljabar geometri dan membawanya ketataran yang canggih, yang mampu memecahkan persamaan derajat ketiga dan keempat. Penerjemahan karya-karya berbahasa Arab mereka ke berbagai bahasa Eropa membantu dunia menyaksikan tahap baru pengembangan ilmu matematika tersebut. Meski demikian, temuan Al-Khawarizmi mulanya tidak begitu saja diterima oleh dunia. Pada 1299, misalnya, hukum yang berlaku di Florence (Italia) melarang penggunaan angka yang dikembangkan Al-Khawarizmi sehingga hanya universitas yang berani menggunakannya. Meski demikian, pengaruhnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Barat menjadi tanda tak terhapuskan ketika karyanya dikenal luas di Eropa melalui terjemahannya dalam bahasa Latin. Setelah diperkenalkan di Eropa, karyanya menjadi teks standar matematika di universitas-universitas Eropa hingga abad ke-16. Pada abad yang sama, versi terjemahan dalam bahasa Inggris memunculkan istilah `algiebar', `almachabel', serta bentuk penamaan lainnya. Hingga akhirnya, istilah itu dipersingkat menjadi `algebra' atau aljabar. Sejumlah sumber yang dikutip Erwyn Kurniawan dalam artikel "Al-Khawarizmi: Penemu Bilangan Nol" (esq-news.com) menyebutkan, ilmu matematika di dunia Barat lebih banyak dipengaruhi karya AlKhawarizmi dibanding karya para penulis pada abad pertengahan. Al-Khawarizmi adalah Seorang Polymath Oleh: Prof Yogi Ahmad Erlangga Sejarah matematika membawa kita bertemu dengan banyak ilmuwan Muslim dengan kon tribusi pemikiran luar biasa. Meluasnya jazirah Islam di masa lampau yang menghubungkan wilayah Barat dan Timur, menurut Prof Yogi Ahmad Erlangga, memungkinkan pencapaian kemajuan peradaban Islam tersebut. Matematikawan Indonesia yang pada 2005 memecahkan rumus persamaan helmholtz itu mengajak umat menjadikan pencapaian luar biasa di era kejayaan Islam itu sebagai pembelajaran dan motivasi. "AlKhawarizmi adalah salah satu contoh teladan, agar kita juga bisa berkontribusi," ujar Asisten Profesor Bidang Matematika Universitas Alfaisal Arab Saudi itu kepada wartawan Republika, Devi A Oktavika, belum lama ini. Al-Khawarizmi dikenal sebagai tokoh yang mengenalkan angka nol dalam matematika. Seperti apa konsep bilangan yang diperkenalkannya itu? Simbol ini sebenarnya sudah dikenal sebelum Al-Khawarizmi. Peradaban India kuno sudah menggunakan nol sebagai digit, seperti dalam penulisan angka 10 atau 101, dan juga sebagai angka. Sebagai angka, fungsi nol seperti angka satu dalam perkalian. Jika satu angka ditambahkan ke nol maka angka ini tidak berubah. Dalam matematika, ini disebut additive identity. Jadi, bukan Al-Khawarizmi yang pertama kali menggunakannya. Barangkali, Al- Khawarizmi sering disebut-sebut sebagai tokoh yang memperkenalkan angka ini karena memang beliau menjelaskan dalam bukunya bagaimana menggunakan simbol nol pada proses perhitungan. Al-Khawarizmi sebenarnya secara etnik seorang Persia, bukan Arab. Sebelum ditaklukkan kaum Muslimin, Persia bisa dikatakan lebih unggul dibandingkan bangsa Arab dari sisi keilmuan. Batas timur wilayahnya mencapai Pakistan saat ini dan karenanya berbatasan langsung dengan India. Mungkin saja sebelum Persia ditaklukkan, ada pertukaran budaya dan informasi antara India dan Persia. Proses penyerapan kemudian menjadi lebih intensif di periode Islam. Saya tidak tahu persis prosesnya, tapi barangkali angka India sudah dikenal di kalangan Persia dan Al- Khawarizmi sebagai ilmuwan tertarik untuk memanfaatkannya dan mengembangkan teknik operasional berhitung menggunakan simbol bilangan tersebut. Seberapa penting penjelasannya bagi matematika saat itu dan pada kemudian hari? Bisa dikatakan, Al-Khawarizmi adalah seorang polymath, ahli dalam banyak hal. Pada masa lalu hal seperti itu sangat biasa, bahkan sampai pasca-Renaissance. Di bidang matematika, Al-Khawarizmi berkontribusi paling tidak dalam aljabar dan aritmatika. Kata `aljabar' (bahasa Inggris: algebra) diambil dari judul bukunya yang berbahasa Arab, Al-Jabar wa al-Muqabala (Completion and Balancing). Algoritma, bagaimana orang Eropa mengucapkan kata Al-Khawarizmi. Buku Al-Khawarizmi tentang aljabar dan aritmatika menggunakan angka India pada akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan akhirnya dibaca orang Barat. Meskipun masyarakat lebih mengenal tokoh lain, peran beliau sangat dihargai dalam lingkaran matematika. Sebelum aljabar digunakan, bagaimana pembilangan dilakukan? Pembilangan dilakukan secara berbeda-beda. Orang Babilonia, misalnya, menggunakan basis 64. Di India pun bermacam-macam. Masa Al-Khawarizmi bisa disebut titik awal standardisasi pembilangan dan perhitungan berbasis 10, menggunakan simbol angka 0, 1, 2, sampai 9. Saya tidak tahu bagaimana orang Romawi melakukan perhitungan dengan angka romawi. Apa perbedaan nol dan kosong? Saya asumsikan bahwa yang sebenarnya, kata nol sepadan dengan zero dalam bahasa Inggris. Kata ini mungkin serapan dari bahasa Belanda, nul, yang artinya zero. Dalam bahasa sehari-hari, sering nol dan kosong dipakai secara bergantian tanpa masalah. Misalnya, saat memberikan nomor telepon, kosong delapan satu kosong dua dan seterusnya atau nol delapan satu nol dua dan seterusnya. Kita memahaminya berdasarkan konteks. Dalam matematika, keduanya berbeda. Nol pada dasarnya adalah simbol dalam proses berhitung, sebagai angka atau digit. Dalam number theory, nol adalah bilangan yang memisahkan antara bilangan negatif dan positif. Konsep kosong atau empty (leeg, Bahasa Belanda) dalam pembelajaran matematika diperkenalkan dalam teori himpunan. Lebih mudahnya, kita bisa mengambil contoh sekumpulan hewan dalam kandang yang terdiri atas satu sapi, satu domba, dan satu keledai. Kumpulan hewan ini dalam bahasa matematika disebut sebagai himpunan. Sapi, domba, dan keledai kemudian disebut sebagai elemen dari himpunan hewan tersebut. Jika satu per satu hewan dikeluarkan sampai tidak ada hewan yang tersisa maka dalam bahasa Indonesia kita mengatakan, "kandangnya kosong", bukan "kandangnya nol". Dalam bahasa matematika, ketika kandang telah dikosongkan, himpunan hewan tersebut sekarang tidak punya elemen. Himpunan seperti ini disebut kosong. Kalau ditanya berapa jumlah elemen dari himpunan kosong, jawabannya adalah nol. Konsep kosong memiliki dimensi filosofis tersendiri. Konsep ini banyak dibahas dalam literatur filsafat matematika. Seberapa besar kontribusi AlKhawarizmi dalam matematika? Menurut saya, pertama, setiap zaman memiliki perannya masingmasing. Kedua, sejarah matematika sifatnya kumulatif. Artinya, capaian masa sekarang adalah konsekuensi dari capaian masa lalu, dan seterusnya. Ini karena teori matematika sifatnya definitif dan eksak. Kalau sudah terbukti benar maka selamanya benar. Kebenaran dalam matematika bisa dipakai untuk menurunkan teori baru dan seterusnya. Berbeda dengan teori dalam ilmu lainnya, seperti teori evolusi, teori relativitas Einstein, atau teori penciptaan alam semesta, di mana kebenarannya dapat dipertanyakan. Ketiga, sejarah matematika adalah bidang kajian tersendiri yang tidak semua matematikawan mengikuti perkembangannya. Ada perbedaan pendapat, misalnya, tentang perintis aljabar, apakah Al-Khawarizmi atau Deophentine. Akses literatur yang ada saat ini terbatas hingga tidak lebih dari 100 tahun ke belakang. Lebih dari itu, teori matematika yang ada lazimnya diterima sebagai kebenaran apriori saja. Karena, meminjam istilah ilmu hadis, kondisinya sudah mencapai mutawatir. Yang perlu diketahui, sudah mulai ada kesadaran sejarah di kalangan non-Muslim atas kontribusi ilmuwan Muslim pada peradaban modern. ed: wachidah handasah
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:52PM  

    khilafah - Social Mention
     
     
     
    Mengenal Penemu Angka Nol, Al-Khawarizmi Sebelumnya para ilmuwan menggunakan daftar yang membedakan satuan, puluhan, dan seterusnya. Jangan sepelekan angka nol. Bayangkan, apa jadinya jika deret angka hanya ada sembilan angka (1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9) saja tanpa nol? Tentu akan muncul permasalahan-permasalahan, misalnya, dari mana muncul angka puluhan, ratusan, ribuan, jutaan, atau puluhan juta? Nah, dengan adanya nol, semua permasalahan itu pun terpecahkan. Berkat angka nol, deret hitung menjadi semakin luas dan berfungsi sebagaimana mestinya. Selain fungsinya yang penting, angka nol juga mempunyai sejarah panjang. Dari manakah sebenarnya angka ini berasal? Dan, siapa pula penemunya? Mungkin banyak yang mengira, ilmuwan Eropalah penemunya. Sejatinya, angka nol justru ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Dia adalah Abu Ja'far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Ia lahir di Khawarizmi (sekarang Khiva), Uzbekistan, pada 194 H/780 M. Tak banyak informasi yang menjelaskan secara mendalam mengenai sosok dan riwayat hidup Al-Khawarizmi. Tetapi, sejarah singkatnya terdapat dalam kitab Al-Fihrist Ibn an- Nadim, yang juga menjelaskan karya-karya tulisnya. Di situ disebutkan, Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara tahun 813 hingga 833. Setelah Islam masuk ke Persia dan Baghdad menjadi pusat ilmu serta perdagangan, banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India mendatangi kota tersebut, termasuk Al-Khawarizmi. Di sana, ia menjadi bagian dari para ilmuwan yang bekerja di Bayt al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, khalifah ketujuh Dinasti Abbasiyah. Oleh guru besar studi Islam Temple University AS, Mahmoud Ayoub, Bayt al-Hikmah disebut sebagai institusi pendidikan tinggi pertama di dunia Islam dan juga Barat. Di lembaga ini, AlKhawarizmi belajar ilmu alam dan matematika, juga terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani. Dulu, sebelum Al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan menggunakan semacam daftar yang membedakan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Daftar yang dikenal sebagai abakus itu berfungsi menjaga setiap angka dalam bilangan agar tidak saling tertukar dari tempat atau posisi mereka dalam hitungan. Sistem tersebut berlaku hingga abad ke-12 M, ketika para ilmuwan Barat mulai memilih menggunakan raqm al-binji (angka Arab) dalam sistem bilangan mereka. Raqm albinji menggunakan angka "nol" yang diadopsi dari angka India, menghadirkan sistem penomoran desimal yang belum pernah digunakan sebelumnya. Nah, lewat buku pertamanya, AlMukhtasar fi Hisab al-Jabr wa alMuqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan), Al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol yang dalam bahasa Arab yang disebut shifr. Karya monumental itu juga membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh matematikawan Inggris, Fredrick Rosen, dan selanjutnya diedit dalam bahasa Arab pada 1939 oleh dua matematikawan Mesir, Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad. Sebelumnya, pada abad 12, karya tersebut juga diterjemahkan oleh seorang matematikawan asal Chester, Inggris, Robert (Latin: Robertus Castrensis), dengan judul Liber Algebras et Al-mucabola. Masih pada abad yang sama, buku berbahasa Latin itu kemudian diedit oleh matematikawan asal New York, LC Karpinski. Versi keduanya, De Jebra et Almucabola, ditulis oleh Gerard da Cremona (11141187), matematikawan dan penerjemah asal Italia. Buku yang ditulis Gerard itu disebut-sebut lebih baik dan bahkan mengungguli buku Fredrick Rozen. Dengan demikian, meski telah diperkenalkan pada pertengahan pertama abad ke-9, angka nol baru dikenal dan digunakan oleh kalangan ilmuwan Barat dua setengah abad kemudian. Menyusul diperkenalkannya angka nol oleh AlKhawarizmi maka untuk pertama kalinya nol digunakan sebagai pemegang tempat dalam notasi berbasis posisi. Dunia perlu berterima kasih pada ilmuwan yang satu ini karena dengan angka nol yang diperkenalkannya, bilangan 2012 dan 212 dapat dibedakan. Pada abad ke-12, matematikawan Muslim asal Spanyol, Ibrahim ibn Meir ibn Ezra, menulis tiga risalah mengenai angka yang membawa simbol-simbol India dan pecahan desimal ke Eropa hingga mendapatkan perhatian dari sejumlah ilmuwan di sana. Risalah berjudul The Book of The Number itu menjelaskan tentang sistem desimal untuk bilangan bulat dengan nilai tempat dari kiri ke kanan. Ibn Ezra menggunakan nol dengan sebutan galgal (yang berarti roda atau lingkaran). Selanjutnya, pada 1247, matematikawan Cina, Ch'in Chiu-Shao, menulis Mathematical Treaties in Nine Sections yang menggunakan simbol O untuk nol. Dan pada 1303, Zhu Shijie menggunakan simbol yang sama untuk nol dalam karyanya Jade mirror of the Four Elements. Sistem angka tersebut selanjutnya juga berkembang di Eropa. Al-Khawarizmi, ilmuwan yang berada di balik penemuan besar matematika abad ke-9 itu, wafat di Baghdad pada sekitar 850 M. Sistem Angka India Pada sekitar 500 M, matematikawan India, Aryabhata, merancang sistem angka yang belum memiliki nol. Sistem tersebut adalah sebuah sistem posisional dan Aryabhata menggunakan kata `kha' untuk menyebut sebuah posisi, yang kemudian mungkin digunakan sebagai nama untuk nol. Penjelasan lain tentang nol pada masa yang sangat awal ini adalah keberadaan bukti yang menunjukkan penggunaan titik dalam naskah-naskah lama India untuk menunjukkan tempat kosong dalam notasi posisi tersebut. Menariknya, di dalam dokumen-dokumen tersebut juga ditemukan simbol titik yang menunjukkan sesuatu atau bilangan yang tidak diketahui, yang kini biasa digambarkan dengan simbol "x". Para ilmuwan dan matematikawan India pada periode selanjutnya memiliki sejumlah nama untuk nol dalam angka-angka posisional, tetapi tetap tidak memiliki simbol untuknya. Catatan pertama tentang penggunaan nol di India ditulis pada abad ke-9. Tertulis pada sebuah prasasti dari lempengan batu, catatan tersebut berisi keterangan yang menunjukkan tahun 876 M. Prasasti itu berkaitan dengan Kota Gwalior, 400 km sebelah selatan Delhi, di mana (menurut prasasti tersebut) orang-orang India membuat taman berukuran 187x270 hasta. Taman tersebut menghasilkan bunga yang dapat dirangkai hingga menjadi 50 karangan bunga setiap harinya untuk dipersembahkan ke kuil setempat. Dalam prasasti tersebut, baik angka 270 maupun 50, ditulis dalam bentuk hampir sama dengan angka yang kita kenal sekarang. Hanya, angka nol berukuran lebih kecil dan diletakkan sedikit lebih tinggi dari angka lainnya. Hingga titik itu, menurut JJ O'Connor and EF Robertson dalam artikel A History of Zero, perkembangan itu tidak menunjukkan bahwa nol serta-merta menjadi kandidat alami sebuah angka. Terlebih, sejak periode-periode sebelumnya, angka adalah kata-kata yang mengacu pada sekumpulan objek. Permasalahan kemudian muncul ketika ilmuwan tertentu mencoba memperhitungkan nol dan angka angka negatif sebagai angka dalam interaksinya dengan operasi aritmatika, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Tiga orang matematikawan India, Brahmagupta, Mahavira, dan Bhaskara, berusaha menjawab permasalahan tersebut. Mereka mencoba menyelesaikannya dalam tiga buku berbeda yang menjadi karya penting di bidang matematika kala itu. Sementara itu, matematika India berkembang dengan pencarian status nol, sebuah kerajaan Islam, Dinasti Abbasiyah, berjaya. Kejayaan itu semakin lengkap dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa, yang diawali pada masa pemerintahan khalifah kelima Abbasiyah, Harun al-Rasyid. Dari kota Baghdad, Al-Rasyid memerintah kerajaan yang membentang luas dari Laut Tengah ke India itu. Ia membangun disiplin intelektual yang waktu itu belum berkembang di dunia Arab. Ketika ia wafat pada 809 M, dua putranya, yakni al-Amin dan alMa'mun, terlibat konflik bersenjata. Al-Ma'mun memenangi peperangan, sementara al-Amin tewas terbunuh pada 813 M. Al- Ma'mun lalu menjadi khalifah dan melanjutkan gerakan pembelajaran yang yang telah dilakukan ayahnya. Ia mendirikan sebuah akademi yang disebut Bayt al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan, di mana karya-karya filsafat dan ilmiah Yunani diterjemahkan. Dia juga membangun sebuah perpustakaan manuskrip sebagai tempat pengumpulan dan penyimpanan karya-karya penting Byzantium. Ia juga membangun sejumlah observatorium, tempat para astronom Muslim membangun pengetahuan dari apa yang mereka peroleh dari masyarakat pendahulu mereka. Ketika Al-Rasyid memimpin khilafah Abbasiyah, Al-Khawarizmi lahir. Selanjutnya, pada masa pemerintahan Al-Ma'mun, Al-Khawarizmi dan rekan-rekannya dari Banu Musa ikut ambil bagian di Bayt al-Hikmah. Di sana, Al-Khawarizmi menyumbangkan pikirannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Ia mendedikasikan dua naskahnya, sebuah risalah aljabar dan satu risalah astronomi, pada Khalifah al-Ma'mun. Risalah aljabar Hisab al-jabr w'alMuqabala menjadi karya terpenting Al-Khawarizmi yang menyumbangkan istilah "aljabar" bagi matematika. Al-Khawarizmi juga menulis sebuah risalah tentang angka Hindu-Arab. Teks Arab yang ditulisnya telah hilang, tetapi terjemahannya dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum berhasil memunculkan istilah matematika lainnya, "algoritma", yang berasal dari latinisasi nama AlKhawarizmi. Karya tersebut menjelaskan tentang sistem nilai tempat Hindu yang didasarkan pada angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0. GJ Toomer dalam Dictionary of Scientific Biography (New York, 19701990) mengatakan, "...sistem nilai tempat desimal merupakan temuan yang (kala itu) cukup baru di India dan karya Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali menjelaskannya secara sistematis. Jadi, meskipun sangat dasar, karya Al-Khawarizmi menjadi satu dari temuan penting yang akan terus berkembang..." Selain di bidang matematika, pengaruh naskah-naskah India bagi Al-Khawarizmi juga terlihat pada karyanya di bidang astronomi, Sindhind Zij. JJ O'Connor dan EF Robertson menjelaskan, naskah India yang menjadi dasar bagi karya tersebut merupakan satu pemberian dari sebuah misi politik India ke Istana Abbasiyah di Baghdad sekitar 770 M. Dari Matematika Hingga Astronomi Berawal dari matematika, Al-Khawarizmi memberi kontribusi bagi kemajuan banyak ilmu lain. Seperti satu dayungan yang melampaui beberapa pulau, sumbangan Al-Khawarizmi di bidang matematika berdampak positif bagi ilmu lainnya, seperti astronomi, geografi, bahkan komputer. Bahkan, selain menyumbangkan karya dan temuan monumental, ia juga menulis sejumlah karya kecil mengenai berbagai topik, seperti astrolabe, jam matahari, kalender Yahudi, juga sejarah politik berisi horoskop orang-orang penting. Mengenai ilmuwan Muslim yang satu ini, AA al'Daffa (1978) dalam The Muslim Contribution to Mathematics mengatakan, peringkat terdepan matematikawan sepanjang masa dipegang oleh Al-Khawarizmi. Dia, menurut al'Daffa, menyusun karya tertua tentang aritmatika dan aljabar yang merupakan sumber utama pengetahuan matematika selama berabad-abad. Hisab al-Jabr wa al-Muqabla dan Al-Jama' wa at-Tafriq bi Hisab alHind adalah dua karya terpenting Al-Khawarizmi di bidang matematika. Judul pertama banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat, penghitungan integrasi dan persamaan dengan 800 contoh berbeda, dan tanda negatif yang sebelumnya tidak dikenal bangsa Arab. Sedangkan, dalam AlJama' wa at-Tafriq, Al-Khawarizmi menjelaskan seluk-beluk kegunaan, termasuk angka nol, dalam kehidupan sehari-hari. Al-Khawarizmi juga memberikan sumbangan luar biasa bagi ilmu ukur sudut. Tabel ilmu ukur sudut al-Khawarizmi yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli Eropa memahami ilmu ini lebih jauh. Di luar matematika, Al-Khawarizmi dikenal sebagai astronom. Di bawah pemerintahan Khalifah Ma'mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran Bumi. Hasil pengukurannya hanya berselisih 2.877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang aktual, sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Di bidang yang sama, ia juga menyusun karya tentang penghitungan waktu berdasarkan bayangbayang matahari. Buku astronominya yang terkenal adalah Kitab Shurah al-Ardh (Buku Gambaran Bumi). Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya. Karyanya itu secara tidak langsung mengacu pada buku geografi yang disusun ilmuwan Yunani, Claudius Ptolomaeu, dengan sejumlah perbaikan di dalamnya. Penjelasan tentang koreksi tersebut terangkum dalam Zij as-Sindhind yang ditulis Al-Khawarizmi sebelum ia menulis Kitab Shurah alArdh. Tidak hanya itu, teori musik yang ditulis Al-Khawarizmi dalam salah satu buku matematikanya menunjukkan bahwa sang matematikawan adalah juga seorang adalah juga seorang ahli seni musik. Teori musiknya itu sampai ke Eropa dan dianggap sebagai pengenalan musik Arab ke dunia Latin. Teknologi modern Teknologi modern adalah bidang lain yang merasakan kebermanfaatan kontribusi Al-Khawarizmi. Seperti dipaparkan Dr Ibrahim B Syed (2011), aljabar dan algoritma memungkinkan pembangunan komputer dan pembuatan enkrip komputer dan pembuatan enkripsi. Menurutnya, industri teknologi modern tidak akan ada tanpa kontribusi matematikawan Muslim, seperti al-Khawarizmi. Dalam artikel berjudul "AlKhwarizmi: The Father of Algebra", Syed mengatakan bahwa pada abad ke-11, fondasi matematika Arab adalah salah satu yang terkuat di dunia. Dan, Al-Khawarizmi adalah salah seorang sarjana Muslim yang meletakkan dasar bagi renaisans dan revolusi Ilmiah Eropa. Para ahli matematika Muslim, termasuk Al-Khawarizmi, berhasil menemukan aljabar geometri dan membawanya ketataran yang canggih, yang mampu memecahkan persamaan derajat ketiga dan keempat. Penerjemahan karya-karya berbahasa Arab mereka ke berbagai bahasa Eropa membantu dunia menyaksikan tahap baru pengembangan ilmu matematika tersebut. Meski demikian, temuan Al-Khawarizmi mulanya tidak begitu saja diterima oleh dunia. Pada 1299, misalnya, hukum yang berlaku di Florence (Italia) melarang penggunaan angka yang dikembangkan Al-Khawarizmi sehingga hanya universitas yang berani menggunakannya. Meski demikian, pengaruhnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Barat menjadi tanda tak terhapuskan ketika karyanya dikenal luas di Eropa melalui terjemahannya dalam bahasa Latin. Setelah diperkenalkan di Eropa, karyanya menjadi teks standar matematika di universitas-universitas Eropa hingga abad ke-16. Pada abad yang sama, versi terjemahan dalam bahasa Inggris memunculkan istilah `algiebar', `almachabel', serta bentuk penamaan lainnya. Hingga akhirnya, istilah itu dipersingkat menjadi `algebra' atau aljabar. Sejumlah sumber yang dikutip Erwyn Kurniawan dalam artikel "Al-Khawarizmi: Penemu Bilangan Nol" (esq-news.com) menyebutkan, ilmu matematika di dunia Barat lebih banyak dipengaruhi karya AlKhawarizmi dibanding karya para penulis pada abad pertengahan. Al-Khawarizmi adalah Seorang Polymath Oleh: Prof Yogi Ahmad Erlangga Sejarah matematika membawa kita bertemu dengan banyak ilmuwan Muslim dengan kon tribusi pemikiran luar biasa. Meluasnya jazirah Islam di masa lampau yang menghubungkan wilayah Barat dan Timur, menurut Prof Yogi Ahmad Erlangga, memungkinkan pencapaian kemajuan peradaban Islam tersebut. Matematikawan Indonesia yang pada 2005 memecahkan rumus persamaan helmholtz itu mengajak umat menjadikan pencapaian luar biasa di era kejayaan Islam itu sebagai pembelajaran dan motivasi. "AlKhawarizmi adalah salah satu contoh teladan, agar kita juga bisa berkontribusi," ujar Asisten Profesor Bidang Matematika Universitas Alfaisal Arab Saudi itu kepada wartawan Republika, Devi A Oktavika, belum lama ini. Al-Khawarizmi dikenal sebagai tokoh yang mengenalkan angka nol dalam matematika. Seperti apa konsep bilangan yang diperkenalkannya itu? Simbol ini sebenarnya sudah dikenal sebelum Al-Khawarizmi. Peradaban India kuno sudah menggunakan nol sebagai digit, seperti dalam penulisan angka 10 atau 101, dan juga sebagai angka.

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:52PM  

    nasheed - Social Mention
     
     
     
    yr geo wale tu bari bari movies bana lete hn in ko tu pakistan ki film industry upr le kr jani caheye. wase souchne ki bat ha k tabsre k liye hamid mir aur tahir ashrafi ko hi kiyun bulaya giya aur jese hi phone on hua zaid hamid k khilaf sihru ho gaiye.aur sihru bi aise hue k in ko sb kuch pehle se hi pata tha. tahir ashrafi wo jo sahrab k nashe mn duht car cahlete hue pakra jata ha. ap ne kabi is k name pr gohr kiya ha geo from jew
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100001667607406&v=wall&story_fbid=597040830361498
    Nov 20th 2013, 21:15
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/7ZFKsF

     

--
Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie Mitglied der Google Groups-Gruppe "News2" sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out